LIPUTAN KHUSUS
melalui bisnis catering-nya. Terbukti, dua
tahun sesudah itu, yaitu 2009, ISS Indonesia
merambah ke sektor migas dan geothermal
di pulau Jawa, Sumatera, Papua, dan Natuna.
Namun industri pertambangan memiliki
dinamika tersendiri. Pada 2012, saat
bisnis pertambangan mulai menurun dan
berdampak ke sektor migas ketika beberapa
lokasi tambang di Kalimantan mulai tutup,
ISS Indonesia pun mulai melakukan ekspansi.
Awal 2016, ISS Indonesia memperluas
layanan ke industri manufaktur. PT Kangar
Consolidated Industries dan PT Cemindo
Gemilang - yang terkenal dengan Semen
Merah Putih - menjadi dua klien pertama
ISS Indonesia di industri ini. Tak puas hanya
di situ, ISS Indonesia pun berinovasi untuk
mendapatkan kembali kontrak-kontrak
besar yang dahulu pernah didapatkan dari
industri pertambangan. Akhirnya, konsep
baru pun meluncur, yaitu city satellite
catering, yang membuat ISS Indonesia bisa
memproduksi hingga 6,000-7,500 meal per
hari dari dapur ISS Indonesia di Halim.
Transformasi tak berujung
Dwi Yanto, Senior Operation Manager,
berpendapat bahwa untuk menyikapi tren
bisnis yang dinamis, tidak bisa berpangku
tangan dan lekas berpuas diri. “Kita perlu
melakukan transformasi tanpa henti, tak
berujung. Secara internal, selain melakukan
Vol. 2 - No. 07 | November 2017 | GREAT ISS
13