Great ISS November 2017 | Page 7

PROFIL CERITA SAMPUL Indonesia, Universitas Bina Nusantara dan Universitas Prasetiya Mulya. Di bagian akhir percakapan dengan majalah GREAT, Chef Herdi dengan lugas menguraikan arti sebuah kesuksesan bagi dirinya dan juga tim yang ia pimpin. “Bagi saya, sukses itu bila kita bisa mengatasi keluhan dari klien, sambil terus menghasilkan penjualan atau revenue, layaknya seorang salesman,” ujar Chef Herdi yang bercita- cita ingin membuka usaha wedding organizer dan jasa catering saat pensiun kelak. “Prinsip saya, jangan pernah turunkan kualitas makanan” Herdiansyah Sepuluh tahun malang melintang di industri catering, tak menyurutkan rasa haus Chef Herdi mengasah kemampuan dalam hal food production hingga membawanya ke sektor industri baru di luar industri perhotelan yang selama ini ia kenal, yaitu pertambangan serta minyak & gas. “Di tambang, kebanyakan orangnya keras-keras dan banyak komplen. Di sana makanan tidak boleh telat; lama sedikit, bisa-bisa piring melayang,” ujar Chef Herdi saat menceritakan pengalaman seru di waktu lampau. Namun, seiring waktu berjalan, cakrawala pemahaman konsep kepemimpinan Chef Herdi pun berubah. Ia tahu benar, bahwa untuk sukses tak hanya kemampuan teknis yang perlu terus ditingkatkan, namun juga kemampuan manajerial, agar kelak dapat menjadi sosok pemimpin teladan. Gayung pun bersambut. Pada 2016 lalu, Chef Herdi mendapatkan kesempatan mengikuti program pengembangan kepemimpinan dan manajemen yang diadakan ISS Indonesia, melalui kolaborasi dengan tiga universitas ternama di Indonesia yaitu Universitas Tak hanya itu, Chef Herdi pun senantiasa bersemangat untuk senantiasa menjaga integritas dalam kesehariannya. “Buat produk makanan yang tidak hanya enak, namun juga aman, sehat, dan cukup (kuantitasnya) bagi klien. Bikin klien senang, apapun (menu) yang kita berikan. Asal klien senang, mereka pasti bisa terima,” ujarnya dengan penuh semangat, sambil menutup percakapan. Emak, Sosok Inspirasi Abadiku Benarlah kata peribahasa bahwa kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Perwujudan kasih ibu terasa sangat kuat dalam kehidupan Bang Jos – demikain Chef Herdi biasa dipanggil di lingkungan tempat tinggalnya dulu. “Emak selalu mengingatkan kami semua, anak- anaknya, untuk memulai sesuatu dengan doa, jangan lepas dari doa,” kenang Chef Herdi dengan suara terbata-bata dan mata berkaca-kaca. Kedisiplinan waktu yang senantiasa ditanamkan almarhumah ibunda pada awalnya dirasakan sebagai suatu hal yang merepotkan oleh Chef Herdi. Namun seiring waktu bergulir, Chef Herdi menyadari bahwa tanpa kedisiplinan waktu hidupnya takkan berarti. Selalu memberi, berbagi, dan memperhatikan keluarga serta lingkungan sekitar adalah juga karakter ibunda yang terus ditiru dan diturunkan Chef Herdi kepada anak-anaknya. Sang emak jugalah yang senantiasa mengingatkan ketujuh anaknya agar terus menggali ilmu pengetahuan di mana pun mereka berada. Kemurnian kasih dari sosok ibu ini tak hanya terasa oleh ketujuh anaknya, tapi juga doleh semua menantu dan cucunya. “Emak kalo masak selalu banyak, takut kalo anak cucunya datang. Bukan hanya lebaran, namun di hari biasa juga kadang gitu,” urai Chef Herdi mengenang ibunya. Ditambahkan pula bahwa emak tidak pernah menghentikan berkah yang diterimanya hanya pada dirinya sendiri, tapi selalu diteruskan kepada orang lain. “Waktu pertama gajian, saya kasih uang gaji itu ke emak... ehhh uang itu malah dikasih ke anak-anak saya,” ujar Chef Herdi sambil tersenyum simpul. “Rasanya baru sebentar saya mengabdi sama emak. Saya bertekad apa yang sudah saya terima dari emak akan saya teruskan ke anak-anak saya,” janji Chef Herdi pada dirinya sendiri. Vol. 2 - No. 07 | November 2017 | GREAT ISS 7