berdinas selama lima tahun dan dapat di perpanjang.
Pada praktiknya, para mantan taruna IDP meneruskan
baktinya pada negara dan ada yang menjadi perwira
tinggi seperti Laksamana Muda (Purn) Abdul Hakim,
Laksamana Pertama (P) Suhendro Suwarno,
Laksamana Pertama (Purn) Ginandjar dan Laksamana
Pertama (Purn) T.D.V. Situmeang.
Pendidikaan penerbang di Inggris dilakukan dalam
tiga tahap. Tahap pertama adalah Initial Training
School (ITS) selama tiga bulan, Flying Training School
(FTS) Dasar dan Flying Training School (FTS) lanjutan.
Sejak dekade 1960-an, pendidikan penerbang
dan teknisi diselenggarakan di Amerika Serikat dan
kemudian di Uni Sovyet. Pengalihan pelatihan ke
Uni Sovyet adalah sebagai konsekuensi perubahan
politik RI yang cenderung condong ke blok Timur (Uni
Sovyet). Akibatnya pendidikan ke negeri Belanda dan
kemudian Inggris dihentikan.
Berbeda dengan Eropa, nampaknya Amerika
Serikat tidak terlalu terpengaruh oleh sikap RI yang
cenderung menentang Belanda dalam soal Irian Barat
dan konfrontasi terhadap Malaysia/Inggris. Walaupun
Amerika Serikat tidak mau menjual peralatan
perangnya kepada Indonesia, mereka masih
memberikan bantuan pendidikan dalam program
International Military Education and Training (IMET).
Sesungguh sejak tahun 1960 di Morokrembangan
(Pualam) sudah dibentuk satu Biro Pendidikan
yang dikelola oleh Letnan Edward Mambo dan
Letnan Utomo Soendoro. Setelah Pangkalan Udara
diresmikan pada tahun 1964, Biro Pendidikan itu
diubah namanya menjadi Sekolah Penerbangan
Angkatan Laut (Senerbal). Pimpinan Senerbal pada
waktu itu adalah Letnan Jumarman yang baru kembali
dari pendidikan Aircraft Maintainance Officer (AMO)
di Amerika Serikat. Letnan Jumarman adalah perintis
kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada. Namun tidak lama kemudian, ia diberhentikan
karena terlibat peristiwa GPPR pada tahun 1965.
Pada awalnya, Bagian Pendidikan Pualam (embrio
Senerbal) hanya mendidik tamtama untuk menjadi
teknisi pesawat terbang dan memberikan introduksi
kepada Taruna AAL tentang Penerbangan Angkatan
Laut. Penyempurnaan kurikulum Senerbal secara
terus menerus dilakukan. Pada tahun 1973, Angkatan
Laut bahkan mendatangkan perwira ahli pendidikan
dari Australia untuk membantu membenahi kurikulum
pendidikan dalam semua bidang di Angkatan Laut
termasuk bidang penerbangan.
Sejarah Berdirinya Sekolah Penerbangan
TNI Angkatan Laut
Pada dasarnya pendidikan bagi personel
penerbangan TNI AL telah diselenggarakan sejak
berdirinya penerbangan TNI Angkatan Laut pada
tahun 1956, hanya secara organisatoris Senerbang
Cakrawala Edisi 419 Tahun 2014
27