Garuda Indonesia Colours Magazine June 2018 | Page 144
Travel | Oman
142
1
2
Oman pernah berdagang dupa dengan Roma dan
rempah-rempah dengan Zanzibar. Tristan Rutherford
berkendara melintasi negara Arab di Samudra Hindia
ini untuk menyaksikan angin gurun, matahari terbenam
di padang pasir dan kulinernya yang luar biasa.
Benteng Nizwa berdiri bak istana dalam Kisah
1001 Malam. Menaranya membubung ke
langit biru yang cerah. Gerbang besarnya
dapat dilewati lima unta berjajar sekaligus.
Sedangkan 24 celah di sekitar menara dulunya
adalah tempat meriam yang digunakan untuk
melumpuhkan para perompak gurun yang
mengincar persimpangan ini. Banyak yang
ingin menguasainya karena daerah ini
menjadi rute perdagangan antara Dubai
dan Ibu Kota Oman, Muscat.
Pasar tradisional di Nizwa menyediakan
segala kebutuhan, mulai dari cangkir
tembaga buatan tangan, teko kopi, rempah-
rempah, barang-barang kulit, sampai belati
tajam untuk berjaga-jaga di jalan menuju
Abu Dhabi. Pasar ini juga menjual kurma
di dalam ember, serta sirup kurma,
yang ratusan tahun lalu direbus dan
dilemparkan ke penyerang Benteng Nizwa.
Pada Jumat pagi, masyarakat suku setempat
turun ke pasar abad pertengahan ini untuk
menjual sapi dan kambing untuk pesta
pernikahan dan barbecue di gurun. Kadang-
kadang unta masih digunakan sebagai “kapal
gurun”. Alat transportasi ini sudah ribuan
tahun dipakai melintasi Semenanjung Arab.
Bahkan, mobil baru menggantikan unta
sebagai alat transportasi di Oman pada
1960-an.
Karena bensin di sini lebih murah daripada
air mineral, saya memilih mengendarai jip
Toyota. Dengan populasi hanya 4 juta, yang
tersebar di wilayah seukuran Jerman,
jalan tol negara ini sangat lengang.
Jumlah wisatawannya juga tidak banyak: 3
juta per tahun, jauh dibandingkan 15 juta
yang mengunjungi negara tetangga, Arab
Saudi dan UEA. Hal ini memungkinkan
Oman merintis pariwisata ramah lingkungan
yang menyuguhkan warisan-warisan budaya
terbaik. Salah satunya adalah oase Falaj Daris
yang dilindungi UNESCO.
Falaj adalah sistem irigasi kuno yang dibangun
dengan tangan 1.500 tahun lalu. Airnya
disalurkan ke kebun-kebun kurma dan pohon
lada yang menciptakan kehijauan di gurun
belukar. Karena airnya hanya digunakan
untuk irigasi, bukan untuk minum,
pengunjung boleh berenang di kanalnya.
Anak-anak suka menyelam dan memetik
kurma untuk camilan siang. Falaj Daris juga
mengalir di bawah Benteng Nizwa, 10 km ke