Great ISS November 2019 | Page 13

SPOTLIGHT ok, besok nggak ok. Kita terlalu stricht bahwa harus begini, harus begitu. Nggak bisa. Tapi terlalu lembek juga nggak bisa,” tegas Dwisnu. Para karyawan didorong untuk tidak sebatas tahu atau knowing saja, tetapi juga untuk memiliki kebanggaan sebagai pelaku profesi atau being. Seiring proses yang mereka jalani sehari-hari, jiwa kepemimpinan pun muncul dengan sendirinya hingga mereka dapat mengakui kebanggaannya sebagai orang Indonesia dan membuktikan dirinya, I’m proud to be Indonesian. Adalah dengan Service With A Human Touch atau biasa disingkat dengan SWAHT, sebuah konsep pelayanan jasa yang berfokus pada manusia, yang mereka jalani. Pelayanan ini tidak akan tergantikan oleh mesin, robot, ataupun kemajuan teknologi informasi. Tanpa mengharapkan pamrih karena tulus menjalani profesi, SWAHT sejatinya mampu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka, menegaskan tujuan hidup mereka dengan kebanggaan terhadap diri sendiri dan profesi yang dijalaninya. Para frontliners yang berinteraksi langsung dengan klien/pelanggan ini juga dipersiapkan untuk menjadi agent of transformation. Karakter positif dalam melayani diyakini dapat menularkan kebiasaan dan pengaruh baik. Karakter positif mampu mentransformasikan tempat-tempat bekerja dan berkegiatan klien/pelanggan, bahkan transformasi budaya masyarakat dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku terhadap lingkungan di sekitarnya. Vol. 4 - No. 15 | November 2019 13