PROFIL CERITA SAMPUL
dan membuktikan kemampuannya. Tiga tahun
berselang, ia mendapat kepercayaan sebagai
supervisor membawahi 42 orang anggota. Lebih
dari itu, Ranu juga mendapat penghargaan
sebagai bintang 4 atau yang dikenal dengan
sebutan BIMA Club.
“Kerja dengan ikhlas dan yakin
pimpinan di atas akan melihat
hasilnya.”
Ranu Asmara
Ketika ditanya apa rahasia dibalik pencapaiannya,
sambil memberikan senyuman khas, ia
menjawab, “Kerja dengan ikhlas dan yakin
pimpinan di atas akan melihat hasilnya.”
atasan peka terhadap kondisinya dan bersedia
membantu memberikan pinjaman.
Ranu sempat hampir menyerah dan mau kembali
ke kampung halaman, namun sang atasan
mencegah, “Sudah susah payah merangkak
untuk merantau, sekarang mau kembali ke
kampung? Apa tidak sia-sia? Malu-maluin
ga tuh?” Terhenyak atas ucapan atasannya
serta wajah kedua orang tua yang ia rindukan,
Ranu kembali termotivasi dan membulatkan
tekad untuk mengejar cita-citanya: mengejar
masa depan dengan membangun karir di ISS
Indonesia. Titik balik kehidupan Ranu pun
dimulai. Ia kembali yakin Tuhan Yang Maha Baik
akan merevisi nasibnya. Pria berbadan tegap ini
kembali tekun mengikuti program pelatihan ISS
Indonesia.
“Yang paling saya tidak lupakan dari pelatihan
yaitu berbicara di depan banyak orang. Dulu,
saya selalu gugup, grogi dan terbata-bata,” ujar
ayah satu anak ini penuh syukur.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun,
kegigihannya terbayar. Ranu didapuk menjadi
Team Leader. Tak mau berpuas diri, pria yang
menggemari makanan gudeg ini semakin ulet
MOTIVATOR LUAR BIASA, IBU SAYA!
Meski saat ini banyak motivator terbaik bertebaran
di berbagai media, namun sosok ibu bagi Ranu
adalah motivator utama di balik pencapaiannya
selama ini. “Waktu berpamitan ke Jakarta,
ibu sempat berat melepas kepergian saya,”
kenangnya. Saat itu ibunya mempertanyakan
mengapa harus menjadi sekuriti. “Saya tidak bisa
menjawab karena memang tidak punya informasi
deskripsi pekerjaaan sekuriti seperti apa,” ujar
Ranu sambil tertawa kecil mengenang awal-awal
perubahan hidupnya itu.
Ibu saya, tambahnya lagi dengan suara bergetar
menahan haru, juga khawatir karena saya
mendapatkan penempatan bekerja di ibu kota
yang rawan terhadap kejahatan seperti yang ia
lihat dan baca di berita-berita atau dengar dari
orang-orang sekitarnya. Meski raut wajahnya
keras, Ranu terlihat tak mampu menutupi emosi
tatkala berbicara tentang wanita yang telah
melahirkannya itu.
Tekad Ranu saat itu sudah bulat untuk mengubah
hidup. Ia pun berusaha keras meyakinkan ibunya
agar memberi restu berangkat ke Jakarta. Terharu
akan semangat dan kegigiha Ranu, sang ibu pun
akhirnya merestui langkah Ranu untuk mengadu
nasib di ibu kota. “Satu wejangan ibu yang paling
saya ingat yaitu agar saya selalu berbuat baik,
karena sejatinya kebaikan itu akan dikembalikan
lagi,” ungkapnya dengan sendu.
Nasihat sang ibu pun ia lakoni dalam keseharian
hidupnya. Misalnya, Ranu kerap memberi
Kini, enam tahun telah berlalu sejak Ranu
bergabung dengan ISS Indonesia. Mimpinya
memiliki kehidupan lebih baik telah terujud
dengan keluarga kecil yang bahagia. Bahkan
seringkali, ia berbagi rezeki dari gaji yang ia
terima kepada kedua orang tuanya.
Namun, jumawakah Ranu? Tidak! Ia masih
ingin menggapai mimpi-mimpi lainnya. “Saya
ingin naik jabatan lagi tahun depan. Saya juga
masih bermimpi memiliki rumah di Jakarta dan
mengajak kedua orang tua ke rumah baru,”
tukasnya penuh harap.
pinjaman pada anggota
timnya saat mengalami
kesulitan uang. “Meski
jumlahnya tidak seberapa,
namun setidaknya bisa
membantu
mereka
untuk menyambung
hidup
sampai
gajian.”
“Itulah ibu saya.
Nasihatnya
sederhana
tapi
sangat
bermaknya
untuk saya,”
tutup
Ranu
dengan senyum
bangga.
Vol. 2 - No. 06 | Agustus 2017 | GREAT ISS
7