Geo Energi edisi oktober 2013 | Page 25

sisanya. Makanya jadi rumit. Ada yang legal dan ilegal. Tetapi peluang korup itu sangat banyak sekali. Argumentasi ini saja sudah bisa dikorup. Lalu setelah masuk ke Pertamina bisa dikorup, secara bisnis bisa dikorup. Misalnya, jatahnya Pertamina bisa juga dijual ke luar. Lalu diimpor lagi minyak mentah bisa dikorup juga. Jadi ini terlalu banyak peluangnya dengan sistem pengelolaan yang sekarang. Bukankah jatah sudah ditentukan BPH Migas? Jatah memang sudah ditentukan per tahun per APBN, tetapi orangnya kan berubah-ubah. Sama dengan kasus pangan. Begitu kuota keluar, semua kuota dimainkan. Bisa semua diatur. Nah maksud saya, karena patahan-patahan ini sangat panjang, maka di situlah korupsinya semakin mudah terjadi. Peran Dirut Pertamina saat ini bagaimana? Kalau dirut pasti tahu itu, berapa dibeli dan berapa dijual. Minyak mentah dijual dan dibeli Pertamina. Kemudian diolah dan dijual lagi. Jual dan dibeli Pertamina. Kenapa ada masalah? Karena di sana ada nilai pembelian, ada trader, ada cost recovery. Banyak sekali kewen angan yang bisa dikorup. Pemimpin sekelas Karen tidak akan bisa menghadapi SBY dan DPR kita. Dia hanya pemimpin yang mau berbagi. Saya tidak tahu data persisnya. Tapi yang paling bermasalah adalah bisnis Pertamina itu terpecah-pecah. Katanya itu untuk membukan peluang bisnis dan investasi. Tapi anehnya yang masuk justru makelar yang merajelala. Artinya, ada pembiaran dari pemerintah, dong? Saya kira memang pembiaran, kita yang awam saja bisa memahami kok. Tidak hanya Pertamina yang bermasalah, tetapi karena adanya kewenangan bertingkat, seperti SKK Migas dan ESDM ada di dalamnya. Lalu, apa pintu masuk untuk mengubah Pertamina? Sistemnya dulu dibenahi, yang prinsip-prinsip harus ditata, harus mengabdi murni kepada rakyat. EDISI 36 / Tahun III / oktober 2013 Pertamina harus memproduksi dan diberikan ke negara. Tidak ada lagi penjualan minyak di dalam tubuh Pertamina sendiri. Langsung saja. Kalau sekarang kan kontraktor bekerja dengan SKK Migas, sekarang Pertamina yang harus memberikan kontrak. Biayanya kan diberikan negara, dan minyaknya harus dijual ke negara. Setelah minyak ada di negara, Pertamina yang menjual ke rakyat. Tidak perlu mengambil untung. Jika fungsi Pertamina dikembalikan, keberadaan SKK Migas dan Ditjen Migas di ESDM bagaimana? Tidak perlu ada lagi. SKK Migas dibubarkan saja. Apalagi, konsep SKK Migas membuat negara dengan mudah digugat di arbitrase internasional. Kalau dulu, tidak bisa digugat negara. Karena yang melakukan kontrak kerja itu Pertamina langsung dengan kontraktor. Negara tidak ikut campur di sana. Orang-orang di SKK Migas tidak perlu khawatir akan kehilangan pekerjaan, sebab mereka itu kan ahli. Pasti dipakai di bidang perminyakan. Karena memang sedikit. Pertamina itu harus seperti PetroChina. Cina sangat berburu minyak, sehingga amerika khwatir. Seorang anggota kongres, bagi kami tidak mungkin cina membawa minyak dari amerika karena di sini minyak lebih mahal. Tapi saya dapat menangkap amerika takut kalau cina membawa minyak dari mereka. Berbeda dengan kita, yang justru senang kalau minyak kita diangkut ke luar negeri. Yang penting devisa masuk. Ini yang perlu diubah. Cina tidak peduli itu, mereka mencari minyak bukan untuk uang tapi untuk industri. Seharusnya minyak diabdikan untuk industri. Dengan industrilah kita mendapat uang. Cina memburu minyak untuk mendapat pasokan untuk industri. Inikah momentum untuk mempercepat revisi UU Migas? Betul. Pangkal kebobrokannya memang sejak UU 22 Tahun 2001 berlaku, yang diikuti dengan terbentuknya BP Migas dan selanjutnya SKK Migas, itu yang membuat sistemnya semakin rumit. Semua akhirnya bisa berbisnis migas meskipun hanya bermodal surat saja, dan kedekatan dengan penguasa saja. UU Migas itu sebenarnya karena ulah IMF dan Bank Dunia, karena UU itu kan yang membiayai mereka. Sejak itulah yang bersumber dari masalah. Jadi sistem baru itu yang terlalu menempatkan migas itu sebagai bisnis murni, tidak sebagai kegiatan yang harus diabdikan kepada rakyat. Kalau migas hebat, pasti rakyat akan lebih sejahtera. Apakah makelar migas itu juga melibatkan partai politik? Bukan partai politik, tapi orang partai politik yang bermain. Misalnya dia menempatkan orangorangnya di Pertamina. Sehingga yang memainkan peran sekarang adalah kartel internasional, dalam hal ini OPEC. Mereka memainkan harga. Di dalam negeri adalah mereka para mafia yang berada di dalam kekuasaan, seperti direksi Pertamina yang bekerjasama dengan sindikat seperti trader. Sederhananya, Chevron dan Exxon itu adalah kartel, sedangkan Pertamina adalah sindikatnya. Apa pendapat Anda tentang Petral? Petral itu kan perusahaan multinasional dan milik AS. Yang memiliki jaringan internasional. Saya tidak tahu kenapa itu disebut milik Pertamina. Padahal yang kontrol Petral itu kan AS. Dan berpusat di Hongkong. Contoh negara yang sukses menguasai migas sepenuhnya? Arab. Mereka menguasai semua, dan semua perusahaan swasta yang masuk ke arab harus melalui Arabco, itu yang efektif dan efisien. Pendapatan mau dipakai untuk apa saja, terserah. Sekarang, Pertamina pendapatan dipakai untuk apa? Sudah banyak habis dibagi-bagi pemegang saham, membayar utang di pasar keuangan, bagi hasil tidak ada. Malah dibiayai subsidi yang bersumber dari pajak dan mereka juga mencari untung. Jadi kita modalin Pertamina untuk mencari uang. G 25