Geo Energi edisi oktober 2013 | Page 14

Laporan Utama EDISI 36 / Tahun III / oktober 2013 sarwono Blok Mahakam adalah ladang emas hitam yang menjadi rebutan. Maklum, meski sudah disedot selama puluhan tahun, saat ini potensinya masih sangat besar. Di Blok Mahakam, saat ini tersimpan cadangan gas sekitar 27 triliun cubic feet (tcf). Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50% (13,5 tcf) cadangan telah dieksploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar US$ 100 miliar. Cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf, dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi meraup pendapatan kotor US$ 187 miliar atau sekitar Rp 1.700 triliun. Hanya cadangan migas di Blok Natuna yang mampu mengalahkan cadangan migas di Blok Mahakam. Blok Mahakam merupakan penghasil gas kedua terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi sekitar 2.200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Angka ini setara dengan 300.000 barrel minyak per hari. Ladang minyak terbesar Indonesia adalah lapangan gas milik Chevron di Blok Rokan, Riau, dan Siak, Papua. Ladang minyak ini memproduksi 320.000 barrel per hari. Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam ditandatangani oleh pemerintah dengan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 31 Maret 1967, beberapa minggu setelah Soeharto dilantik menjadi Presiden RI ke-2. energi/ 14 Susilo Siswoutomo, Wamen ESDM Kontrak berlaku selama 30 tahun hingga 31 Maret 1997. Namun beberapa bulan sebelum Soeharto lengser, kontrak Mahakam telah diperpanjang selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 31 Maret