Cakrawala Edisi 419 | Page 76

INF0 76 KEKUATAN ENERGI TERSEMBUNYI DARI PANTAI SABANG HINGGA MERAUKE “Wah…byar...pet...byar…pet…Hidup sebentar mati lagi, mati lagi, dan lagi. Bagaimana bisa maksimal kalau listriknya bolak balik mati, berapa kerugian yang harus jadi tanggungan perusahaan karena tidak bisa berproduksi?” Keluhan ini kerap terlontar dari para pemilik perusahaan yang menggantungkan produksinya pada listrik. Memang listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer umat manusia yang sangat berperan penting dalam kehidupan. Sehingga, hampir semua aktivitas tidak terlepas dari penggunaan listrik seperti: menonton televisi, bermain komputer, menyalakan lampu untuk menerangi ruangan, belajar, proses produksi dan sebagainya. Sumber pembangkit listrik yang saat ini digunakan Indonesia pada umumnya adalah energi fosil yang lambat laun akan habis. Sementara itu seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia, maka kebutuhan akan listrik pun kian membengkak. Kekhawatiran mengalami krisis energi yang parah, telah mendorong para ahli di dunia mulai mencari alternatif sumber energi lain. Antara lain membuat terobosan Renable Energy Alternative dengan memanfaatkan sumber energi yang telah disediakan oleh alam. Salah satunya adalah air, baik air laut maupun sungai. Dari laut misalnya, kekuatan pembangkit listrik tenaga ombak bisa menghasilkan energi listrik dalam setahun 2.000 kali dari energi yang dihasilkan pembangkit berbahan bakar minyak, gas, batubara dan nuklir, dengan menghasilkan sebanyak 2 terawatts (setara dengan 1 triliun watt) merupakan perkiraan yang diungkapkan oleh Dewan Energi Dunia. Beberapa negara di dunia mulai berlomba membangun dan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga ombak ini diantaranya di: Kepulauan Faroe, Islay, Skotlandia, Oahu, Hawaii (yang memberikan kekuatan untuk Basis Korps Marinir AS di sana), kemudian di Santo, Spanyol, Portugal. Bahkan Inggris telah mampu membuat pembangkit listrik tenaga ombak komersial pertama yang bernama wave farm. Hal inilah yang konon telah memicu lebih dari 200 tahun para ilmuan dan penemu berlombalomba mengajukan hak paten untuk teknologi pembangkit listrik tenaga ombak. Meskipun tidak semua negara berpotensi untuk membuat pembangkit listrik tenaga ombak. Lokasi utama yang diidentifikasi adalah Skotlandia, Kanada bagian utara, Afrika Selatan, dan Atlantik Timur Laut dan Pacific Northwest Amerika Serikat. Para ahli telah memperkirakan bahwa sistem gelombang listrik di Pacific Northwest saja bisa menghasilkan hingga 70 kW permeter garis pantai. Dapat dibayangkan, Indonesia yang 2/3 luas wilayahnya terdiri dari laut yang mengelilingi 17.499 pulau dengan luas wilayah perairan 6.244.958 km², dengan panjang garis pantai dari Sabang hingga Merauke 80.791 km². Bila kita kalkulasi potensi energi listrik dari tenaga ombak permeter 70 kW dikalikan dengan garis pantai Indonesia 80.791.000 m², maka energi yang dihasilkan berkisar 5.655.370.000 kW. Sementara itu, menurut data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2009, di Indonesia masih ada sekitar 7.500 desa yang belum dimasuki atau dialiri aliran listrik. Bahkan sumber lain mengatakan, masih ada sekitar 30.000 desa di Indonesia yang belum teraliri listrik. Berbagai kendala yang menjadi latar belakangnya. Salah satunya karena tingginya biaya operasional berbahan bakar energi dari fosil sebagai penyebab. Kondisi memprihat [