Ibuibu Majlis Tafsir Alquran Deli Serdang Sumut berjalan menuju bis rombongan yang difasilitasi
Ramadhan Pohan usai acara silaturahmi nasional di Istora Senayan Jakarta, Minggu.15/9.
Rombongan Majlis Tafsir Alquran (MTA) Deli Serdang Sumut dengan tim Ramadhan Pohan usai
acara silaturahmi nasional MTA di Istora Senayan, Minggu 15/9. FOTO: Sukandar
Terima Laporan
Pemekaran Wilayah
Berdialog dengan masyarakat menjadi prioritas bagi Wakil Ketua Komisi I
DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS semenjak menduduki kursi parlemen.
Hal itu terlihat ketika Ramadhan bergegas menuju titik kunjungan selanjutnya
setelah prosesi acara pernikahan keponakannya di Pematang Siantar
selesai, Sabtu (22/9).
P
ERTEMUAN ini sebenarnya
sudah hampir dibatalkan karena
ketakutan tim bahwa jadwal
kunjungan akan molor dari yang
dijanjikan. Tetapi, masyarakat
tetap kekeuh akan menunggu Ramadhan
meskipun jadwal acara molor.
’’Tidak apaapa Bapak terlambat
datang. Selagi Pak Ramadhan berkenan
singgah, kami tidak masalah menunggu,’’
jawab Amir Siddiq, sewaktu dikonfirmasi
mengenai keterlambatan.
Sekitar pukul 18.00 Ramadhan dan tim
tiba di lokasi. Meskipun acara terlambat
dari jadwal semula tetapi masyarakat
tetap bersemangat sewaktu Ramadhan
memperkenalkan diri.
’’Oh yang ini yang namanya Pak
Ramadhan Pohan. Selama ini, kami cuma
bisa melihat di teve Pak,’’ ucap Karyo,
spontan ketika berjabatan tangan dengan
Ramadhan.
Warga lain, Toni menambahkan,
sebelumnya belum pernah ada anggota
dewan yang berkunjung ke daerah ini.
’’Berarti ini sejarah baru juga dong,’’ canda
Ramadhan Pohan.
Ia kemudian menambahkan bahwa
pemimpin tidak bisa mengetahui
permasalahan masyarakat jika ia tidak turun
langsung. ’’Anggota dewan itu justru harus
sering turun ke masyarakat. Gimana mereka
bisa tahu permasalahan masyarakat kalau
tidak pernah turun ke masyarakat.’’
’’Kami saja Bang, saat ini udah masuk
ke lebih dari 300 titik, dan dari 300 titik
itu juga saya sampai ke kesimpulan bahwa
permasalahan utama di Sumut ini adalah
infrastruktur dan juga permasalahan para
petani atau nelayan,’’ tambahnya.
Di selasela diskusi tersebut Tutok,
salah seorang kepala dusun, berdiskusi
mengenai pemekaran desa. Menurutnya,
beberapa desa yang ada di wilayah ini
sudah layak dimekarkan menjadi kecamatan
sendiri. Sebab, dari segi jumlah penduduk
sudah mencukupi untuk dijadikan sebuah
kecamatan.
’’Nah, terbukti kan bahwa kalau kita
ingin mengetahui permasalahan masyarakat
kita harus terjun langsung. Ini contohnya,
darimana saya tahu mengenai permasalahan
pemekaran kecamatan kalau saya tidak
turun langsung,’’ ucap Ramadhan.
Menanggapi permasalahan pemekaran
kecamatan tersebut Ramadhan menjelaskan
bahwa pemekaran kecamatan sebenarnya
lebih tepat didiskusikan dengan DPRD
Kabupaten atau Provinsi.
Sebab, DPRRI cakupan kajiannya
hanya terkait pemekaran Provinsi. Tetapi,
Ramadhan berjanji siap membantu apabila
wilayah ini menemui kesulitan di dalam
proses pemekaran. Tetapi, dengan catatan
bahwa memang wilayah ini berhak untuk
dimekarkan menjadi kecamatan.
Sekitar pukul 19.00 Ramadhan dan
tim pamit untuk melanjutkan perjalanan
selanjutnya.
(adelita)
OKTOBER 2013 • GARDU ASPIRASI |
11