EQUATORSPACE #01 | Page 16

FOCUS Setiap pita frekwensi yang di atur ITU di atas memiliki sifat dan kelebihan masingmasing. C-band digunakan pada satelit komunikasi generasi pertama. Komunikasi dengan pita frekwensi ini tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca terutama hujan, sehingga bisa dipakai pada selu ruh kondisi cuaca. Kekurangan C-band adalah keterbatasannya dalam melayani komunikasi data. Penggunaan untuk komunikasi suara atau faximile masih memungkinkan tetapi apabila mengirimkan gambar apalagi video dengan densitas tinggi maka transmisinya akan sangat lambat. Kekurangan tersebut disebabkan oleh lebar pita (bandwidth) Cband yang relatif sempit. Setelah satelit komunikasi makin banyak dioperasikan maka perusahaan telekomunikasi dunia mengembangkan sistem komunikasi dengan menggunakan frekwensi pada Ku-band dan Ka-band. Penggunaan Ku-band dan Ka-band memerlukan teknologi komunikasi yang mampu mengatasi tantangan dalam penggunaan frekwensi sangat tinggi. Frekwensi lebih tinggi bisa menyediakan lebar pita yang lebih tinggi yang kita kenal saat ini dengan istilah pita lebar (broadband). Kekurangan dari frekwensinya yang tinggi, transmisi pada Ku-band terlebih lagi Ka-band sangat terganggu oleh cuaca sehingga Ka-band tidak digunakan di wilayah yang curah hujannya sangat tinggi. Pita frekwensi lain yang digunakan untuk satelit komunikasi adalah pita frekwensi L-band yang khusus digunakan untuk komunikasi dengan stasiun bergerak serta pita frekwensi Sband yang digunakan untuk satelit penyiaran. Interferensi terjadi apabila satu wilayah menerima dua atau lebih pancaran signal transmisi pada frekwensi pembawa yang sama. Gangguan interferensi terjadi seperti berisiknya pesawat radio kita ketika menerima signal radio dari berbagai pemancar yang berbeda. EQUATORSPACE.COM EQUATORSPACE.COM Kondisi yang sama bisa terjadi pada transmisi satelit kalau tidak diatur. Karena pentingnya pengaturan penggunaan frekwensi radio, negara-negara di dunia sepakat untuk mendirikan International Telecommunication Union (ITU). ITU berada dibawah naungan PBB. ITU dibangun untuk mengatur penggunaan frekwensi radio di seluruh dunia. Wakil pemerintah Indonesia di ITU adalah Kementerian Komunikasi dan informatika. Regulasi ITU menjadi acuan UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Setiap negara yang akan mengoperasikan satelit jenis apapun harus mendapatkan ijin penggunaan frekwensi dari ITU. Khusus untuk satelit komunikasi yang ditempatkan di orbit geostasioner, ITU mengatur pula ijin slot orbitnya. Gambar 9.1 memperlihatkan dengan jelas slot orbit geostasioner dan satelit komunikasi yang mengisinya. Bisa dilihat bahwa jarak setiap satelit umumnya dua derajat dan apabila kebutuhannya tinggi, jarak antar satelit tidak bisa lebih kecil dari satu derajat. Apabila beberapa satelit menempati satu slot orbit maka frekwensi pembawa yang digunakan tidak boleh saling tumpang tindih sehingga terjadi interferensi. Deklarasi Bogota Negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan Rusia mampu menekan ITU untuk menjalankan prinsip “first in first serve”. Prinsip itu sangat liberal. Sudah pasti bahwa para pendaftar pertama adalah negara-negara yang telah maju teknologi keantariksaannya atau negara-negara yang mampu secara ekonomi membayar jasa untuk membangun dan mengoperasikan satelit telekomunikasi bagi negaranya. Negara-negara yang sedang berkembang dapat dipastikan tidak akan mampu bersaing dengan mereka. Sementara itu negara-negara di ekuator terancam tidak akan mendapatkan slot orbit karena orbit geostasioner dapat diisi oleh siapapun yang lebih dulu menguasainya. Kondisi tersebut mempersatukan negara-negara di garis ekuator untuk memperjuangkan kedaulatan atas orbit geostasioner yang berada di atas wilayah udara negara mereka. 15 15