PROFIL CERITA SAMPUL
Indonesia, Universitas Bina Nusantara dan
Universitas Prasetiya Mulya.
Di bagian akhir percakapan dengan majalah
GREAT, Chef Herdi dengan lugas menguraikan
arti sebuah kesuksesan bagi dirinya dan juga tim
yang ia pimpin. “Bagi saya, sukses itu bila kita
bisa mengatasi keluhan dari klien, sambil terus
menghasilkan penjualan atau revenue, layaknya
seorang salesman,” ujar Chef Herdi yang bercita-
cita ingin membuka usaha wedding organizer
dan jasa catering saat pensiun kelak.
“Prinsip saya, jangan pernah
turunkan kualitas makanan”
Herdiansyah
Sepuluh tahun malang melintang di industri
catering, tak menyurutkan rasa haus Chef
Herdi mengasah kemampuan dalam hal food
production hingga membawanya ke sektor
industri baru di luar industri perhotelan yang
selama ini ia kenal, yaitu pertambangan serta
minyak & gas. “Di tambang, kebanyakan
orangnya keras-keras dan banyak komplen. Di
sana makanan tidak boleh telat; lama sedikit,
bisa-bisa piring melayang,” ujar Chef Herdi saat
menceritakan pengalaman seru di waktu lampau.
Namun, seiring waktu berjalan, cakrawala
pemahaman konsep kepemimpinan Chef Herdi
pun berubah. Ia tahu benar, bahwa untuk
sukses tak hanya kemampuan teknis yang perlu
terus ditingkatkan, namun juga kemampuan
manajerial, agar kelak dapat menjadi sosok
pemimpin teladan. Gayung pun bersambut.
Pada 2016 lalu, Chef Herdi mendapatkan
kesempatan mengikuti program pengembangan
kepemimpinan dan manajemen yang diadakan
ISS Indonesia, melalui kolaborasi dengan tiga
universitas ternama di Indonesia yaitu Universitas
Tak hanya itu, Chef Herdi pun senantiasa
bersemangat untuk senantiasa menjaga integritas
dalam kesehariannya. “Buat produk makanan
yang tidak hanya enak, namun juga aman, sehat,
dan cukup (kuantitasnya) bagi klien. Bikin klien
senang, apapun (menu) yang kita berikan. Asal klien
senang, mereka pasti bisa terima,” ujarnya dengan
penuh semangat, sambil menutup percakapan.
Emak, Sosok Inspirasi Abadiku
Benarlah kata peribahasa bahwa kasih ibu
sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.
Perwujudan kasih ibu terasa sangat kuat dalam
kehidupan Bang Jos – demikain Chef Herdi biasa
dipanggil di lingkungan tempat tinggalnya dulu.
“Emak selalu mengingatkan kami semua, anak-
anaknya, untuk memulai sesuatu dengan doa,
jangan lepas dari doa,” kenang Chef Herdi dengan
suara terbata-bata dan mata berkaca-kaca.
Kedisiplinan waktu yang senantiasa ditanamkan
almarhumah ibunda pada awalnya dirasakan
sebagai suatu hal yang merepotkan oleh Chef
Herdi. Namun seiring waktu bergulir, Chef Herdi
menyadari bahwa tanpa kedisiplinan waktu
hidupnya takkan berarti.
Selalu memberi, berbagi, dan memperhatikan
keluarga serta lingkungan sekitar adalah juga
karakter ibunda yang terus ditiru dan diturunkan
Chef Herdi kepada anak-anaknya. Sang emak
jugalah yang senantiasa mengingatkan ketujuh
anaknya agar terus menggali ilmu pengetahuan
di mana pun mereka berada.
Kemurnian kasih dari sosok ibu ini tak hanya
terasa oleh ketujuh anaknya, tapi juga doleh
semua menantu dan cucunya. “Emak kalo masak
selalu banyak, takut kalo anak cucunya datang.
Bukan hanya lebaran, namun di hari biasa
juga kadang gitu,” urai Chef Herdi mengenang
ibunya. Ditambahkan pula bahwa emak tidak
pernah menghentikan berkah yang diterimanya
hanya pada dirinya sendiri, tapi selalu diteruskan
kepada orang lain. “Waktu pertama gajian, saya
kasih uang gaji itu ke emak... ehhh uang itu malah
dikasih ke anak-anak saya,” ujar Chef Herdi sambil
tersenyum simpul.
“Rasanya baru sebentar saya mengabdi sama
emak. Saya bertekad apa yang sudah saya terima
dari emak akan saya teruskan ke anak-anak saya,”
janji Chef Herdi pada dirinya sendiri.
Vol. 2 - No. 07 | November 2017 | GREAT ISS
7