. SOSOK
Aditya Rahmat Gunawan:
BERBAGI BAHAGIA DENGAN FUTSAL
oleh: Isyana Widyantari & Widya Citra Andini
Berawal dari sebuah tugas mata kuliah kewirausahaan sosial, mahasiswa
Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad Jatinangor ini membuat sebuah
akademi futsal untuk anak-anak di lingkungan sekitar kampusnya.
Aditya Rahmat Gunawan atau yang lebih akrab disapa dengan Adit
mengawali usahanya bersama seorang temannya. Dengan modal
kemauan untuk berbagi ilmu bersama anak-anak di Jatinangor, Adit
mendirikan akademi futsal yang diberi nama Goal Futsal Academy.
Kecintaannya terhadap olahraga futsal pula yang menambah
semangatnya untuk terus berbagi dan melanjutkan kewirausahaan sosial
yang ia jalani hingga sekarang. Semangat dan kerja kerasnya berbuah
hasil hingga mendapatkan penghargaan Ashoka Young Changemakers
pada 2013. Meski telah sukses, Adit tak sungkan-sungkan untuk membagi
kisah inspiratifnya bersama tim .doc dalam wawancara berikut ini.
Apa itu Goal Futsal Academy?
Goal Futsal Academy (GFA) adalah akademi futsal untuk anak-anak Jatinangor yang bisa
diikuti secara gratis. Target GFA adalah anak-anak yang kurang mampu yang ada di
Jatinangor dan suka futsal, kemudian kita coba latih di FISIP Unpad.
Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya GFA?
GFA ini awalnya project mata kuliah kewirausahaan sosial di kampus.
Kenapa futsal? Karena sesuai dengan passion saya di bidang futsal dan
kebetulan saya mempunyai sedikit keahlian yang bisa saya bagikan ke
anak-anak di sekitar Jatinangor.
Apa tujuan dari kewirausahaan sosial itu sendiri?
Kewirausahaan sosial lebih berorientasi kepada penyelesaian masalah
sosial, tetapi kita coba kembangkan untuk mendapatkan sedikit
keuntungan juga. Namun, sebenarnya keuntungan itu digunakan
untuk menjaga kelangsungan kegiatannya sendiri. Jadi, sifat profitnya
itu enggak individu, tapi untuk kegiatannya juga. Keuntungan yang
dihasilkan dari kewirausahaan sosial enggak harus uang. Adanya
relawan dan sumbangan-sumbangan dari orang lain itu termasuk
profit dalam kewirausahaan sosial.
Bagaimana sistem perekrutan anak-anak yang ingin bergabung dengan
GFA?
Awalnya kita buka pendaftaran. Lalu ternyata pendaftarnya melebihi
ekspektasi kita yang waktu itu ada sekitar 40 anak, akhirnya kita buat seleksi.
Namun, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dari kita juga
akhirnya disaring lagi jadi 20 anak. Nah kemudian setelah berjalan beberapa bulan
Alhamdulillah kita mendapatkan relawan untuk bantu melatih anak-anak. Dari
situlah kita baru bisa menerima lebih banyak anak lagi untuk gabung. Sampai
sekarang, sudah ada 30 anak yang ikut gabung latihan rutin.
Berapa banyak jumlah SDM-nya?
Untuk sekarang ada tiga orang pelatih. Dua orang pelatih pemain dan satu orang
pelatih kipper. Semuanya mahasiswa, yang satu memang pemain bola dan yang
satu lagi bukan mahasiswa Unpad. Saya juga termasuk pelatih. Untuk SDM latihan
dan kepengurusan juga dibantu oleh relawan-relawan yang punya waktu untuk
bantu kita. Relawan yang bantu kita dari segi kepelatihan pemain biasanya tiga
orang kalau dari segi administrasi dan lainnya kita punya sekitar tiga orang lagi.
Jadi jumlahnya ada sekitar 6 orang relawan.
16
DOTDOC