EQUATORSPACE #01 | Page 15

FOCUS Dinamika perkembangan pengoperasian satelit komunikasi di negara kita sangat menarik untuk didalami. Dinamika perkembangan situasi yang paling banyak disimak pada bagian ini adalah dinamika yang terkait dengan slot orbit geostasioner Indonesia. Pengoperasian satelit Palapa sebagaimana pengoperasian satelit geostasioner lainnya, harus didahului dengan perjuangan untuk mendapatkan slot orbit dan spektrum frekwensi yang digunakan. mampu mengoperasikan satelit komunikasi dan informasi geostasioner. Gambar 9.1 di atas, adalah informasi yang disampaikan perusahaan manufaktur satelit Boeing pada tahun 2012 tentang jumlah satelit yang mereka buat dan satelit buatan perusahaan pembuat satelit lain di dunia. Gambar 10.1 memperlihatkan betapa padatnya orbit geostasioner. Rebutan Slot Orbit Geostasioner Persaingan untuk mendapatkan slot orbit geostasioner bukan disebabkan terbatasnya Gambar 9.1 Satelit buatan Boeing diantara ratusan satelit lain di orbit geostasioner (sumber:http://www.boeingimages.com/archive/ Commercial-Communications-Satellites-Orbit-2F3XC5KQCM9.html) Berkait dengan usaha untuk mendapatkan hak atas slot orbit tersebut, pada bagian ini akan disampaikan pula informasi tentang deklarasi Bogota yang merupakan langkah perjuangan negara-negara ekuator untuk mendapatkan hak berdaulat atas orbit geostasioner di atas wilayah negaranya. Hak untuk mendapatkan slot orbit dan spektrum frekwensi makin sulit diperoleh setelah lebih banyak negara baru yang EQUATORSPACE.COM EQUATORSPACE.COM wilayah orbit geostasioner. Terbatasnya slot orbit lebih disebabkan oleh potensi terjadinya kondisi yang diistilahkan sebagai “harmfull interference” yaitu terjadinya interferensi yang saling menggangu antara signal satu satelit dengan satelit lainnya. Frekwensi yang digunakan untuk satelit komunikasi saat ini menggunakan lima teknologi dasar yang diatur dalam regulasi International Telecommunication Union (ITU) sebagai berikut : a). C-band (4/6 GHz) “Fixed Satellite Service” (FSS) b). Ku-band (11/14 GHz) “Fixed Satellite Service” (FSS) c). Ka-band (20/30 GHz) bent pipe d). Ka-band (20/30 GHz) dengan “on board processing” e). L-band (1.5/1.6 GHz) “Mobile Satellite Service”(MSS) f). S-band (2/4 GHz)”Broadcasting Satellite Service” 14 14