GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 44 / SEPTEMBER 2013 | Page 23

mengatakan, akan melakukan upayaupaya keras, yaitu meningkatkan disiplin prajurit, profesional prajurit TNI, kesejahteraan TNI, serta kemampuan dan kapasitas prajurit TNI, dengan dukungan modernisasi alutsista TNI. ‘’Saya ingin saya sampaikan gagasan utama saya, yaitu inovasi, profesionalisme TNI, dan keutuhan NKRI,’’ ujar Moeldoko. Hal lain yang tak kalah penting, kata dia, setiap prajurit TNI harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan siapa pun, khususnya untuk mencegah gejolak sosial dan menimbulkan rasa aman pada rakyat. ’’Yang meliputi bisnis TNI, doktrin, dan motode pelatihan, bisa kita selesaikan secara bersama-sama, terencana, dan terukur,’’ paparnya. Untuk menjaga capaian itu, Moeldoko mengatakan akan berusaha mencari terobosan dalam menyiasati kecilnya jumlah personil terhadap beban pelaksanaan tugas dan perlindungan keamanan jiwa. ’’Untuk mengimbangi kecilnya rasio tersebut, TNI di masa datang akan meningkatkan kualitas SDM dan ketercukupan alutsistanya secara bertahap,’’ tambahnya. Netral Moeldoko menegaskan, tidak akan memberi toleransi penggunaan fasilitas militer oleh prajurit TNI untuk kepentingan kegiatan politik. Jika terbukti, ia memastikan akan memberikan sanksi hingga berupa pencopotan jabatan. ’’Sebagai contoh, ada kendaraan militer kemarin yang digunakan untuk mudik. Belakangan ketahuan, itu tidak ada izinnya. Terpaksa, ya kita beri sanksi. Apalagi kalau menyangkut penyimpangan untuk kegiatan politik,’’ ujar Moeldoko . Ia menegaskan, saat ini seluruh prajurit TNI sudah dibekali buku saku, yang mengatur hal-hal terkait hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang prajurit. ’’Saya pastikan, prajurit TNI dapat menjaga netralitasnya dalam politik. Seluruh prajurit sudah dibekali buku saku, soal apa saja yang harus mereka lakukan di lapangan dan tidak boleh dikerjakan,’’ tambahnya. (bik) SBY Disadap, Indonesia Meradang Akhir Juli hingga awal Agustus lalu, Indonesia dikejutkan oleh pemberitaan media Australia The Age dan The Sydney Morning Herald tentang penyadapan pada rombongan Presiden SBY saat menghadiri KTT G20 di London, Inggris pada April 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat menghadiri KTT G-20 di London, April 2009. FOTO: PRESIDENSBY.INFO ENYADAPAN dilakukan agen-agen Inggris dan Amerika Serikat. Negara ini memerintahkan penyadapan terhadap setiap komunikasi internet dan panggilan telepon para anggota delegasi G-20. ‘’Kemenlu sudah melakukan upayaupaya diplomasi untuk mempertanyakan hal ini. Meski begitu, kita perlu mengantisipasi terhadap kegiatan penginderaan yang dilakukan pihak lain melalui kegiatan kontra penginderaan dan assessment jaringan komunikasi,’’ ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS, dalam acara dialog dengan Net TV di Jakarta. Aksi penyadapan ini tentu saja P menghebohkan. Dalam pemberitaan itu digambarkan, PM Australia Kevin Rudd menerima keuntungan dari kegiatan mata-mata Inggris tadi. Rudd selama ini memang memiliki keinginan besar memperoleh informasi intelijen, terutama pada pemimpin Asia Pasifik, Susilo B. Yudhoyono (Indonesia), Manmohan Singh (PM India) dan Hu Jintao (mantan Presiden China). Sumber anonim yang dekat dengan pemerintah Australia mengungkapkan hasil penyadapan digunakan untuk mendukung tujuan diplomatik Australia, termasuk dukungan untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB. Delegasi Australia mendapatkan dukungan informasi intelijen dari Inggris dan Amerika GARASI • SEPTEMBER 2013 23