EQUATORSPACE #01 | Page 17

EQUATORSPACE. COM 16 EQUATORSPACE. COM 16
FOCUS
Deklarasi Bogota ditandatangani oleh delegasi dari delapan negara yaitu Brasil, Colombia, Congo, Ecuador, Indonesia, Kenya, Uganda dan Zaire. Meskipun deklarasi ini tidak mendapat dukungan dari anggota lain PBB, deklarasi Bogota mampu menekan ITU sehingga pada tahun 1986 pada World Administrative Radio Conference( WARC) seluruh anggota ITU menyetujui untuk memberikan hak yang sama kepada seluruh dunia terhadap penggunaan slot orbit dan frekwensi. Forum WARC adalah forum pertemuan puncak pengaturan frekwensi dunia. Setiap negara anggota ITU hadir di forum ini untuk finalisasi perjuangan mereka untuk mendapatkan hak penggunaan frekwensi baik di darat, laut, udara maupun antariksa. Deklarasi Bogota tetap tercatat sebagai usaha dari negara ekuator untuk mendapatkan kedaulatan atas wilayah orbit geostasioner di atas negaranya.
SATELIT KOMUNIKASI INDONESIA Indonesia tercatat sebagai negara ketiga yang mengoperasikan satelit komunikasi. Pengoperasian satelit komunikasi adalah keputusan yang sangat cerdas dari para pemimpin negara waktu itu. Satelit komunikasi walaupun sangat mahal namun menjadi solusi terbaik untuk mempersatukan seluruh wilayah Benua Maritim Indonesia. Pada bagian ini disampaikan secara ringkas usaha yang dilakukan untuk membangun dan mengoperasikan satelit komunikasi dan informasi mulai dari satelit Palapa seri A sampai dengan satelit BRI-SAT yang telah diluncurkan tahun 2016 ini. Masingmasing satelit memiliki cerita unik yang menarik untuk disimak dan dipelajari.
Satelit Palapa A1 dan A2 Saya mencoba menelusuri sumber informasi dari website lembaga resmi seperti Dirjen Postel, Arsip Nasional, LAPAN dan lain-lain tetapi informasi tentang pengembangan satelit Palapa tidak saya temukan.
Informasi penting tentang pembangunan Palapa A1 dan A2 atau Sistem Komunikasi Satelit Domestik( SKSD) Palapa saya temukan dari situs http:// www. hmsoeharto. id / 2015 / 07 / 1976- 08-16-cabut-keris-presiden. html. Dari situs itu didapatkan informasi tentang peresmian pengoperasian satelit Palapa sebagai berikut:
SENIN, 16 AGUSTUS 1976. Dalam rangka peringatan 31 tahun kemerdekaan RI, pagi ini Presiden Soeharto meresmikan penggunaan SKSD Palapa. Dalam acara peresmian yang berlangsung pada jam 08.45 pagi di Gedung DPR itu Kepala Negara mencabut sebilah keris dan kemudian menekan tombol elektronis yang terdapat pada gagang keris tersebut. Dengan demikian resmilah penggunaan SKSD Palapa. Selanjutnya Presiden melakukan pembicaraan telepon jarak jauh melalui SKSD Palapa dengan Gubernur Aceh, Muzakkir Walad, dan Gubernur Irian Jaya, Sutran.
Informasi lebih rinci tentang pembangunan SKSD Palapa saya peroleh dari dua makalah yang masing-masing ditulis oleh Pimpinan Proyek pembangunan SKSD Palapa tahun 1974-1977, Dr. A. Ph. Jiwatampu( http:// spacejournal. ohio. edu / issue8 / his _ arn old1. html), dan tokoh wanita yang sangat dikenal, Dr. Marwah Daud Ibrahim( http:// spacejournal. ohio. edu / issue8 / his _ mar wah1. html). Berdasar-kan kedua paper tersebut, terutama dari paparan rinci yang disampaikan di dalam paper Dr. Marwah Daud, penulis mencoba melakukan rekonstruksi perkembangan pembangunan satelit Palapa mulai dari perkenalan Indonesia dengan sistem satelit komunikasi internasional sampai dengan peresmian pengoperasian satelit Palapa oleh Presiden Soeharto, sebagai berikut: a). Pada tanggal 19 Agustus tahun 1964, Amerika Serikat berhasil meluncurkan Syncom 3, satelit komunikasi geostasioner pertama di dunia. Keberhasilan itu menjadi dasar untuk pendirian International Telecommunication Satellite Consortium( INTELSAT) pada tanggal
EQUATORSPACE. COM 16 EQUATORSPACE. COM 16