Great ISS November 2017 | Page 13

LIPUTAN KHUSUS melalui bisnis catering-nya. Terbukti, dua tahun sesudah itu, yaitu 2009, ISS Indonesia merambah ke sektor migas dan geothermal di pulau Jawa, Sumatera, Papua, dan Natuna. Namun industri pertambangan memiliki dinamika tersendiri. Pada 2012, saat bisnis pertambangan mulai menurun dan berdampak ke sektor migas ketika beberapa lokasi tambang di Kalimantan mulai tutup, ISS Indonesia pun mulai melakukan ekspansi. Awal 2016, ISS Indonesia memperluas layanan ke industri manufaktur. PT Kangar Consolidated Industries dan PT Cemindo Gemilang - yang terkenal dengan Semen Merah Putih - menjadi dua klien pertama ISS Indonesia di industri ini. Tak puas hanya di situ, ISS Indonesia pun berinovasi untuk mendapatkan kembali kontrak-kontrak besar yang dahulu pernah didapatkan dari industri pertambangan. Akhirnya, konsep baru pun meluncur, yaitu city satellite catering, yang membuat ISS Indonesia bisa memproduksi hingga 6,000-7,500 meal per hari dari dapur ISS Indonesia di Halim. Transformasi tak berujung Dwi Yanto, Senior Operation Manager, berpendapat bahwa untuk menyikapi tren bisnis yang dinamis, tidak bisa berpangku tangan dan lekas berpuas diri. “Kita perlu melakukan transformasi tanpa henti, tak berujung. Secara internal, selain melakukan Vol. 2 - No. 07 | November 2017 | GREAT ISS 13