Great ISS Agustus 2017 | Page 7

PROFIL CERITA SAMPUL dan membuktikan kemampuannya. Tiga tahun berselang, ia mendapat kepercayaan sebagai supervisor membawahi 42 orang anggota. Lebih dari itu, Ranu juga mendapat penghargaan sebagai bintang 4 atau yang dikenal dengan sebutan BIMA Club. “Kerja dengan ikhlas dan yakin pimpinan di atas akan melihat hasilnya.” Ranu Asmara Ketika ditanya apa rahasia dibalik pencapaiannya, sambil memberikan senyuman khas, ia menjawab, “Kerja dengan ikhlas dan yakin pimpinan di atas akan melihat hasilnya.” atasan peka terhadap kondisinya dan bersedia membantu memberikan pinjaman. Ranu sempat hampir menyerah dan mau kembali ke kampung halaman, namun sang atasan mencegah, “Sudah susah payah merangkak untuk merantau, sekarang mau kembali ke kampung? Apa tidak sia-sia? Malu-maluin ga tuh?” Terhenyak atas ucapan atasannya serta wajah kedua orang tua yang ia rindukan, Ranu kembali termotivasi dan membulatkan tekad untuk mengejar cita-citanya: mengejar masa depan dengan membangun karir di ISS Indonesia. Titik balik kehidupan Ranu pun dimulai. Ia kembali yakin Tuhan Yang Maha Baik akan merevisi nasibnya. Pria berbadan tegap ini kembali tekun mengikuti program pelatihan ISS Indonesia. “Yang paling saya tidak lupakan dari pelatihan yaitu berbicara di depan banyak orang. Dulu, saya selalu gugup, grogi dan terbata-bata,” ujar ayah satu anak ini penuh syukur. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, kegigihannya terbayar. Ranu didapuk menjadi Team Leader. Tak mau berpuas diri, pria yang menggemari makanan gudeg ini semakin ulet MOTIVATOR LUAR BIASA, IBU SAYA! Meski saat ini banyak motivator terbaik bertebaran di berbagai media, namun sosok ibu bagi Ranu adalah motivator utama di balik pencapaiannya selama ini. “Waktu berpamitan ke Jakarta, ibu sempat berat melepas kepergian saya,” kenangnya. Saat itu ibunya mempertanyakan mengapa harus menjadi sekuriti. “Saya tidak bisa menjawab karena memang tidak punya informasi deskripsi pekerjaaan sekuriti seperti apa,” ujar Ranu sambil tertawa kecil mengenang awal-awal perubahan hidupnya itu. Ibu saya, tambahnya lagi dengan suara bergetar menahan haru, juga khawatir karena saya mendapatkan penempatan bekerja di ibu kota yang rawan terhadap kejahatan seperti yang ia lihat dan baca di berita-berita atau dengar dari orang-orang sekitarnya. Meski raut wajahnya keras, Ranu terlihat tak mampu menutupi emosi tatkala berbicara tentang wanita yang telah melahirkannya itu. Tekad Ranu saat itu sudah bulat untuk mengubah hidup. Ia pun berusaha keras meyakinkan ibunya agar memberi restu berangkat ke Jakarta. Terharu akan semangat dan kegigiha Ranu, sang ibu pun akhirnya merestui langkah Ranu untuk mengadu nasib di ibu kota. “Satu wejangan ibu yang paling saya ingat yaitu agar saya selalu berbuat baik, karena sejatinya kebaikan itu akan dikembalikan lagi,” ungkapnya dengan sendu. Nasihat sang ibu pun ia lakoni dalam keseharian hidupnya. Misalnya, Ranu kerap memberi Kini, enam tahun telah berlalu sejak Ranu bergabung dengan ISS Indonesia. Mimpinya memiliki kehidupan lebih baik telah terujud dengan keluarga kecil yang bahagia. Bahkan seringkali, ia berbagi rezeki dari gaji yang ia terima kepada kedua orang tuanya. Namun, jumawakah Ranu? Tidak! Ia masih ingin menggapai mimpi-mimpi lainnya. “Saya ingin naik jabatan lagi tahun depan. Saya juga masih bermimpi memiliki rumah di Jakarta dan mengajak kedua orang tua ke rumah baru,” tukasnya penuh harap. pinjaman pada anggota timnya saat mengalami kesulitan uang. “Meski jumlahnya tidak seberapa, namun setidaknya bisa membantu mereka untuk menyambung hidup sampai gajian.” “Itulah ibu saya. Nasihatnya sederhana tapi sangat bermaknya untuk saya,” tutup Ranu dengan senyum bangga. Vol. 2 - No. 06 | Agustus 2017 | GREAT ISS 7