ISS SCHOOL OF LIFE
“Banyak sekali pelajaran dan pengetahuan
baru yang saya dapatkan selama di ISS
Indonesia, khususnya program-program
pelatihan, termasuk tentang kebersihan.
Di ISS Indonesia, kita diajari bukan sekedar
menyapu, tetapi juga mencari tahu dari
mana sumber kotoran itu berasal,” ungkap
pria kelahiran 16 September 1981 ini.
Giyanto | Filling Clerk
ISS INDONESIA UBAH YANG
BIASA JADI LUAR BIASA
Bingung menghadapi masa depan, itulah
yang dialami Giyanto, sesaat setelah
menamatkan pendidikan SMA. “Saya
orang kampung, hanya lulusan SMA
dan tidak tahu apa-apa. Siapa yang mau
mempekerjakan orang seperti saya kecuali
mungkin kerja di pabrik. Saya masih trauma
melamar kerja di pabrik karena pernah
bekerja di suatu pabrik yang memiliki
dampak tidak baik untuk kesehatan paru-
paru,” pria yang akrab disapa Yanto ini
tersenyum pahit mengenang masa sulitnya.
Hingga suatu hari, kabar baik pun
menjemputnya. Salah seorang tetangga
Yanto menyampaikan informasi lowongan
pekerjaan di ISS Indonesia. “Tetangga saya
itu bekerja di sebuah hotel yang menjadi
klien ISS Indonesia. Dia bilang kerja di ISS
Indonesia saja,” cerita pria asal Wonogiri ini.
Dengan modal yang tidak seberapa, Yanto
pun nekat merantau ke ibukota untuk
melamar di ISS Indonesia, berharap ini akan
membawa perubahan pada hidupnya.
Senin 5 Maret 2001 menjadi hari pertama
Yanto memulai profesinya sebagai cleaner
ISS In donesia. “Saya tidak malu menjadi
cleaner, apalagi gengsi. Tujuan saya cuma
ingin mengubah nasib,” tutur pria yang
hobi mendengarkan musik ini. Meski
tinggal di rumah petak seadanya, Yanto
punya semangat yang membara dan tekun
menjalani pekerjaannya.
Perlahan tapi pasti nasibnya berubah.
Berkat kerja kerasnya, Yanto mampu
mencukupi kebutuhan hidupnya. Karirnya
pun berkembang. Pada 2012, Yanto
mendapat kepercayaan menempati posisi
Filing Clerk. Tapi menurut Yanto, ada hal
lain yang luar biasa yang ia dapatkan sejak
bergabung dengan ISS Indonesia, yaitu
ilmu pengetahuan yang bertambah secara
gratis.
Menurut Yanto, ilmu yang ia dapatkan
dari ISS Indonesia juga ia tularkan kepada
lingkungan sekitarnya. “Saya gak mau
merasakannya sendiri, saya ingin berbagi
ilmu pada orang-orang di sekitar saya,”
ujar Yanto dengan senyuman. Yanto
memberikan pembelajaran bagi warga
di
kampung
halamannya
tentang
kebersihan rumah. Materi pelajarannya
mulai dari bagaimana cara menyapu
yang benar dengan alat-alat yang sesuai
dengan fungsinya hingga hal-hal lain
soal kebersihan rumah yang tidak sedikit.
“Saya gak mau merasakannya
sendiri, saya ingin berbagi ilmu
pada orang-orang di sekitar
saya,”
Giyanto
“Sekarang mereka tidak hanya memikirkan
sawah atau kebun mereka saja tapi juga
kebersihan dan kerapihan rumah mereka
masing-masing”, jelas Gianto bangga.
Pria pengagum Soekarno ini bersyukur
bisa memberikan arti pada kampung
halamannya berkat bekerja di ISS Indonesia
yang telah ia lakoni sejak 2001. “Berkat di
ISS Indonesia, saya bisa turut berperan serta
membantu menciptakan perubahan positif
untuk lingkungan sekitar kampung saya. Ini
lebih berharga dari sekadar bekerja demi
uang. ISS Indonesia bisa mengubah hal
yang biasa menjadi luar biasa”, pungkasnya
dengan senyuman.
Vol. 2 - No. 06 | Agustus 2017 | GREAT ISS
25