Bertepatan dengan peringatan hari Kartini , topik emansipasi wanita adalah topik perbincangan yang paling hangat . Ada yang mengaitkan emansipasi wanita dengan paham feminisme .
Ada pula yang menampilkan sosok-sosok wanita yang sukses dalam berkarier , khususnya di bidang profesi yang biasanya didominasi kaum pria , seperti dunia militer , penerbangan , pengamanan dan lain sebagainya . Terdengar cukup keren katakatanya , namun definisi tersebut seolah menjadi ajang pembuktian bagi pria dan wanita yang tiada akhir .
Yang terakhir adalah mengkaitkan emansipasi wanita dengan pemberdayaan . Selintas kalimat tersebut terdengar merdu , namun kala dibaca berulang kali kok malah terdengar sumbang . Seolah-olah kaum wanita hanya bisa berdaya apabila pria memberikan peluang untuk itu , sehingga maknanya menjadi terbalik : wanita menjadi tidak berdaya tanpa pria .
MAKNA EMANSIPASI SEJATI
Sebelum melanjutkan tulisan , saya ingin menggarisbawahi bahwa saya bukan seorang yang pro maskulinisme dan juga bukan pro feminisme . Tulisan ini ingin mengungkapkan pandangan saya tentang emansipasi wanita dari sudut pandang seorang pria yang juga pernah menjalani kehidupan sebagai seorang anak yang memiliki seorang Ibu yang luar biasa . Untuk itu , saya menggunakan 2 ( dua ) cerita yang akan menggambarkan apa arti emansipasi , kesetaraan , pilihan dan kebebasan .
KISAH DUA ORANG IBU YANG LUAR BIASA Ada seorang Ibu dari tiga putra yang harus menjadi janda pada usia 26 tahun dengan warisan hutang yang luar biasa besar . Dalam benak sang Ibu ada beberapa pilihan yang terlintas pada saat itu , di antaranya adalah menempatkan anak-anaknya di panti asuhan atau pada keluarga / orang tua suaminya sehingga ia bisa mulai kehidupan yang baru atau mati bunuh diri . Namun pilihan ini tidak ia ambil selain karena pertimbangan hati nurani namun juga menjadi pilihannya sendiri untuk mengambil tanggung jawab almarhum suami dan berjuang untuk dan bersama anak-anaknya .
Sang Ibu dengan modal ketabahan dan kepercayaan pada Tuhan bertekad bulat menata ulang keluarganya dari serpihan kehancuran dan berjuang agar ketiga
Ditulis oleh : Yohanes Jeffry VP FICO & ad interim Corporate Communication
putranya bisa hidup dengan layak , tumbuh dan berkembang sebagaimana anakanak lain . Walaupun yang diberikan sang Ibu bukanlah kehidupan yang sempurna , tapi ketiga putranya menyadari apa yang dilakukan sang Ibu adalah segala-galanya . Sang Ibu , yang menjadi matahari yang menyinari kehidupan putra-putranya , dengan segala daya upaya berjuang menciptakan dunia di mana anak-anaknya dapat bahagia dalam segala ketidaksempurnaan yang ada . Mengambil jalan yang sulit namun sesuai dengan hati nurani menjadi pilihan sang Ibu dan juga menjadikannya sebagai sebuah kebebasan .
Di sisi lain ada seorang Ibu dari lima putera yang berjuang melawan penyakit kanker , namun tetap teguh mendukung suami dan memikirkan sekolah serta kelangsungan hidup putra-putranya . Dalam kamus penderita tumor atau kanker , siapapun yang mengidapnya hanya memiliki hitungan waktu hidup yang terbatas ; keputus-asaan dan suasana muram menjadi hal yang biasa . Akan tetapi , sang Ibu membuat pilihan yang berbeda . Beliau berjuang mengindahkan rasa sakit hari demi hari agar selalu tampil tenang , kuat dan tabah di depan suami dan anak-anaknya .
Tidak dapat dibayangkan betapa rasa nyeri dan sakit luar biasa pada saat tubuhnya digerogoti dari dalam oleh kanker . Namun , bahasa tubuh ‘ berkata ’ sebaliknya , di hadapan suami dan putra-putranya ia menunjukkan bahwa sakit kanker tidak ada bedanya dengan penyakit lain pada umumnya . Dengan bersikap demikian , sang Ibu memiliki keyakinan bahwa keluarganya tidak akan terbelenggu dengan kondisinya ; sang suami dapat tetap fokus menjalankan usahanya dan putra-putranya dapat tetap melanjutkan masa-masa remaja dan kanakkanak yang berisi kegiatan belajar , bermain , bersosialiasi , berpetualang , dan jatuh bangun atas kesalahan yang dibuat dan kemudian belajar memperbaikinya . Menahan rasa sakit dan terus menjalankan tugasnya menjadi pilihan sang Ibu sendiri , yang juga menjadikannya sebagai sebuah kebebasan .
KEBEBASAN DAN EMANSIPASI Lantas apa arti kebebasan dan bagaimana kaitan dengan emansipasi ? Jelas berkaitan . Apabila kita ambil contoh kedua cerita di atas ,
16 GREAT ISS | Vol . 2 - No . 05 | Mei 2017