GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 45 / OKTOBER 2013 | Page 11

Ibu­ibu Majlis Tafsir Alquran Deli Serdang Sumut berjalan menuju bis rombongan yang difasilitasi Ramadhan Pohan usai acara silaturahmi nasional di Istora Senayan Jakarta, Minggu.15/9. Rombongan Majlis Tafsir Alquran (MTA) Deli Serdang Sumut dengan tim Ramadhan Pohan usai acara silaturahmi nasional MTA di Istora Senayan, Minggu 15/9. FOTO: Sukandar Terima Laporan Pemekaran Wilayah Berdialog dengan masyarakat menjadi prioritas bagi Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS semenjak menduduki kursi parlemen. Hal itu terlihat ketika Ramadhan bergegas menuju titik kunjungan selanjutnya setelah prosesi acara pernikahan keponakannya di Pematang Siantar selesai, Sabtu (22/9). P ERTEMUAN ini sebenarnya sudah hampir dibatalkan karena ketakutan tim bahwa jadwal kunjungan akan molor dari yang dijanjikan. Tetapi, masyarakat tetap kekeuh akan menunggu Ramadhan meskipun jadwal acara molor. ’’Tidak apa­apa Bapak terlambat datang. Selagi Pak Ramadhan berkenan singgah, kami tidak masalah menunggu,’’ jawab Amir Siddiq, sewaktu dikonfirmasi mengenai keterlambatan. Sekitar pukul 18.00 Ramadhan dan tim tiba di lokasi. Meskipun acara terlambat dari jadwal semula tetapi masyarakat tetap bersemangat sewaktu Ramadhan memperkenalkan diri. ’’Oh yang ini yang namanya Pak Ramadhan Pohan. Selama ini, kami cuma bisa melihat di teve Pak,’’ ucap Karyo, spontan ketika berjabatan tangan dengan Ramadhan. Warga lain, Toni menambahkan, sebelumnya belum pernah ada anggota dewan yang berkunjung ke daerah ini. ’’Berarti ini sejarah baru juga dong,’’ canda Ramadhan Pohan. Ia kemudian menambahkan bahwa pemimpin tidak bisa mengetahui permasalahan masyarakat jika ia tidak turun langsung. ’’Anggota dewan itu justru harus sering turun ke masyarakat. Gimana mereka bisa tahu permasalahan masyarakat kalau tidak pernah turun ke masyarakat.’’ ’’Kami saja Bang, saat ini udah masuk ke lebih dari 300 titik, dan dari 300 titik itu juga saya sampai ke kesimpulan bahwa permasalahan utama di Sumut ini adalah infrastruktur dan juga permasalahan para petani atau nelayan,’’ tambahnya. Di sela­sela diskusi tersebut Tutok, salah seorang kepala dusun, berdiskusi mengenai pemekaran desa. Menurutnya, beberapa desa yang ada di wilayah ini sudah layak dimekarkan menjadi kecamatan sendiri. Sebab, dari segi jumlah penduduk sudah mencukupi untuk dijadikan sebuah kecamatan. ’’Nah, terbukti kan bahwa kalau kita ingin mengetahui permasalahan masyarakat kita harus terjun langsung. Ini contohnya, darimana saya tahu mengenai permasalahan pemekaran kecamatan kalau saya tidak turun langsung,’’ ucap Ramadhan. Menanggapi permasalahan pemekaran kecamatan tersebut Ramadhan menjelaskan bahwa pemekaran kecamatan sebenarnya lebih tepat didiskusikan dengan DPRD Kabupaten atau Provinsi. Sebab, DPR­RI cakupan kajiannya hanya terkait pemekaran Provinsi. Tetapi, Ramadhan berjanji siap membantu apabila wilayah ini menemui kesulitan di dalam proses pemekaran. Tetapi, dengan catatan bahwa memang wilayah ini berhak untuk dimekarkan menjadi kecamatan. Sekitar pukul 19.00 Ramadhan dan tim pamit untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. (adelita) OKTOBER 2013 • GARDU ASPIRASI | 11