INF0
76
KEKUATAN ENERGI TERSEMBUNYI
DARI PANTAI SABANG
HINGGA MERAUKE
“Wah…byar...pet...byar…pet…Hidup sebentar
mati lagi, mati lagi, dan lagi. Bagaimana bisa
maksimal kalau listriknya bolak balik mati, berapa
kerugian yang harus jadi tanggungan perusahaan
karena tidak bisa berproduksi?” Keluhan ini kerap
terlontar dari para pemilik perusahaan yang
menggantungkan produksinya pada listrik.
Memang listrik sudah menjadi salah satu
kebutuhan primer umat manusia yang sangat
berperan penting dalam kehidupan. Sehingga,
hampir semua aktivitas tidak terlepas dari
penggunaan listrik seperti: menonton televisi,
bermain komputer, menyalakan lampu untuk
menerangi ruangan, belajar, proses produksi dan
sebagainya.
Sumber pembangkit listrik yang saat ini
digunakan Indonesia pada umumnya adalah energi
fosil yang lambat laun akan habis. Sementara itu
seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia,
maka kebutuhan akan listrik pun kian membengkak.
Kekhawatiran mengalami krisis energi yang
parah, telah mendorong para ahli di dunia mulai
mencari alternatif sumber energi lain. Antara lain
membuat terobosan Renable Energy Alternative
dengan memanfaatkan sumber energi yang telah
disediakan oleh alam. Salah satunya adalah air,
baik air laut maupun sungai.
Dari laut misalnya, kekuatan pembangkit listrik
tenaga ombak bisa menghasilkan energi listrik
dalam setahun 2.000 kali dari energi yang dihasilkan
pembangkit berbahan bakar minyak, gas, batubara
dan nuklir, dengan menghasilkan sebanyak 2
terawatts (setara dengan 1 triliun watt) merupakan
perkiraan yang diungkapkan oleh Dewan Energi
Dunia.
Beberapa negara di dunia mulai berlomba
membangun dan memanfaatkan pembangkit listrik
tenaga ombak ini diantaranya di: Kepulauan Faroe,
Islay, Skotlandia, Oahu, Hawaii (yang memberikan
kekuatan untuk Basis Korps Marinir AS di sana),
kemudian di Santo, Spanyol, Portugal. Bahkan
Inggris telah mampu membuat pembangkit listrik
tenaga ombak komersial pertama yang bernama
wave farm.
Hal inilah yang konon telah memicu lebih dari
200 tahun para ilmuan dan penemu berlombalomba mengajukan hak paten untuk teknologi
pembangkit listrik tenaga ombak. Meskipun
tidak semua negara berpotensi untuk membuat
pembangkit listrik tenaga ombak. Lokasi utama
yang diidentifikasi adalah Skotlandia, Kanada
bagian utara, Afrika Selatan, dan Atlantik Timur
Laut dan Pacific Northwest Amerika Serikat. Para
ahli telah memperkirakan bahwa sistem gelombang
listrik di Pacific Northwest saja bisa menghasilkan
hingga 70 kW permeter garis pantai.
Dapat dibayangkan, Indonesia yang 2/3 luas
wilayahnya terdiri dari laut yang mengelilingi 17.499
pulau dengan luas wilayah perairan 6.244.958
km², dengan panjang garis pantai dari Sabang
hingga Merauke 80.791 km². Bila kita kalkulasi
potensi energi listrik dari tenaga ombak permeter
70 kW dikalikan dengan garis pantai Indonesia
80.791.000 m², maka energi yang dihasilkan
berkisar 5.655.370.000 kW.
Sementara itu, menurut data Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2009,
di Indonesia masih ada sekitar 7.500 desa yang
belum dimasuki atau dialiri aliran listrik. Bahkan
sumber lain mengatakan, masih ada sekitar
30.000 desa di Indonesia yang belum teraliri listrik.
Berbagai kendala yang menjadi latar belakangnya.
Salah satunya karena tingginya biaya operasional
berbahan bakar energi dari fosil sebagai penyebab.
Kondisi memprihat [