Great ISS November 2019 | Página 18

GREAT LEADER Mengukir Karakter Anak Bangsa Sejak Usia Dini Ratna Megawangi, Pelopor Pendidikan Holistik Berbasis Karakter ‘Karakter adalah nasib. Karakter akan membentuk nasib seseorang, begitupun nasib keseluruhan masyarakat. Namun karakter yang baik tidaklah terbentuk dalam seminggu ataupun sebulan, melainkan tertanam dalam sehari demi sehari, sedikit demi sedikit. Butuh kesabaran dan upaya yang terus-menerus dalam mengembangkan karakter baik yang dibutuhkan.’ Falsafah dari Heraclitus, filsuf asal Yunani ini menjadi salah satu alasan di balik keyakinan seorang Ratna Megawangi pada pekerjaannya. Sang pelopor metode Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) ini tahu benar bahwa terdapat proses yang harus dilalui untuk menjadi manusia yang berkarakter. Suatu proses yang tidak sekadar menghafal, tetapi lebih dari itu. Dimulai dari ‘mengetahui’ kebaikan, maka akan timbul rasa ‘mencintai’ kebaikan, lalu munculah dorongan kuat untuk ‘melakukan’ kebaikan (Knowing, Loving, and Acting the Good). Menurutnya, membentuk karakter berarti mengukir manusia menjadi konsisten antara pikiran, hati, dan tindakan nyata. Berangkat dari kekhawatirannya terhadap karakter anak bangsa pasca peristiwa kerusuhan di tahun 1998, Ratna bersama suaminya, Sofyan A. Djalil (saat ini Menteri ATR/BPN) kemudian menginisiasi Yayasan Warisan Luhur Indonesia atau lebih dikenal dengan ‘Indonesia Heritage Foundation’ (IHF). IHF resmi didirikan pada tahun 2001. “Kita (sebagaimana umumnya) orang-orang Indonesia, sudah tahu nilai-nilai agama dan moral, dimana semuanya itu baik. Orang Indonesia sudah pasti tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi kenapa kok 18 Vol. 4 - No. 15 | November 2019 masih melakukan hal-hal seperti penjarahan dan pengrusakan? Pasti ada something wrong. Kenapa sudah tahu (hal yang baik), tapi tidak bisa melaksanakan?” ungkap Ratna. Sebagai pribadi yang dikenal sederhana dan memiliki tingkat intelektualitas tinggi, Ratna mempunyai mimpi dan idealisme besar dalam membangun bangsa. Di Sekolah Karakter --sekolah di bawah naungan IHF--, lulusan pascadoktoral dari Tufts University, Medford, Amerika Serikat ini kemudian menerapkan metode PHBK yang bertujuan untuk mengembangkan semua dimensi manusia. Titik berat dari metode PHBK ini adalah penanaman “9 Pilar Karakter.” Konsep ini bertujuan membentuk karakter anak sejak usia dini, sebab karakter yang baik akan menunjang pengembangan berbagai dimensi kecerdasan manusia. “Karena kalau karakternya sudah terbangun di usia dini, hal itu tidak akan hilang. Akan masuk ke alam bawah sadar, (karena) 90% perilaku (manusia) itu dikendalikan oleh alam bawah sadar. Anak-anak yang dari kecilnya penuh kasih sayang, sekolahnya menyenangkan, nggak stress, orang tua pun