Bahas Isu-Isu Papua
MEMASUKI masa reses, Komisi I
DPR RI masih bekerja. Para anggota
nya melakukan kunjungan kerja ke
berbagai tempat.
Ada tiga negara yang menjadi sasaran
kunjungan kerja, yakni China, Belanda
dan Korea Selatan, dan bahkan Australia.
Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz
Siddiq menjelaskan, kunker ke China ,
ia pimpin langsung. Tim Komisi I berada
di China selama sepekan.
Mahfudz bertandang ke China
bersama sembilan anggota dewan
lainnya. Sementara untuk kunjungan ke
Masyarakat Papua menyimak sidang paripurna DPR di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/10). FOTO: ANT
Negara Kincir Angin, dipimpin anggota
Komisi I dari Fraksi Demokrat, Yahya
Secawirya. Wakil Ketua Komisi I Drs
Ramadhan Pohan MIS, ikut dalam
rombongan ke Belanda dan Australia.
Tim lainnya bertolak ke Korea
Selatan, dipimpin anggota Komisi I dari
Fraksi Golkar, Tantowi Yahya.
Menurut Mahfudz, kunjungan wakil
rakyat ke Belanda dilakukan dalam
rangka untuk memperkuat hubungan
kerja sama di bidang pertahanan
maupun membahas isu-isu terkait
penanganan persoalan Papua.
’’Kunjungan ke Belanda sudah
ada dalam kerangka kerja. Kita ingin
evaluasi mengenai isu Papua,’’ ujar
Mahfudz, Senin (28/10).
Mahfudz mengatakan, Parlemen RI
memandang penting serta sangat serius
dalam penanganan dan pengelolaan
isu-isu Papua. Maklum, beberapa
waktu lalu para aktivias Papua Merdeka
mendirikan kantor perwakilan di
beberapa negara di Eropa. (bik)
RI-China, Bilateral Terus Meningkat
ROMBANGAN DPR yang dipimpin
Wakil Ketua DPR RI Mahfudz Shiddiq
mengadakan pertemuan khusus dengan
Duta Besar RI di China dan Mongoloa,
Imron Cotan di Beijing. Pertemuan itu
merupakan rangkaian kunjungan kerja
komisi pertahanan selama sepekan di
Negeri Panda tersebut.
Duta Besar Imron Cotan dalam
pertemuan Minggu (27/10) lalu itu
mengungkapkan, dalam beberapa tahun
terakhir ini, hubungan bilateral RI-China
berkembang secara eksponensial.
’’Ini bisa dilihat dari neraca angka
perdagangan bilateral yang terus
meningkat,’’ ujar Imron dalam rilis pers
yang dikirim Kedutaan Besar RI di
Beijing, Senin (28/10).
Imron Cotan mengungkapkan bahwa
peningkatan volume perdagangan
bilateral antara RI dan China ini melonjak
tiap tahunnya. Pada tahun lalu, nilai
perdagangan tercatat senilai 66,6
miliar dolar AS, atau naik tiga kali lipat
dibanding angka perdagangan pada
2010.
Seiring dengan itu, aliran investasi
dari China ke Tanah Air secara
akumulatif per 2012 mencapai 2,02
miliar dolar AS.
Oleh karena itu, menurut Imron,
visi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Presiden China Xi
Jinping untuk meningkatkan kemitraan
strategis menjadi kemitraan strategis
komprehensif merupakan kebijakan
yang tepat.
’’Jalinan kemitraan komprehensif
strategis dengan China menjadi suatu
keharusan bagi Indonesia demi mencapai
dan mengamankan kepentingan nasional
Indonesia,’’ ujarnya.
Imron juga menyebutkan,
pemerataan pembangunan di Indonesia
membutuhkan investasi yang besar
dan konektivitas dengan pasar di dunia
luar. ’’Sehingga bermitra dengan China
membuka peluang menarik atas arus
investasi sekaligus menembus pangsa
pasar 1,3 miliar jiwa,’’ ujarnya.
Dalam rapat dengar pendapat ini,
Mahfudz Siddiq menyatakan apresiasinya
atas kinerja KBRI Beijing dalam terus
mendorong peningkatan kerjasama
bilateral Indonesia-China.
Selain bertemu dengan petinggi
KBRI, rombongan Komisi I DPR RI juga
bertemu dengan para pakar militer serta
akademisi untuk mempelajari sistem
hukum militer China. (JP/bik)
NOVEMBER 2013 • GARDU ASPIRASI |
5