GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 46 / NOVEMBER 2013 | Page 5

Bahas Isu-Isu Papua MEMASUKI masa reses, Komisi I DPR RI masih bekerja. Para anggota­ nya melakukan kunjungan kerja ke berbagai tempat. Ada tiga negara yang menjadi sasaran kunjungan kerja, yakni China, Belanda dan Korea Selatan, dan bahkan Australia. Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menjelaskan, kunker ke China , ia pimpin langsung. Tim Komisi I berada di China selama sepekan. Mahfudz bertandang ke China bersama sembilan anggota dewan lainnya. Sementara untuk kunjungan ke Masyarakat Papua menyimak sidang paripurna DPR di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/10). FOTO: ANT Negara Kincir Angin, dipimpin anggota Komisi I dari Fraksi Demokrat, Yahya Secawirya. Wakil Ketua Komisi I Drs Ramadhan Pohan MIS, ikut dalam rombongan ke Belanda dan Australia. Tim lainnya bertolak ke Korea Selatan, dipimpin anggota Komisi I dari Fraksi Golkar, Tantowi Yahya. Menurut Mahfudz, kunjungan wakil rakyat ke Belanda dilakukan dalam rangka untuk memperkuat hubungan kerja sama di bidang pertahanan maupun membahas isu-isu terkait penanganan persoalan Papua. ’’Kunjungan ke Belanda sudah ada dalam kerangka kerja. Kita ingin evaluasi mengenai isu Papua,’’ ujar Mahfudz, Senin (28/10). Mahfudz mengatakan, Parlemen RI memandang penting serta sangat serius dalam penanganan dan pengelolaan isu-isu Papua. Maklum, beberapa waktu lalu para aktivias Papua Merdeka mendirikan kantor perwakilan di beberapa negara di Eropa. (bik) RI-China, Bilateral Terus Meningkat ROMBANGAN DPR yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Mahfudz Shiddiq mengadakan pertemuan khusus dengan Duta Besar RI di China dan Mongoloa, Imron Cotan di Beijing. Pertemuan itu merupakan rangkaian kunjungan kerja komisi pertahanan selama sepekan di Negeri Panda tersebut. Duta Besar Imron Cotan dalam pertemuan Minggu (27/10) lalu itu mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir ini, hubungan bilateral RI-China berkembang secara eksponensial. ’’Ini bisa dilihat dari neraca angka perdagangan bilateral yang terus meningkat,’’ ujar Imron dalam rilis pers yang dikirim Kedutaan Besar RI di Beijing, Senin (28/10). Imron Cotan mengungkapkan bahwa peningkatan volume perdagangan bilateral antara RI dan China ini melonjak tiap tahunnya. Pada tahun lalu, nilai perdagangan tercatat senilai 66,6 miliar dolar AS, atau naik tiga kali lipat dibanding angka perdagangan pada 2010. Seiring dengan itu, aliran investasi dari China ke Tanah Air secara akumulatif per 2012 mencapai 2,02 miliar dolar AS. Oleh karena itu,  menurut Imron, visi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jinping untuk meningkatkan kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif  merupakan kebijakan yang tepat. ’’Jalinan kemitraan komprehensif strategis dengan China menjadi suatu keharusan bagi Indonesia demi mencapai dan mengamankan kepentingan nasional Indonesia,’’ ujarnya. Imron juga menyebutkan, pemerataan pembangunan di Indonesia membutuhkan investasi yang besar dan konektivitas dengan pasar di dunia luar. ’’Sehingga bermitra dengan China membuka peluang menarik atas arus investasi sekaligus menembus pangsa pasar 1,3 miliar jiwa,’’ ujarnya. Dalam rapat dengar pendapat ini, Mahfudz Siddiq menyatakan apresiasinya atas kinerja KBRI Beijing dalam terus mendorong peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-China. Selain bertemu dengan petinggi KBRI, rombongan Komisi I DPR RI juga bertemu dengan para pakar militer serta akademisi untuk mempelajari sistem hukum militer China. (JP/bik) NOVEMBER 2013 • GARDU ASPIRASI | 5