Cakrawala Edisi 426 | Page 68

resensi buku 68 ELANG LAUT MENEMBUS BATAS CAKRAWALA M embaca buku ini seperti menelusuri perjalanan sebuah sejarah seorang tokoh di era sebelum reformasi. Bisa juga seperti membaca naskah cerita drama yang disajikan secara runtut dan bertutur tentang sebuah peristiwa dari awal hingga akhir episode. Buku Elang Laut Menembus Batas Cakrawala, mampu memvisualisasi perjalanan sejarah panjang dari prajurit Angkatan Laut Laksdya TNI (Purn) Gatot Suwardi. Mulai dari tamat pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) hingga mengakhiri masa kedinasan sebagai seorang perwira tinggi. Lucunya justru saat pensiunlah Gatot Suwardi merasakan dilantik. Meski banyak jabatan yang pernah diduduki, Gatot Suwardi tidak terpublikasi. Maklum memang tidak banyak pejabat di era Orde Baru mudah terkenal seperti sekarang. Tapi dari runtutan perjalanan kariernya, Gatot masuk dalam barisan orang-orang hebat saat itu. Misalnya saja bagaimana dia mendapat khabar dari Menhankam Jenderal M Yusuf saat ditunjuk sebagai Pangderal IV (hal-156), bagaimana dia melakukan inspeksi ke Kodam Trikora yang baru dua minggu dipimpin Pangdam Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (hal-172) ketika dia menjadi Irjen ABRI, bagaimana dia diminta Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno menjadi Duta Besar Thailand (hal-175) atau bagaimana dia harus mendampingi Presiden Soeharto membantu tugas-tugasnya sebagai ketua Gerakan Non Blok (hal-180), juga pertemanannya dengan Mensesneg Meordiono sejak SMA hingga samasama menjadi pejabat. Dari perjalanan yang dituliskan dalam buku yang relatif tipis untuk ukuran biografi itu, rasanya sangat pepak (lengkap) untuk dijadikan bahan naskah visual. Karena ada cerita yang ringan, lucu dan juga dibumbui dengan roman percintaan yang penuh dengan ‘jebakan’ hingga membuat yang membacanya senyum sambil mengangguk-angguk. Misalnya saja ketika dia harus ‘merebut’ hati seorang gadis yang semula jadi incaran sepupunya. Tiba-tiba tanpa disengaja sang bidadari yang jadi incaran melompat ke becak Gatot. Padahal menurut skenario awal, sepupu Gatot-lah yang sedang mengejarngejar. Penyajiannya lugas dan memang seperti kejadian yang umum terjadi seperti itu dalam kehidupan seharihari. Meskipun mungkin akan muncul pertanyaan,