SPOTLIGHT
ok, besok nggak ok. Kita terlalu stricht
bahwa harus begini, harus begitu. Nggak
bisa. Tapi terlalu lembek juga nggak bisa,”
tegas Dwisnu.
Para karyawan didorong untuk tidak
sebatas tahu atau knowing saja, tetapi
juga untuk memiliki kebanggaan sebagai
pelaku profesi atau being. Seiring proses
yang mereka jalani sehari-hari, jiwa
kepemimpinan pun muncul dengan
sendirinya hingga mereka dapat mengakui
kebanggaannya sebagai orang Indonesia
dan membuktikan dirinya, I’m proud to be
Indonesian.
Adalah dengan Service With A Human
Touch atau biasa disingkat dengan SWAHT,
sebuah konsep pelayanan jasa yang
berfokus pada manusia, yang mereka jalani.
Pelayanan ini tidak akan tergantikan oleh
mesin, robot, ataupun kemajuan teknologi
informasi. Tanpa mengharapkan pamrih
karena tulus menjalani profesi, SWAHT
sejatinya mampu memberikan kebahagiaan
tersendiri bagi mereka, menegaskan
tujuan hidup mereka dengan kebanggaan
terhadap diri sendiri dan profesi yang
dijalaninya.
Para frontliners yang berinteraksi
langsung dengan klien/pelanggan ini
juga dipersiapkan untuk menjadi agent
of transformation. Karakter positif dalam
melayani diyakini dapat menularkan
kebiasaan dan pengaruh baik. Karakter
positif mampu mentransformasikan
tempat-tempat bekerja dan berkegiatan
klien/pelanggan, bahkan transformasi
budaya masyarakat dalam berpikir,
bersikap, dan berperilaku terhadap
lingkungan di sekitarnya.
Vol. 4 - No. 15 | November 2019
13