Majalah Cakrawala Edisi 425 Tahun 2015 25 | Page 11

berada di dasar laut kondisi penyelam sudah seperti bendera yang berkibar, artinya kalau pegangan dilepaskan maka mereka akan hanyut terbawa arus. Kondisi dasar laut yang berlumpur juga sangat mempengaruhi jarak pandang para penyelam, bahkan terkadang visibility “zero” atau “nol”. Artinya mereka tidak bisa melihat sama sekali lingkungan sekitar dan hanya bisa diraba. Hal ini sangat membahayakan di mana serpihan pesawat yang didapati memiliki ujung yang tidak beraturan dan sangat tapukul, riskan untuk keselamatan dan keamanan mereka. Untuk itulah tiap sore/ malam sebelum melaksanakan kegiatan keesokanharinya kita melaksanakan briefing tentang rencana kegiatan besok pagi, sekaligus evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan pada hari ini. Kendala selanjutnya adalah alat komunikasi yang terbatas. Tidak semua unsur yang berada di lapangan memiliki sarana komunikasi berupa Hp satelit atau dipasang batas untuk penguat sinyal telepon seluler. Kalaupun ada, terkadang masih terpengaruh oleh kondisi cuaca sehingga komunikasi kurang lancar. Alat komunikasi tersebut kita gunakan untuk koordinasi antar kapal, dengan pilot pesawat dan pangkalan terdekat serta personel lainnya yang berkaitan dengan kegiatan SAR ini. Satgas ini merupakan Satgas BKO Basarnas dan melibatkan banyak negara, tentara dan juga kapal perang negara asing. Bagaimana koordinasi dilakukan. Apakah ada kendala dalam koordinasi? Sejauh ini semuanya dapat dilaksanakan dengan baik, kita dapat melaksanakan koordinasi dengan unsur-unsur baik intern TNI AL, instansi terkait dan juga kapal perang asing menggunakan fasilitas radio komunikasi yang ada di kapal, bahkan dalam suatu kesempatan beberapa personel kapal perang Jepang (JS) Japan Ship Takanami datang ke KRI BAC-593 pada saat lego jangkar di area jatuhnya pesawat, selanjutnya melaksanakan koordinasi mengenai kegiatan heli deck party/prosedur pengoperasian helikopter mereka di atas KRI BAC-593 bila suatu saat dilakukan. Selain itu ada juga helikopter Amerika yang landing di KRI BAC-593 yaitu Sea Hawk dari kapal perang USS Sampson. Kita juga melaksanakan pembagian sektor patroli terhadap seluruh unsur laut selama kegiatan berlangsung dengan lancar. Berapa personel yang terlibat langsung di bawah kendali KRI Banda Aceh-593 di luar ABK? Kurang lebih 175 personel terdiri dari: Armabar, Guskamla Armabar, Kopaska Armabar, Denjaka, Taifib, Dislambair Barat, Dislambair Timur, crewheli Puspenerbal, Dishidros, Dispenal, Dispen Kolinlamil, Sintel Kolinlamil, Diskes Kolinlamil, Tim SAR TNI AL Juanda, BPPT, wartawan beberapa media dan operator Telkomsel. Keseluruhan dengan ABK KRI kurang lebih 300 orang. Karena lamanya operasi di laut, apa ada kendala logistik? Sebelum berangkat melaksanakan operasi