2. Dengan tetap melihat dari depan lensa, gerakan
kontraksi lensa zoom, secara berlahan untuk melihat
permukaan elemen lensa bagian elemen kedua dan
seterusnya, sepanjang masih terjangkau oleh
kemampuan mata kita. Ini merupakan cara
sederhana dan merupakan cara paling mudah.
3. Sekarang giliran bagian belakang lensa, dan jangan
lupa untuk memutar ring diafragma pada posisi
maksimal (f/stop terkecil), atau cari tuas diafragma,
dan buka diafragma pada posisi maksimal, supaya
cahaya dapat masuk menerangi seluruh permukaan
lensa.
4. Dengan bukaan diafragma terbuka lebar, atau
dengan tetap memegang tuas diafragma dalam
keadaan terbuka lebar, gerakan kontraksi zoom
secara berlahan untuk melihat permukaan elemen
lensa bagian elemen paling belakang dan seterusnya
kearah elemen lensa bagian depan, sepanjang masih
terjangkau oleh kemampuan mata kita. Cara ini butuh
sedikit kecermatan, karena gerakan zoom yang
terlalu cepat akan membuat fokus bergerak terlalu
cepat sehingga tidak sempat terlihat oleh mata kita.
Jadi lakukan secara berlahan supaya permukaan
elemen lensa bagian dalam mendapatkan fokusnya
satu persatu dan permukaannya dapat diamati
secara cermat.
5. Terakhir, lakukan pengamatan pada seluruh body
lensa, dan lakukan testing dengan menggunakan
kamera, apakah ada keanehan atau anomali pada
pengoperasiannya. Jika semua proses tersebut
40