.Doc Edisi IX DOTDOC IX - CETAK single | Page 16

. SOSOK Aditya Rahmat Gunawan: BERBAGI BAHAGIA DENGAN FUTSAL oleh: Isyana Widyantari & Widya Citra Andini Berawal dari sebuah tugas mata kuliah kewirausahaan sosial, mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad Jatinangor ini membuat sebuah akademi futsal untuk anak-anak di lingkungan sekitar kampusnya. Aditya Rahmat Gunawan atau yang lebih akrab disapa dengan Adit mengawali usahanya bersama seorang temannya. Dengan modal kemauan untuk berbagi ilmu bersama anak-anak di Jatinangor, Adit mendirikan akademi futsal yang diberi nama Goal Futsal Academy. Kecintaannya terhadap olahraga futsal pula yang menambah semangatnya untuk terus berbagi dan melanjutkan kewirausahaan sosial yang ia jalani hingga sekarang. Semangat dan kerja kerasnya berbuah hasil hingga mendapatkan penghargaan Ashoka Young Changemakers pada 2013. Meski telah sukses, Adit tak sungkan-sungkan untuk membagi kisah inspiratifnya bersama tim .doc dalam wawancara berikut ini. Apa itu Goal Futsal Academy? Goal Futsal Academy (GFA) adalah akademi futsal untuk anak-anak Jatinangor yang bisa diikuti secara gratis. Target GFA adalah anak-anak yang kurang mampu yang ada di Jatinangor dan suka futsal, kemudian kita coba latih di FISIP Unpad. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya GFA? GFA ini awalnya project mata kuliah kewirausahaan sosial di kampus. Kenapa futsal? Karena sesuai dengan passion saya di bidang futsal dan kebetulan saya mempunyai sedikit keahlian yang bisa saya bagikan ke anak-anak di sekitar Jatinangor. Apa tujuan dari kewirausahaan sosial itu sendiri? Kewirausahaan sosial lebih berorientasi kepada penyelesaian masalah sosial, tetapi kita coba kembangkan untuk mendapatkan sedikit keuntungan juga. Namun, sebenarnya keuntungan itu digunakan untuk menjaga kelangsungan kegiatannya sendiri. Jadi, sifat profitnya itu enggak individu, tapi untuk kegiatannya juga. Keuntungan yang dihasilkan dari kewirausahaan sosial enggak harus uang. Adanya relawan dan sumbangan-sumbangan dari orang lain itu termasuk profit dalam kewirausahaan sosial. Bagaimana sistem perekrutan anak-anak yang ingin bergabung dengan GFA? Awalnya kita buka pendaftaran. Lalu ternyata pendaftarnya melebihi ekspektasi kita yang waktu itu ada sekitar 40 anak, akhirnya kita buat seleksi. Namun, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dari kita juga akhirnya disaring lagi jadi 20 anak. Nah kemudian setelah berjalan beberapa bulan Alhamdulillah kita mendapatkan relawan untuk bantu melatih anak-anak. Dari situlah kita baru bisa menerima lebih banyak anak lagi untuk gabung. Sampai sekarang, sudah ada 30 anak yang ikut gabung latihan rutin. Berapa banyak jumlah SDM-nya? Untuk sekarang ada tiga orang pelatih. Dua orang pelatih pemain dan satu orang pelatih kipper. Semuanya mahasiswa, yang satu memang pemain bola dan yang satu lagi bukan mahasiswa Unpad. Saya juga termasuk pelatih. Untuk SDM latihan dan kepengurusan juga dibantu oleh relawan-relawan yang punya waktu untuk bantu kita. Relawan yang bantu kita dari segi kepelatihan pemain biasanya tiga orang kalau dari segi administrasi dan lainnya kita punya sekitar tiga orang lagi. Jadi jumlahnya ada sekitar 6 orang relawan. 16 DOTDOC