GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 45 / OKTOBER 2013 | Page 10

Kagumi Harian Tribun Menjalin komunikasi dengan media massa memang telah menjadi agenda rutin bagi Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS di setiap kunjungannya ke Medan. Hal itu terlihat dari sejumlah kantor media cetak, televisi, dan radio yang telah didatanginya, salah satunya adalah Harian Tribun Medan. B ERTEMPAT di Jalan K.H. Wahid Hasyim, Ramadhan dan tim Rukun Perubahan berkesempatan untuk berdiskusi dengan awak redaksi Harian Tribun Medan. Tiba di lokasi pukul 10.00, Ramadhan disambut di ruang redaksi lantai dua. Ramadhan membuka diskusi dengan menyampaikan kekagumannya mengenai surat kabar itu. ’’Hampir tiap pagi kalau saya ke Medan, koran Tribun termasuk salah satu koran yang harus saya beli,’’ sergahnya. Menurut Ramadhan, Tribun termasuk harian yang ekonomis dari segi harga tetapi tetap dengan isi berita yang menarik. ’’Jujur harus saya akui, saya termasuk kagum dengan Tribun karena menurut saya harian ini dari segi harga sangat murah Rp 1.000 tapi dari segi berita tidak kacangan.’’ Sepanjang diskusi berlangsung, Ramadhan lebih banyak bercerita mengenai pengalamannya sebagai jurnalis dan politikus. Menurutnya, sudah saatnya anggota DPR harus lebih banyak berasal dari kalang­ an jurnalis karena kalangan jurnalis sudah terbiasa untuk memperoleh data yang valid. ’’Saya memang lama sebagai jurnalis dan setelah saya menjadi seorang politikus saya sampai kepada kesimpulan bahwa sudah saatnya anggota DPR harus banyak dari background jurnalis. Alasannya cuman satu, kalau di jurnalis kita sudah terbiasa mencecar orang dengan pertanyaan. Sehingga, begitu kita masuk di parlemen kita terbiasa untuk mempertanyakan data 10 | GARDU ASPIRASI • OKTOBER 2013 yang valid dan beradu argumen.’’ ’’Sebenarnya apa alasan utama Abang pada akhirnya maju ke Senayan dan meninggalkan dunia jurnalistik,’’ tanya Arifin, asisten redaktur. Menurut Ramadhan, salah satu alasan terkuatnya untuk menjadi anggota dewan adalah karena kekecewaannya melihat citra buruk anggota dewan. ’’Dulu sewaktu saya di Amerika, saya pernah beberapa kali kasih masukan ke anggota dewan yang lagi studi banding. Tapi meskipun sudah beberapa kali saya kasih tahu, tidak dilakukan juga. Sampai akhirnya saya berpikir kalau memang mau melakukan perubahan kita harus masuk di dalamnya,’’ katanya. Ramadhan menambahkan, di parlemen ia tetap meneruskan jiwa jurnalisnya ­­meskipun dengan cara yang berbeda. ’’Saya juga tidak lupa dengan jurnalistik, hasil laporan kerja kita tetap kita buat dalam bentuk majalah. Jadi sembari menjalankan tugas di parlemen, jurnalistik juga tetap terus dan dihidupkan dalam keseharian saya.’’ ’’Banyak yang tidak percaya ini adalah tahun pertama saya di palemen. Hampir rata­rata menganggap ini merupakan tahun ketiga saya karena cepatnya adaptasi saya terhadap dinamika parlemen. Tapi, menurut saya, saya memang benar­benar bersyukur latar belakang saya adalah seorang jurnalis sehingga saya bisa dengan mudah beradaptasi,’’ kata Ramadhan mengenai kebanggaanya terhadap latar belakangnya sebagai seorang jurnalis. ’’Dalam usianya yang hampir 3 tahun ini, saya yakin banyak hal yang sudah dialami oleh Harian Tribun dan bukan hal yang gampang merintis sebuah harian dari awal. Tetapi, Tribun sudah membuktikan dirinya mampu untuk menjadi harian termurah di kota Medan selama 3 tahun berturut­ turut, menurut saya itu sudah pencapaian besar di usianya saat ini. Mudah­mudahan ke depannya bisa terus maju,’’ ucap Ramadhan, sewaktu diminta tanggapannya mengenai Tribun. Ia pun berpamitan mengunjungi titik kunjungan selanjutnya. (adelita)