Cakrawala Edisi 419 | Page 77

dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Pulau-pulau di Indonesia memiliki banyak sungai dengan karakteristik sungainya yang landai dan arus sungainya pun tidak begitu deras, hal ini sangat memungkinkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga air. Namun ironisnya desa-desa yang belum teraliri listrik tersebut umumnya berlokasi di daerah sekitar sungai. Padahal sungai merupakan salah satu potensi untuk menghasilkan energi listrik. Kita dapat mengubah energi aliran arus sungai menjadi energi listrik dengan menggerakan generator melalui arus air sungai tersebut dan kemudian dari generator tersebut akan dihasilkan arus listrik. Arus listrik ini selanjutnya dapat disalurkan ke rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar pembangkit berskala Pikohidro. Pembangkit listrik tenaga air Pikohidro adalah solusi murah dan mudah penyediaan listrik bagi masyarakat pedesaan yang belum menikmati aliran listrik. Pembangkit listrik semacam ini dinamakan berskala Pikohidro karena hanya dapat menghasilkan sekitar 500 hingga 2.000 watt per unit pembangkit. Walaupun besar energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik ini tidak begitu besar, namun dengan adanya listrik, maka hal ini akan sangat membantu masyarakat khususnya bagi mereka yang berdomisili di desa-desa terpencil. Terutama ketika beraktivitas di malam hari seperti saat belajar bagi anak-anak pelajar, dan siang hari dapat digunakan menggerakan peralatan produksi seperti mesin parut kelapa atau industri kecil rakyat lainnya. Pembangkit listrik tenaga gelombang. Manfaat teknologi pikohidro bagi masyarakat pedesaan, sudah dibuktikan oleh beberapa kalangan seperti Proyek Angkatan Elektro 2005 Institut Teknologi Bandung, yang bernama PALAPA. Mereka telah berhasil membangun Pembangkit Pikohidro di Garut. Ada juga IBEKA pimpinan ibu Tri Mumpuni, yang telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air dalam skala lebih besar Mikrohidro di 60 lokasi. Begitupun dengan Badan Wakaf Al Qur’an melalui programnya Tebar Cahaya Indonesia Terang yang berkomitmen untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Pikohidro dan Mikrohidro di desa-desa. Bila dalam waktu dekat ini Indonesia belum mampu membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air dari tenaga ombak, kita tidak perlu menyerahkan semua obyek vital ini ke tenaga ahli asing. Mengapa kita tidak menggandeng para ahli dari Indonesia untuk berkarya memanfaat potensi sumber daya alam negerinya? Dimulai dengan mengolah sungai-sungai yang ada, sambil menanti saatnya para ahli kita ini mampu membangun pembangkit listrik dalam skala makrohidro untuk mencukupi kebutuhan listrik nasional dengan memanfaatkan tenaga ombak. Agar kelak anak cucu kita tidak diibaratkan, membeli ombak di laut sendiri, karena SDA kita terus dan terus dipercayakan kepada pihak asing yang mematok standar biaya operasional dan gaji yang selangit. Kalau tidak mulai dari sekarang, berapa lama lagi tanah air Indonesia menjadi senjata pusaka bagi bangsanya? ©Rose Gunawan (Diambil dari beberapa sumber) Pembangkit listrik tenaga air. Cakrawala Edisi 419 Tahun 2014 77