resensi buku
68
ELANG LAUT
MENEMBUS
BATAS CAKRAWALA
M
embaca buku ini seperti menelusuri perjalanan
sebuah sejarah seorang tokoh di era sebelum
reformasi. Bisa juga seperti membaca naskah
cerita drama yang disajikan secara runtut dan bertutur
tentang sebuah peristiwa dari awal hingga akhir episode.
Buku Elang Laut Menembus Batas Cakrawala, mampu
memvisualisasi perjalanan sejarah panjang dari prajurit
Angkatan Laut Laksdya TNI (Purn) Gatot Suwardi.
Mulai dari tamat pendidikan di Akademi Angkatan
Laut (AAL) hingga mengakhiri masa kedinasan sebagai
seorang perwira tinggi. Lucunya justru saat pensiunlah
Gatot Suwardi merasakan dilantik.
Meski banyak jabatan yang pernah diduduki, Gatot
Suwardi tidak terpublikasi. Maklum memang tidak
banyak pejabat di era Orde Baru mudah
terkenal seperti sekarang.
Tapi dari runtutan perjalanan kariernya,
Gatot masuk dalam barisan orang-orang
hebat saat itu. Misalnya saja bagaimana dia
mendapat khabar dari Menhankam Jenderal
M Yusuf saat ditunjuk sebagai Pangderal IV
(hal-156), bagaimana dia melakukan inspeksi
ke Kodam Trikora yang baru dua minggu
dipimpin Pangdam Mayjen TNI Wismoyo
Arismunandar (hal-172) ketika dia menjadi
Irjen ABRI, bagaimana dia diminta Pangab
Jenderal TNI Try Sutrisno menjadi Duta Besar
Thailand (hal-175) atau bagaimana dia harus
mendampingi Presiden Soeharto membantu
tugas-tugasnya sebagai ketua Gerakan Non
Blok (hal-180), juga pertemanannya dengan
Mensesneg Meordiono sejak SMA hingga samasama menjadi pejabat.
Dari perjalanan yang dituliskan dalam buku yang
relatif tipis untuk ukuran biografi itu, rasanya sangat
pepak (lengkap) untuk dijadikan bahan naskah visual.
Karena ada cerita yang ringan, lucu dan juga dibumbui
dengan roman percintaan yang penuh dengan ‘jebakan’
hingga membuat yang membacanya senyum sambil
mengangguk-angguk. Misalnya saja ketika dia harus
‘merebut’ hati seorang gadis yang semula jadi incaran
sepupunya. Tiba-tiba tanpa disengaja sang bidadari yang
jadi incaran melompat ke becak Gatot. Padahal menurut
skenario awal, sepupu Gatot-lah yang sedang mengejarngejar.
Penyajiannya lugas dan memang seperti kejadian
yang umum terjadi seperti itu dalam kehidupan seharihari. Meskipun mungkin akan muncul pertanyaan,