Great ISS Mei 2017 | Page 28

Melina Panjaitan

BERKALI-KALI DITOLAK, TAK MEMBUATNYA MENYERAH

Enam tahun silam, Melina Panjaitan tidak pernah membayangkan seperti apa masa depannya. Bagaimana tidak, barangkali sudah ratusan perusahaan yang menolak lamaran kerjanya. Mulai dari lamaran kerja sebagai tenaga admin hingga menjadi karyawan pabrik.
Tapi, bukan Melina Panjaitan namanya kalau menyerah begitu saja. Gadis kelahiran Belawan ini kemudian mencoba peruntungan di ISS Indonesia setelah mendapat saran dari salah seorang teman. Ternyata ia lulus. Berbekal ijazah SMK, tepat pada 6 April 2011, gadis yang akrab disapa Meilin ini resmi mengawali karirnya di ISS sebagai staf cleaner.
Berprofesi sebagai staf cleaner tidak membuat Meilin malu. Semangatnya tidak surut dan kesabarannya seperti tidak berbatas saat tantangan menghadangnya. Salah satunya adalah lokasi area kerja yang jauh dari tempat tinggalnya.“ Pada saat itu saya terpacu untuk bangkit dan lebih bersemangat untuk bekerja walupun rintangan sangat banyak,” kenang Meilin.
Apa kunci dibalik semangatnya yang pantang menyerah? Dalam menjawab pertanyaan itu, gadis berumur 24 tahun ini mengungkapkan bahwa sang ibu adalah sosok inspiratornya. Ibu, kata Meilin, adalah wanita yang sangat gigih dalam mencari uang, pantang menyerah dan sangat berani.“ Dari saya masih SD sampai SMP ibu saya menjadi tulang punggung keluarga dirumah karena Bapak saya sudah pisah dengan Ibu. Ibu saya setiap pagi ke pasar jam 04.30. Jarak dari rumah ke pasar itu jauh, rute perjalanan juga sangat curam dan jarang sekali ada penduduknya. Apalagi di Medan jam 04.30 pagi seperti jam 03.00 pagi... sangat gelap,” ujarnya lirih saat mengingat wajah sang ibu
Selain itu, ia pun bercerita tentang pohon bambu yang memberikan pembelajaran tentang kesabaran.“ Lima tahun pertama menanam pohon bambu, tingginya tidak akan signifikan walaupun kita rajin menyiram dan memberinya pupuk setiap hari. Bagi yang belum mengetahui, lima tahun pertama pohon bambu masih dalam proses mempersiapkan akar-akar untuk tumbuh dan kuat untuk bisa menopang saat sudah menjulang tiinggi. Kegagalan atau kesalahan yang kita perbuat adalah proses belajar, kalau akarnya sudah kuat, maka pohon bambu tidak akan mudah tumbang,” tutur Meilin dengan bijak.
Tapi siapa sangka, kesabaran dan keteguhan prinsip hidupnya itu mengantarkan gadis penggemar bakso ini ke Yerusalem – apresiasi bagi pemenang Puntadewa Club. Air mata gadis yang menyukai Cappucino inipun jatuh saat namanya dipanggil untuk menerima penghargaan tersebut.“ Hadiah ini saya persembahkan untuk wanita kuat dan sabar yang telah melahirkan saya. Ini adalah salah satu mimpi ibu untuk pergi ke sana. Melalui pekerjaan saya yang mungkin orang lain memandang sebelah mata, tetapi saya sudah buktikan bahwa kerja mau di manapun asalkan gigih dan benar akan menghasilkan sesuatu yang baik,” ujarnya sambil menitikkan air mata.
Pencapaian yang gemilang tersebut tidak lantas menjadikan Meilin puas. Ia menuturkan bahwa dirinya justru semakin tertantang untuk bekerja lebih baik lagi agar bisa menjadi role model bagi rekan-rekannya. Meski sudah mendapatkan gelar sarjana komputer, Meilin mengungkapkan dirinya memiliki keinginan untuk tetap berkarir
Pada saat itu saya terpacu untuk bangkit dan lebih bersemangat untuk bekerja walaupun rintangan sangat banyak,”
Melina Panjaitan
di ISS Indonesia. Meilin mengakui hal itu karena menurut dia, ISS Indonesia memberikan promosi yang jelas sekali.“ Saya ingin ikut terus promosi tersebut agar jenjang karir saya jauh lebih baik lagi. Untuk mewujudkannya saya akan tetap berusaha belajar lebih banyak ilmu lagi, konsisten dengan apa yang sudah saya lakukan, menjalin hubungan baik dengan orang – orang di sekitar saya seperti rekan kerja, atasan – atasan dan memberikan yang terbaik lagi untuk klien,” tutupnya dengan penuh semangat dan optimis.*
28 GREAT ISS | Vol. 2- No. 05 | Mei 2017