sisanya. Makanya jadi rumit. Ada
yang legal dan ilegal. Tetapi
peluang korup itu sangat banyak
sekali. Argumentasi ini saja sudah
bisa dikorup. Lalu setelah masuk
ke Pertamina bisa dikorup, secara
bisnis bisa dikorup. Misalnya,
jatahnya Pertamina bisa juga dijual
ke luar. Lalu diimpor lagi minyak
mentah bisa dikorup juga. Jadi ini
terlalu banyak peluangnya dengan
sistem pengelolaan yang sekarang.
Bukankah jatah sudah
ditentukan BPH Migas?
Jatah memang sudah ditentukan
per tahun per APBN, tetapi
orangnya kan berubah-ubah. Sama
dengan kasus pangan. Begitu kuota
keluar, semua kuota dimainkan. Bisa
semua diatur. Nah maksud saya,
karena patahan-patahan ini sangat
panjang, maka di situlah korupsinya
semakin mudah terjadi.
Peran Dirut Pertamina saat ini
bagaimana?
Kalau dirut pasti tahu itu, berapa
dibeli dan berapa dijual. Minyak
mentah dijual dan dibeli Pertamina.
Kemudian diolah dan dijual lagi.
Jual dan dibeli Pertamina. Kenapa
ada masalah? Karena di sana ada
nilai pembelian, ada trader, ada cost
recovery. Banyak sekali kewen angan
yang bisa dikorup. Pemimpin
sekelas Karen tidak akan bisa
menghadapi SBY dan DPR kita. Dia
hanya pemimpin yang mau berbagi.
Saya tidak tahu data persisnya. Tapi
yang paling bermasalah adalah
bisnis Pertamina itu terpecah-pecah.
Katanya itu untuk membukan
peluang bisnis dan investasi. Tapi
anehnya yang masuk justru makelar
yang merajelala.
Artinya, ada pembiaran dari
pemerintah, dong?
Saya kira memang pembiaran,
kita yang awam saja bisa memahami
kok. Tidak hanya Pertamina yang
bermasalah, tetapi karena adanya
kewenangan bertingkat, seperti SKK
Migas dan ESDM ada di dalamnya.
Lalu, apa pintu masuk untuk
mengubah Pertamina?
Sistemnya dulu dibenahi, yang
prinsip-prinsip harus ditata, harus
mengabdi murni kepada rakyat.
EDISI 36 / Tahun III / oktober 2013
Pertamina harus memproduksi dan
diberikan ke negara. Tidak ada lagi
penjualan minyak di dalam tubuh
Pertamina sendiri. Langsung saja.
Kalau sekarang kan kontraktor
bekerja dengan SKK Migas,
sekarang Pertamina yang harus
memberikan kontrak. Biayanya kan
diberikan negara, dan minyaknya
harus dijual ke negara. Setelah
minyak ada di negara, Pertamina
yang menjual ke rakyat. Tidak perlu
mengambil untung.
Jika fungsi Pertamina
dikembalikan, keberadaan SKK
Migas dan Ditjen Migas di ESDM
bagaimana?
Tidak perlu ada lagi. SKK
Migas dibubarkan saja. Apalagi,
konsep SKK Migas membuat
negara dengan mudah digugat
di arbitrase internasional. Kalau
dulu, tidak bisa digugat negara.
Karena yang melakukan kontrak
kerja itu Pertamina langsung
dengan kontraktor. Negara tidak
ikut campur di sana. Orang-orang
di SKK Migas tidak perlu khawatir
akan kehilangan pekerjaan, sebab
mereka itu kan ahli. Pasti dipakai
di bidang perminyakan. Karena
memang sedikit.
Pertamina itu harus seperti
PetroChina. Cina sangat berburu
minyak, sehingga amerika khwatir.
Seorang anggota kongres, bagi
kami tidak mungkin cina membawa
minyak dari amerika karena di sini
minyak lebih mahal. Tapi saya dapat
menangkap amerika takut kalau
cina membawa minyak dari mereka.
Berbeda dengan kita, yang justru
senang kalau minyak kita diangkut
ke luar negeri. Yang penting devisa
masuk. Ini yang perlu diubah. Cina
tidak peduli itu, mereka mencari
minyak bukan untuk uang tapi
untuk industri. Seharusnya minyak
diabdikan untuk industri. Dengan
industrilah kita mendapat uang.
Cina memburu minyak untuk
mendapat pasokan untuk industri.
Inikah momentum untuk
mempercepat revisi UU Migas?
Betul. Pangkal kebobrokannya
memang sejak UU 22 Tahun 2001
berlaku, yang diikuti dengan
terbentuknya BP Migas dan
selanjutnya SKK Migas, itu yang
membuat sistemnya semakin rumit.
Semua akhirnya bisa berbisnis
migas meskipun hanya bermodal
surat saja, dan kedekatan dengan
penguasa saja. UU Migas itu
sebenarnya karena ulah IMF dan
Bank Dunia, karena UU itu kan yang
membiayai mereka. Sejak itulah
yang bersumber dari masalah.
Jadi sistem baru itu yang terlalu
menempatkan migas itu sebagai
bisnis murni, tidak sebagai kegiatan
yang harus diabdikan kepada
rakyat. Kalau migas hebat, pasti
rakyat akan lebih sejahtera.
Apakah makelar migas itu
juga melibatkan partai politik?
Bukan partai politik, tapi
orang partai politik yang bermain.
Misalnya dia menempatkan orangorangnya di Pertamina. Sehingga
yang memainkan peran sekarang
adalah kartel internasional, dalam
hal ini OPEC. Mereka memainkan
harga. Di dalam negeri adalah
mereka para mafia yang berada di
dalam kekuasaan, seperti direksi
Pertamina yang bekerjasama
dengan sindikat seperti trader.
Sederhananya, Chevron dan
Exxon itu adalah kartel, sedangkan
Pertamina adalah sindikatnya.
Apa pendapat Anda tentang
Petral?
Petral itu kan perusahaan
multinasional dan milik AS. Yang
memiliki jaringan internasional. Saya
tidak tahu kenapa itu disebut milik
Pertamina. Padahal yang kontrol
Petral itu kan AS. Dan berpusat di
Hongkong.
Contoh negara yang sukses
menguasai migas sepenuhnya?
Arab. Mereka menguasai semua,
dan semua perusahaan swasta
yang masuk ke arab harus melalui
Arabco, itu yang efektif dan efisien.
Pendapatan mau dipakai untuk apa
saja, terserah. Sekarang, Pertamina
pendapatan dipakai untuk apa?
Sudah banyak habis dibagi-bagi
pemegang saham, membayar
utang di pasar keuangan, bagi
hasil tidak ada. Malah dibiayai
subsidi yang bersumber dari pajak
dan mereka juga mencari untung.
Jadi kita modalin Pertamina untuk
mencari uang. G
25