Majalah AKSI Edisi 1 No.2 / 2013 | Page 67

KRITIK SENI KRITIK SENI Oleh German G.Mintapradja, S.Sn. Vice Dean III – FFTV IKJ Belajar itu pada dasarnya adalah membaca dan menulis. Jadi mari kita menulis karena sudah dapat dikatakan membaca mendapat porsi dan ruang lebih ketimbang menulis. Menulis yang justru amat sangat kurang, mungkin sejak zaman para nabi dimana ada hikayat yang menceritakan bagaimana rasulullah disuruh membaca, dengan kalimat awal Iqra atau bacalah, yang diperintahkan oleh Tuhan melalui malaikat kepada rasul dan sejak saat itu ternyata membaca itu lebih efektif ketimbang menulis. Lihat dan perhatikan, sebagian besar umat muslim lebih menguasai bacaan ketimbang tulisan. Kritik haruslah ada setelah lahir proses penciptaan dalam berkarya tentu ada penikmat atau penonton dari karya seni tersebut. Dan kritik sangat diperlukan, tidak saja sebagai penyeimbang antara karya seni dan masyarakat penikmat atau penonton tadi tetapi juga sebagai bagian dari keutuhan karya itu sendiri. Kritik pada dasarnya bisa juga digunakan Majalah AKSI | 67 sebagai gambaran umum yang bisa digunakan bagi para penikmat seni dan masyarakat awam untuk melihat dan membaca suatu karya seni. Kritik seni sebagai ilmu pengetahuan terdiri atas kumpulan teori sebagai hasil pengkajian yang diteliti oleh pakar estetika dan pakar teori seni. Teori kritik seni mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan persyaratan dan metodologi yang diperlukan dalam kegiatan mengapresiasi dan menilai karya seni. Ada berbagai macam definisi dari kritik itu sendiri. Menurut Seodjipto (1991), arti kata kritik adalah suatu cara atau metoda untuk membahas, menimbang, mengamati, membandingkan, memilah-milah (menyeleksi), mengulas, mengurai, menafsir, meninjau, komentar, menelaah, menilai, mengevaluasi dan mengkaji. Lebih lanjut W.H. Hudson mengatakan bahwa istilah kritik dalam arti yang tajam adalah penghakiman (judgment). Kritikus pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki kepandaian khusus dan mengalam i pendidikan untuk menelaah suatu karya. Memeriksa kebaikan dan cacat, lalu mengatakan pendapat itu. Selanjutnya Hudson mengatakan adanya kritikan yang mengutamakan memuji dan mencari kebaikan dan ada yang mengutamakan mencari cacat melulu. Edmund Burke Feldman membedakan jenis kritik seni atas: Kritik Seni Jurnalistik Kritik Seni Jurnalistik disajikan kepada pembaca surat kabar dan kebanyakan ditulis oleh wartawan seni. Biasanya tampil sebagai resensi, ulasan atau Pemberitaan. Menurut Feldman, kritik jurnalistik termasuk kategori berita. Kritik Seni Pedagogik Kritik Seni Pedagogik biasanya diterapkan dalam proses belajar mengajar dan bertu- Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013