FOCUS
serta ancaman kedaulatan wilayah yang
terus tumbuh sebagaimana terlihat di Laut
China Selatan. Ancaman aktual dari dalam
negeri misalnya adalah bahaya separatisme
serta berbagai bentuk bencana alam.
Ancaman potensial dari luar negeri, tidak
dapat dilihat hanya dari situasi kekinian,
tetapi simaklah sejarahnya, yang ternyata
bila kepentingan nasional mereka
terganggu, maka terbukti mereka tidak
segan untuk memaksakan kehendaknya
dengan berbagai cara termasuk kekerasan
militer. Dengan memperhatikan itu maka
kita perlu terus menaruh kewaspadaan
terhadap negara-negara yang bermanuver di
kawasan samudera Pasifik maupun
samudera Hindia. Sedangkan ancaman
potensial dari dalam negeri adalah berupa
radikalisme serta bencana sosial.
Kondisi Postur
Untuk mengahadapi perkembangan
lingkungan strategis tersebut, diperlukan
kondisi postur yang memadahi agar strategi
yang telah dipilih dapat dieksekusi dengan
baik. Lalu bagaimana perbandingan postur
kita dengan postur dari kekuatan-kekuatan
yang bermanuver di kawasan? Lagi lagi
menggungah kita untuk bekerja keras dan
cerdas. Kekuatan-kekuatan yang
bermanuver, bila dilihat anatominya secara
teknologi, maka mereka memiliki dimensi
konvensioanl (kapal, pesawat, tank, maupun
pasukan sebagaimana kita miliki), dimensi
keantariksaan berupa gugus satelit beserta
berbagai aplikasinya di perangkat
konvensional tadi, termasuk untuk
keperluan siber, dan dimensi berikutnya
adalah dimensi nuklir, baik sebagai sumber
tenaga maupun sebagai hulu ledak
persenjataan.
EQUATORSPACE.COM
EQUATORSPACE.COM
Sementara postur kita secara esensi
anatominya masih pada dimensi
konvensional, belum masuk pada dimensi
keantariksaan maupun nuklir. Padahal
kekuatan konvensional yang sama akan
menjadi sangat berbeda efektifitas dan
efisiensinya bila yang satu dikombinasi
dengan keantariksaan dan yang lainnya
tidak. Belum lagi kalau kita juga bicara
kekuatan nuklir, dimana bagi yang
menguasainya menjadi memiliki daya
hancur yang berlipat ganda.
Keperluan mendesak
Dari situasi di atas, agar amanat pertahanan
negara dapat dilaksanakan dengan baik,
maka hemat kami, paling tidak harus masuk
pada dimensi kedua, yaitu dimensi
keantariksaan. Terdapat beberapa hal yang
sangat mendorong untuk tercapainya hal ini,
yaitu pertama dari posisi dan konstelasi
geografis NKRI, yang tidak mungkin
mengandalkan konektifitas melalui metoda
kebumian (terrestrial) saja. Kedua,
perkembangan lingkungan strategis, baik di
dalam negeri maupun luar negeri. Untuk
luar negeri, khususnya adalah di Laut China
Selatan seperti dikemukakan di atas.
Sedangkan untuk di dalam negeri adalah
situasi yang semakin membutuhkan
kewaspadaan aparat keamanan, seperti pada
akhir-akhir ini. Ketiga, adalah justru masalah
keperluan penghematan atau efisiensi
penyelenggaraan pertahaan dan keamanan
negara. Dengan pemanfaatan teknologi
keantariksaan, hemat kami, justru akan
semakin efisien. Memang pada awalnya
untuk membangun infrastruktur
keantraiksaan akan butuh investasi yang
cukup besar.
10
10