ISS SCHOOL OF LIFE
Dodi Eka Saputra
SOSOK LEADER YANG
JUJUR DAN PEKERJA KERAS
“Pak, ada tas penumpang berisi laptop
tertinggal di kabin pesawat,” ujar salah
seorang aircraft cleaning – sebutan untuk
cleaner pesawat. “Saya juga menemukan
cincin emas pak di kursi penumpang,” kata
aircraft cleaning yang lain.
Yang dipanggil Bapak itu adalah Dodi Eka
Saputra, acting supervisor aircraft cleaning.
Mendengar laporan tersebut, pria yang akrab
disapa Dodi itu pun mengumpulkan barang
hasil temuan anggota team-nya. Tergodakah
Dodi untuk mengantongi barang yang tidak
mampu ia beli? Atau tetap patuh terhadap
kejujuran – salah satu nilai yang diajarkan ISS?
Pria penggemar makanan mie goreng ini
memilih tetap berlaku jujur. “Anggota team
saya sering menemukan barang di pesawat.
Sebelum menyerahkan ke aviation security,
mereka lapor kepada saya terlebih dahulu.
Nah, itu menjadi tanggung jawab saya. Kalau
tidak kuat iman, saya akan memasukan
barang hasil temuan ke kantong pribadi. Tapi
inilah tanggung jawab yang mesti dijalankan.
Saya harus mengembalikan karena itu bukan
hak saya,” begitulah jawabannya saat ditanya
mengapa ia berpegang teguh pada nilai
kejujuran itu.
Menerima laporan barang tertinggal di
pesawat dari anggota team-nya sudah menjadi
menu sehari-hari. Ia kerap mendapatkan
laporan barang tertinggal mulai dari makanan,
minuman, laptop, cincin emas, dompet, dan
tas yang isinya barang yang berharga mahal.
Nilai kejujuran itu tidak hanya ia tanamkan
untuk dirinya, tetapi juga untuk anggota
team. Misalnya saja, setiap kali briefing, ia
selalu mengingatkan kepada team-nya bahwa
bila menemukan barang atau makanan
sekecil apapun harus segera lapor dan
mengembalikan. Dia juga rutin melakukan
check body terhadap team guna meminimalisir
pencurian. Selain itu, ia menerapkan peraturan
bahwa team yang sedang bertugas tidak
boleh membawa tas kecuali peralatan yang
menunjang pekerjaan saja.
Dodi barangkali tidak pernah menyangka,
kejujuran yang ia miliki itu mengantarkan
dirinya untuk umroh. Ia berhasil menjadi
salah satu peraih Puntadewa Club – yang
berhadiah umroh . “Sebelum berangkat, ibu
bilang kepada saya untuk tidak perlu pusing
memikirkan penghargaan. Kata ibu yang
penting syukuri dan jalani saja kalau memang
menang. Kalaupun tidak menang, saya harus
tetap jalani pekerjaan dengan semangat.
Saat pengumuman pemenang dan nama
saya dipanggil, saya langsung sujud syukur,
gemetaran, bingung mau ngomong apa
karena tidak menyangka bahwa nama saya
disebut,” ucapnya penuh haru.
Menanggapi pencapaiannya tersebut, ia pun
mempersembahkannya untuk sang ibu yang
memang telah lama mengimpikan beribadah
umroh. “Penghargaan ini saya berikan untuk
ibu. Beliau kepingin umroh. Beberapa bulan yang
lalu, kakak ibu saya diberangkatkan umroh oleh
boss-nya. Terus ibu bilang kepada saya saat itu
‘ibu kepengin umroh. Kapan Dodi bisa ajak ibu
umroh?’. Mendengar itu hati saya terasa ngilu.
Tapi jujur saja, saya tidak pernah berencana untuk
umroh karena rumah saja kami belum punya,”
ujar pria berbadan tinggi ini, lirih.
Caranya, dengan
menunjukkan kinerja yang
bagus ke atasan, anggota
team, dan klien.
Dodi Eka Saputra
Meskipun menyandang salah satu karyawan
terbaik, Dodi tak mau sombong. Ia masih tetap
Dodi Eka Saputra yang jujur dan haus akan
ilmu. Dodi bertekad menyelesaikan kuliah di
jurusan Manajemen. Lebih lanjut lagi, Dodi
juga bercita-cita menjadi seorang manager.
“Caranya, dengan menunjukkan kinerja yang
bagus ke atasan, anggota team, dan klien. Saya
harus bekerja keras, tidak mengeluh. Kalau ada
masukan dan keluhan, bicara kepada atasan,
tidak usah takut kalau memang untuk yang
terbaik. Tapi diatas semua itu, harus jujur karena
kejujuran itu hal yang paling mulia,” tuturnya
dengan penuh semangat.*
Vol.2 - No. 05 | Mei 2017 | GREAT ISS
29