Fenomena seperti ini disebabkan oleh apa yang penulis sebut sebagai mental virtual,
perasaan aman yang dirasakan oleh setiap orang ketika berada di dunia virutal karena
pada dasarnya ia tidak sepenuhnya hadir dalam konteks ruang dan waktu apapun.
Hal ini dalam titik ekstrimnya bisa membuat informasi terkikis maknanya hingga
membuat informasi hanya merupakan komoditas pemuas hasrat. Mayoritas
pengguna smartphone melakukan scrolling informasi bukan untuk mendapatkan
informasi itu sendiri, namun hanya memuaskan keinginan untuk sekadar tahu dan
mengisi kekosongan waktu dalam kelembaman aktivitas.
Kedua, jika dikatakan masyarakat di era digital memiliki kebebasan lebih
banyak untuk memilih informasi dan merespon, maka justru kebebasan ini menjadi
senjata makan tuan y