Kagumi Harian Tribun
Menjalin komunikasi dengan media
massa memang telah menjadi
agenda rutin bagi Wakil Ketua
Komisi I DPR RI Drs Ramadhan
Pohan MIS di setiap kunjungannya
ke Medan. Hal itu terlihat dari
sejumlah kantor media cetak,
televisi, dan radio yang telah
didatanginya, salah satunya adalah
Harian Tribun Medan.
B
ERTEMPAT di Jalan K.H.
Wahid Hasyim, Ramadhan
dan tim Rukun Perubahan
berkesempatan untuk berdiskusi
dengan awak redaksi Harian
Tribun Medan.
Tiba di lokasi pukul 10.00, Ramadhan
disambut di ruang redaksi lantai dua.
Ramadhan membuka diskusi dengan
menyampaikan kekagumannya mengenai
surat kabar itu.
’’Hampir tiap pagi kalau saya ke Medan,
koran Tribun termasuk salah satu koran
yang harus saya beli,’’ sergahnya.
Menurut Ramadhan, Tribun termasuk
harian yang ekonomis dari segi harga tetapi
tetap dengan isi berita yang menarik. ’’Jujur
harus saya akui, saya termasuk kagum
dengan Tribun karena menurut saya harian
ini dari segi harga sangat murah Rp 1.000
tapi dari segi berita tidak kacangan.’’
Sepanjang diskusi berlangsung,
Ramadhan lebih banyak bercerita mengenai
pengalamannya sebagai jurnalis dan politikus.
Menurutnya, sudah saatnya anggota
DPR harus lebih banyak berasal dari kalang
an jurnalis karena kalangan jurnalis sudah
terbiasa untuk memperoleh data yang valid.
’’Saya memang lama sebagai jurnalis
dan setelah saya menjadi seorang politikus
saya sampai kepada kesimpulan bahwa
sudah saatnya anggota DPR harus banyak
dari background jurnalis. Alasannya cuman
satu, kalau di jurnalis kita sudah terbiasa
mencecar orang dengan pertanyaan.
Sehingga, begitu kita masuk di parlemen
kita terbiasa untuk mempertanyakan data
10
| GARDU ASPIRASI • OKTOBER 2013
yang valid dan beradu argumen.’’
’’Sebenarnya apa alasan utama Abang
pada akhirnya maju ke Senayan dan
meninggalkan dunia jurnalistik,’’ tanya Arifin,
asisten redaktur.
Menurut Ramadhan, salah satu alasan
terkuatnya untuk menjadi anggota dewan
adalah karena kekecewaannya melihat citra
buruk anggota dewan.
’’Dulu sewaktu saya di Amerika, saya
pernah beberapa kali kasih masukan ke
anggota dewan yang lagi studi banding. Tapi
meskipun sudah beberapa kali saya kasih
tahu, tidak dilakukan juga. Sampai akhirnya
saya berpikir kalau memang mau melakukan
perubahan kita harus masuk di dalamnya,’’
katanya.
Ramadhan menambahkan,
di parlemen ia tetap
meneruskan
jiwa jurnalisnya
meskipun
dengan cara
yang berbeda.
’’Saya juga tidak
lupa dengan
jurnalistik, hasil
laporan kerja kita
tetap kita buat dalam
bentuk majalah. Jadi
sembari menjalankan
tugas di parlemen,
jurnalistik juga tetap
terus dan dihidupkan
dalam keseharian saya.’’
’’Banyak yang
tidak percaya ini adalah
tahun pertama saya di
palemen. Hampir ratarata
menganggap ini merupakan
tahun ketiga saya karena
cepatnya adaptasi saya
terhadap dinamika parlemen.
Tapi, menurut saya, saya
memang benarbenar bersyukur
latar belakang saya adalah
seorang jurnalis sehingga saya
bisa dengan mudah beradaptasi,’’
kata Ramadhan mengenai
kebanggaanya terhadap latar
belakangnya sebagai seorang jurnalis.
’’Dalam usianya yang hampir 3 tahun ini,
saya yakin banyak hal yang sudah dialami
oleh Harian Tribun dan bukan hal yang
gampang merintis sebuah harian dari awal.
Tetapi, Tribun sudah membuktikan dirinya
mampu untuk menjadi harian termurah
di kota Medan selama 3 tahun berturut
turut, menurut saya itu sudah pencapaian
besar di usianya saat ini. Mudahmudahan
ke depannya bisa terus maju,’’ ucap
Ramadhan, sewaktu diminta tanggapannya
mengenai Tribun. Ia pun berpamitan
mengunjungi titik kunjungan selanjutnya.
(adelita)