Majalah Cakrawala Edisi 425 Tahun 2015 25 | Page 12

wawancara 12 yang terdiri dari FDR dan CVR. Meskipun belum keseluruhan korban berhasil ditemukan, namun paling tidak sebagian sudah berhasil kita evakuasi dari laut menggunakan beberapa helikopter yang onboard di KRI BAC-593 baik helikopter TNI AL, Basarnas maupun US Navy untuk selanjutnya dibawa ke darat yaitu Pangkalanbun, kemudian diterbangkan ke Surabaya untuk proses identifikasi lanjut dan diserahkan kepada pihak keluarganya. Mudah-mudahan penemuan black box oleh pihak KNKT dapat memberikan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejadian kecelakaan tersebut. Yang paling membanggakan adalah pengakuan dunia internasional tentang kinerja Tim SAR Indonesia atas keberhasilan yang dicapai dalam kurun waktu yang singkat. Dari operasi SAR yang telah dilakukan, apa yang kurang dari TNI AL? Ke depan mungkin kita perlu memiliki sarana dan prasarana yang lebih memadai lagi, misal radio komunikasi beserta peralatan pendukung lainnya di masing-masing kapal sehingga kita bisa melaksanakan komunikasi dengan lancar layaknya di darat, kemudian penambahan beberapa peralatan sensor bawah air termasuk ping detektor yang kemarin sangat membantu keberhasilan penemuan black box, dan yang tak kalah penting adalah pelatihan SAR kepada seluruh personel di manapun bertugas mengingat negara kita sangat berpotensi terjadinya bencana, baik bencana alam maupun kecelakaan transportasi. Adakah kelebihan TNI AL yang terjun dalam operasi itu? Biarlah masyarakatlah yang menilai. Yang saya dengar adalah pernyataan dari tim penyelam negara lain yaitu Rusia yang saat itu sama-sama di daerah operasi dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrim, namun para tim penyelam gabungan TNI AL tetap masuk ke dalam air untuk melaksanakan tugasnya, ini bukan bonek, namun semuanya penuh perhitungan. Sehingga tak heran bila tim penyelam Rusia yang tidak sempat masuk ke dalam air berkata “Indonesian Diver is Crazy”. Itulah kekaguman dari mereka di lapangan. Disaat kondisi cuaca ekstrim saat operasi, hanya KRI yang mampu bertahan di sana, sebagian kapal-kapal lainnya berlindung dari gelombang dan badai ke teluk-teluk atau pantai yang aman. Itupun pemberitaan dari para wartawan yang onboard di beberapa KRI, jadi bukan pernyataan saya pribadi. Dari teknologi SAR, apa Indonesia/TNI AL memiliki fasilitas yang memadai? Untuk menghadapi kemungkinan kegiatan serupa di masa mendatang, apa-apa yang sudah kita miliki perlu kita lengkapi lagi dan tingkatkan kemampuannya. Semuanya didasarkan hasil evaluasi kegiatan. Seperti apa kira-kira kebutuhannya, mungkin kita bisa mengacu kepada beberapa negara lain baik di kawasan Asean maupun lainnya yang memiliki peralatan cukup lengkap dan modern. Adakah keluhan ataupun pujian dari pasukan lain? Keluhan tidak ada, sebagian pujian sudah saya sampaikan di atas. Yang dari media internasional lainnya silahkan browsing di internet, sepertinya banyak juga apresiasi dari mereka atas kinerja Tim SAR Indonesia. Adakah keluhan/kesulitan dari anggota yang bertugas, mengenai sarana/prasarana? Tidak ada sama sekali. Saya salut dengan seluruh ABK KRI BAC-593 beserta seluruh Tim SAR di lapangan. Kita akui bahwa masih ada beberapa kekurangan sarana dan prasarana, namun personel kita tidak pernah habis akal. Apapun bisa mereka lakukan dalam menghadapi kendala yang ada. Contohnya, saat kita kekurangan kantong mayat, banner-banner di kapal mereka potong menjadi beberapa bagian untuk membungkus jenazah yang dievakuasi dari laut ke atas kapal kita agar tidak ada bagian-bagian yang terpisah dan memberikan rasa nyaman bagi crew helikopter yang akan menerbangkan ke darat. Sesampai di sana baru disempurnakan lagi. Apa apresiasi masyarakat maupun pemerintah terhadap Tim, khususnya KRI Banda Aceh-593? Saat awal kita berangkat dari Jakarta menuju daerah operasi, saya briefingkan kepada seluruh personel yang onboard baik militer maupun para wartawan media massa, bahwa saat ini kita sedang melaksanakan kegiatan