Great ISS Mei 2017 | Page 29

ISS SCHOOL OF LIFE Dodi Eka Saputra SOSOK LEADER YANG JUJUR DAN PEKERJA KERAS “Pak, ada tas penumpang berisi laptop tertinggal di kabin pesawat,” ujar salah seorang aircraft cleaning – sebutan untuk cleaner pesawat. “Saya juga menemukan cincin emas pak di kursi penumpang,” kata aircraft cleaning yang lain. Yang dipanggil Bapak itu adalah Dodi Eka Saputra, acting supervisor aircraft cleaning. Mendengar laporan tersebut, pria yang akrab disapa Dodi itu pun mengumpulkan barang hasil temuan anggota team-nya. Tergodakah Dodi untuk mengantongi barang yang tidak mampu ia beli? Atau tetap patuh terhadap kejujuran – salah satu nilai yang diajarkan ISS? Pria penggemar makanan mie goreng ini memilih tetap berlaku jujur. “Anggota team saya sering menemukan barang di pesawat. Sebelum menyerahkan ke aviation security, mereka lapor kepada saya terlebih dahulu. Nah, itu menjadi tanggung jawab saya. Kalau tidak kuat iman, saya akan memasukan barang hasil temuan ke kantong pribadi. Tapi inilah tanggung jawab yang mesti dijalankan. Saya harus mengembalikan karena itu bukan hak saya,” begitulah jawabannya saat ditanya mengapa ia berpegang teguh pada nilai kejujuran itu. Menerima laporan barang tertinggal di pesawat dari anggota team-nya sudah menjadi menu sehari-hari. Ia kerap mendapatkan laporan barang tertinggal mulai dari makanan, minuman, laptop, cincin emas, dompet, dan tas yang isinya barang yang berharga mahal. Nilai kejujuran itu tidak hanya ia tanamkan untuk dirinya, tetapi juga untuk anggota team. Misalnya saja, setiap kali briefing, ia selalu mengingatkan kepada team-nya bahwa bila menemukan barang atau makanan sekecil apapun harus segera lapor dan mengembalikan. Dia juga rutin melakukan check body terhadap team guna meminimalisir pencurian. Selain itu, ia menerapkan peraturan bahwa team yang sedang bertugas tidak boleh membawa tas kecuali peralatan yang menunjang pekerjaan saja. Dodi barangkali tidak pernah menyangka, kejujuran yang ia miliki itu mengantarkan dirinya untuk umroh. Ia berhasil menjadi salah satu peraih Puntadewa Club – yang berhadiah umroh . “Sebelum berangkat, ibu bilang kepada saya untuk tidak perlu pusing memikirkan penghargaan. Kata ibu yang penting syukuri dan jalani saja kalau memang menang. Kalaupun tidak menang, saya harus tetap jalani pekerjaan dengan semangat. Saat pengumuman pemenang dan nama saya dipanggil, saya langsung sujud syukur, gemetaran, bingung mau ngomong apa karena tidak menyangka bahwa nama saya disebut,” ucapnya penuh haru. Menanggapi pencapaiannya tersebut, ia pun mempersembahkannya untuk sang ibu yang memang telah lama mengimpikan beribadah umroh. “Penghargaan ini saya berikan untuk ibu. Beliau kepingin umroh. Beberapa bulan yang lalu, kakak ibu saya diberangkatkan umroh oleh boss-nya. Terus ibu bilang kepada saya saat itu ‘ibu kepengin umroh. Kapan Dodi bisa ajak ibu umroh?’. Mendengar itu hati saya terasa ngilu. Tapi jujur saja, saya tidak pernah berencana untuk umroh karena rumah saja kami belum punya,” ujar pria berbadan tinggi ini, lirih. Caranya, dengan menunjukkan kinerja yang bagus ke atasan, anggota team, dan klien. Dodi Eka Saputra Meskipun menyandang salah satu karyawan terbaik, Dodi tak mau sombong. Ia masih tetap Dodi Eka Saputra yang jujur dan haus akan ilmu. Dodi bertekad menyelesaikan kuliah di jurusan Manajemen. Lebih lanjut lagi, Dodi juga bercita-cita menjadi seorang manager. “Caranya, dengan menunjukkan kinerja yang bagus ke atasan, anggota team, dan klien. Saya harus bekerja keras, tidak mengeluh. Kalau ada masukan dan keluhan, bicara kepada atasan, tidak usah takut kalau memang untuk yang terbaik. Tapi diatas semua itu, harus jujur karena kejujuran itu hal yang paling mulia,” tuturnya dengan penuh semangat.* Vol.2 - No. 05 | Mei 2017 | GREAT ISS 29