KELAKAR
Memori
Oleh: Gatot Zakaria Manta | Desain : Afrizal Fajar
T
iba-tiba saja saya bisa membuka laci
memori dan mengingat sebuah puisi dari
belasan tahun yang lalu. Majalah yang
memuatnya masih ada sampai sekarang,
meski ia telah beralih sepenuhnya ke
bentuk online, alih-alih tetap bertahan sebagai
media cetak. Terakhir saya berkunjung ke situsnya,
halamannya dipenuhi cerpen dan tips-tips menulis.
Kadang saya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang
menjaga ingatan seseorang tetap langgeng?, Lantas
mengapa ingatan saya, —saya tak mau menyebut
itu sebagai kehendak pribadi—memilih mengingat
56 | DIMENSI
“
“
Negeri ini barangkali lebih dari “manusia”
daripada manusia-manusia yang ada di
dalamnya
sebuah puisi, bukannya nama kepala sekolah atau
guru olah raga saya di sekolah dasar?, Meskipun
dalam kasus puisi ini, saya hanya bisa mengingat
judul dan baris terakhirnya.
Suryabrata, seorang psikolog, mendefinisikan
memori atau ingatan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesankesan. Seseorang yang sanggup menerima dan
menyimpan peristiwa mungkin bisa disebut sebagai
pengingat yang baik. Saya membayangkan dunia
dipenuhi para pengingat yang baik—orang-orang
seperti Dominic Brian, si jenius pengingat angka—