Majalah Cakrawala Edisi 425 Tahun 2015 25 | Page 17
Kondisi pesawat akhirnya memang ditemukan
berada di lokasi titik potensi yang ditentukan kapal
Geo Survei dan Dishidros. Kondisi pesawat terbelah
menjadi empat bagian besar. Saat dilakukan penyelaman
lanjutan, ada 26 mayat yang berada di body pesawat
sebagian besar masih menempel di tempat duduk
terikat safety belt. Ada juga yang mengapung di kabin
pesawat.
“Satu persatu kita lepaskan, sebagian besar memang
sudah tidak utuh lagi. Tidak sulit melepaskan mayatmayat itu karena tinggal lepas saftey beltnya mayat
langsung mengambang dan naik ke permukaan karena
memang sudah rusak dan membesar,” timpal Serma
Oo Sudarna.
Tim melanjutkan mencari black box yang
menyimpan rekaman percakapan pesawat ini. Ternyata
black box yang seharusnya menempel di bagian ekor
sudah tidak ada dan ditemukan berada di bagian body
pesawat.
Langkah selanjutnya dilakukan evakuasi dengan
upaya pengangkatan bangkai pesawat. Ketegangan
pun mulai muncul lagi. Apalagi saat itu Panglima TNI
merapat dan menunggui di perairan Laut Jawa di KRI
Banda Aceh-593. Semakin tegang ketika Panglima TNI
meminta target waktu bahwa pesawat bisa dipastikan
posisinya dan kemungkinan pengangkatan.
“Saya sempat diminta paparan di depan Panglima
dan para Jenderal lain di KRI Banda Aceh-593 yang jadi
kapal markas. Saya diminta menggambarkan sampai
akhirnya mendapat teguran dari salah satu Jenderal. Kirakira saya ditegur, kok gambarmu jelek begitu,” Serma
Oo Sudarna menirukan Jenderal yang menegurnya.
Karena saat itu dia sudah berusaha menggambarkan
apa yang dilihatnya, secara spontan dia menjawab
bahwa ini kondisi sebenarnya. “Kalau mau gambar
pesawatnya bagus, ya pesawat baru yang tenggelam,”
jawabnya yang justru mengendorkan ketegangan. “Saya
saat itu benar-benar tidak sadar sedang presentasi di
depan para Jenderal, tapi beliau justru tertawa semua.”
tambah Serma Oo Sudarna yang sering diminta untuk
menjadi instruktur selam.
Tahapan demi tahapan dilalui hingga pengangkatan
bangkai pesawat. Tim ini pula yang harus mengikat
dan memikirkan bagaimana bangkai pesawat itu bisa
terangkat ke permukaan. Ada untungnya gelombang
memudahkan pengangkatan hingga potongan pesawat
terangkat dengan diapungkan menggunakan balon.
Setelah itu baru memikirkan bagaimana bisa terangkat
hingga atas kapal setelah sampai di permukaan.
Kurang dan Lebih
Dari peristiwa itu banyak hal yang terungkap baik
kekurangan maupun kelebihan. Kekurangan tim
adalah peralatan yang tidak semua dimiliki sehingga
harus saling mengisi satu sama lain. Misalnya crane
besar yang diperlukan untuk pengangkatan bangkai
pesawat dari permukaan harus mendatangkan milik
swasta. Keterlibatan personel Dishidros yang memang
menguasai bidang survey sehingga ketika mencari titik
koordinat yang sudah ditandai dengan sinyal, mudah
mengidentifikasinya.
Dengan situasi kerja seperti saat itu pada prinsipnya
juga bisa disimpulkan bahwa bangsa ini sebenarnya
tidak kalah dari