GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 49 / FEBRUARI 2014 | Page 23

kepada Ramadhan Pohan untuk membantu dalam pengajuan solusi terhadap jalan yang dipotong oleh pihak bandara. Dan jalan yang dipotong tersebut kenyataannya hingga saat ini belum mendapatkan solusi untuk akses jalan warga dari pemerintah kabupaten. ’’Warga jadi sangat susah dan jauh untuk menuju ke kota Pak,’’ ujar Samsul. Kemudian dialog disambung dengan keluhan Pak Suardi dari Desa Perkebunan Pramunia yang menyebutkan bahwa ada terjadi pelaksanaan jual-beli tanah secara ilegal didesa mereka yang dilakukan oleh Ponirin, salah satu warga didesa tersebut dengan pihak PUSKOPAD. Tanah yang dijual sebesar 149 hektar. Tanah tersebut terletak pada Pasar 12, Kampung Baru, Desa Perkebunan Pramunia. ’’Kami sudah melaporkannya ke Badan Pertanahan Nasional di Jakarta. Dan, Mahkamah Agung juga bersedia hadir ke Desa Perkebunan Pramunia untuk meninjau langsung. Tapi belum tahu kapan,’’ ungkap Suardi. Setelah mendengar semua keluhan dari warga, Ramadhan Pohan memberi tanggapan yang baik. ’’Untuk permasalahan jalan yang dipotong tersebut, sebenarnya itu adalah tugas pemerintah kabupaten atau pemerintah provinsi dalam penyelesaian masalahnya. Namun begitu, saya akan mencoba memediasi”. (risky prabowo) Kunjungi Desa Terbaik TAK menyangka, desa yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan ini pernah menjadi desa terbaik pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Namun, dari penampakan fisiknya masih terlihat. Masih asri dan terkesan bersih. Di rumah mantan kepala desa yaitu Adi Kustiono, rombongan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS berkunjung ke desa tersebut. Kedatangan Ramadhan, Senin (13/1), disambut dengan hangat oleh para warga yang hadir. Tampak beberapa pejabat-pejabat desa seperti kepala desa, anggota Panwaslu, dan ketua FKPM (Forum Kepolisian Masyarakat). Ramadhan dan Adi Kustiono sebelumnya juga pernah bertemu di lapangan sepak bola Saentis untuk melihat anak-anak klub sepak bola berlatih di lapangan. ’’Selamat datang Pak di rumah saya. Di sini merupakan desa terbaik pada saat pemerintahan Pak Soeharto. Dahulu Pak Soeharto pernah datang ke desa kami ini,’’ cerita Adi Kustiono. Ramadhan Pohan tidak menyangka ternyata desa yang beliau hadiri merupakan salah satu desa terbaik di Indonesia pada saat masa pemerintahan Soeharto. Kemudian pertemuan itu dilanjutkan dengan dialog dengan warga. Seperti biasanya, Ramadhan memperkenalkan diri terlebih dulu. Setelah perkenalan diri tersebut, perbincangan dilanjuti dengan sesi tanyajawab dan mendengarkan keluhan dari warga tentang kondisi saat ini di lingkungan mereka. Pak Sudarnoto Siregar merupakan ketua Polmas di desa setempat membuka sesi tersebut dengan mengeluh dan mempertanyakan status FKPM di daerahnya. Sejak FKPM disahkan oleh POLRI, namun surat kerja dan dana honor hingga saat ini belum ada kejelasannya. Lantas, ia memohon pada Ramadhan untuk meneruskan hal tersebut ke Komisi III DPR RI. ’’Terima kasih Pak atas pertanyaannya. Hal itu akan saya tanyakan kepada rekan-rekan saya yang ada di Komisi III DPR RI. Namun sebelumnya, saya meminta dulu surat keterangan pengesahannya di desa ini. Agar bisa saya bawa untuk menjadi bahan saya berbicara dan mempertanyakannya.’’ Tak lama perbincangan berlangsung, Dahrir Siregar yang merupakan Caleg DPRD tingkat I dari Partai Demokrat hadir. Kemudian suasana menjadi hangat karena warga dihadiri oleh dua orang calon pemimpin yang memiliki niat tulus dalam membantu masyarakatnya. Lalu Ramadhan memberikan pencerahan pada warga bahwa, DPR RI tidak bisa terfokus hanya pada satu wilayah saja untuk dalam pengembangan daerahnya. Melainkan harus seluruh Indonesia dapat dikembangkan. Hal itu berbeda dengan DPRD yang harus fokus kepada daerahnya sendiri yang diwakilinya di parlemen. (rizky prabowo) FEBRUARI 2014 • GARDU ASPIRASI | 23