e-Magz JIA XIANG HOMETOWN 2016 Edisi 09 2016 | Page 46

KULTUR “Kakarut” Uniknya, ada kisah menarik di balik kerja para panitia itu, yakni suatu saat mereka menemukan mata air yang membentuk telaga kecil dan tertutup semak berduri. Saat itu salah satu di antara mereka tangannya kakarut atau tergores, sehingga berdarah. (Lokasi telaga itu sekarang menjadi kawasan berdirinya gedung SMP I, II, dan IV di Garut Kota). Melihat kejadian itu, seorang anggota panitia yang berkebangsaan Belanda bertanya kenapa tangan orang tersebut berdarah, yang dijawab oleh bersangkutan bahwa tangannya kakarut. Si Belanda yang tidak fasih berbahasa lokal kemudian menirukan ucapan kakarut tapi yang terdengar malah kata “gagarut”. Para anggota panitia setempat sejak saat itu menamai tanaman berduri sebagai “Ki Garut” dan mata airnya disebut “Ci Garut”. Dalam bahasa Sunda, “Ki” merupakan Pendopo Garut. HALAMAN S E B E L U M N YA 46 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 09 • 2016 HALAMAN B E R I K U T