. ULASAN
LOCAL ART:
PAMERAN SENI KARYA MAHASISWA SENI RUPA
DI BANDUNG
oleh Zahidah Zulfa Zahira
B
erawal dari kegelisahan para mahasiswa
yang mengenyam pendidikan di bidang
seni untuk merajut masa depan setelah
lulus kuliah, sekumpulan mahasiswa seni
rupa dan desain yang ada di Bandung kembali
mengadakan Local Art (LOC Art) yang kedua
setelah sukses digelar pada Januari kemarin.
LOC Art adalah pameran seni rupa yang
spesifik mengangkat tema konten lokal dan
mencoba memetakan elemen estetika yang
berlaku di sejumlah kampus seni rupa di kota
ini.
LOC Art kali ini dilaksanakan selama dua
hari pada tanggal 16 sampai 17 Mei 2014 di
Galeri Hidayat, Jalan Sulanjana 36 Bandung.
Pameran ini diikuti lebih dari 50 karya
dari mahasiswa kampus seni dan desain.
Pameran ini ditutup dengan menampilkan
music performance dari Pemandangan, Nada
Fiksi, Bin Idris dan Bangku Sungai dan art
performance dari Wanggi Pantonime, Push the
Limmit, Parang x Wayang Cyber.
“Pameran ini merupakan output dari keresahan pribadi saya
yang bisa terwujud bersama dengan tim A Creators Project Bandung.
Atas kerja sama ini saya merasa bersyukur dan berterimakasih bisa
merealisasikan salah stau dari beberapa rencana yang sudah ada di
benak saya untuk kelangsungan seni di kota ini,” ungkap Anto Arief
selaku kurator pameran LOC Art.
Selain itu, Local Art menyediakan booth untuk mengunggah karya
bagi seniman-seniman muda kota Bandung yang tertarik untuk ikutan
GoAheadChallenge (GAC) yang diadakan oleh goaheadpeople.com. GAC
adalah sebuah kompetisi yang mengapresiasi karya masyarakat umum
dengan usia antara 18 hingga 29 tahun. Semua karya yang diunggah
akan melalui proses moderasi dan seleksi untuk mencari yang terbaik
dan akan diberi penghargaan berupa pengalaman seni internasional di
Paris.
Saat mengunjungi pameran LOC Art, kami sempat bertemu
dengan salah seorang mahasiswa yang karyanya dipamerkan di LOC
Art, Alima Hayatun Nufus. Ia merasa senang karyanya bisa terpajang
dalam pameran ini. Dalam pameran ini, Alima membuat karya berjudul
“#Tulang Punggung Bumi Pertiwi 2” yang digambar dengan pulpen di
atas kayu.
“Awalnya karya saya dipamerkan dalam hajat seni rupa di UPI,
kemudian saya di-sms oleh Pak Anton diundang untuk ikut pameran dan
ternyata pameran ini khusus untuk mahasiswa seni rupa di Bandung,”
ujar Alima, mahasiswi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI).
Menurut Anto Arief, Harapannya dari pameran ini adalah para
seniman muda bisa terus berkarya menemukan ruang-ruang untuk
berproses juga saling merapatkan barisan serta berkontribusi untuk kota
ini agar tercipta iklim berkesenian yang lebih baik dan yang terpenting
agar kota ini mampu menghadapi para senimannya.
.
foto: Arifina Budi A.
38
DOTDOC