Ada apa dengan jurnalisme digital? Penulis akan mencoba mengupasnya dari 3
perspektif, yakni produksi, distribusi, dan konsumsi.
Produksi dan Distribusi
Produksi yang dimaksud di sini adalah segala bentuk pembuatan bentuk utuh 3
informasi dalam berbagai media, baik itu teks maupun hiperteks 4 , sedangkan
distribusi sendiri adalah penyebarannya ke manusia lain (selain yang membuat
informasi itu). Aspek produksi dan distribusi suatu karya jurnalistik sangat berkaitan
erat sehingga perlu dibahas dalam satu kesatuan. Untuk melihatnya lebih sederhana,
bagaimana suatu informasi yang telah diproduksi itu disebarkan, tetaplah
bergantung pada produsen/penulis informasi terkait, meski jelas ada faktor lain yang
bermain di dalamnya.
Kita akan sedikit meninjau sejarah perjalanan perkembangan jurnalisme.
Sebelum mesin cetak Gutenberg 5 ditemukan, penyebaran informasi hanya terbatas
pada lisan dan tulisan tangan. Penyampaian informasi secara lisan jelas memiliki
banyak keterbatasannya sendiri, terutama terkait keterjangkauan, meskipun ada
aspek-aspek yang hanya dimungkinkan ada dalam bentuk lisan, seperti spontanitas
respon dan kebersatuan penyampaian. Tulisan tangan sendiri bukan hal yang mudah
untuk direproduksi sedemikian rupa, sehingga dalam aspek penyebaran, tulisan
tangan sama sekali tidaklah efektif. Hal ini membuat pembuatan informasi hanya
terbatas pada otoritas tertentu, dan distribusinya hanya sebatas pada keperluan dan
kalangan masyarakat tertentu. Hirarki informasi sangat jelas terbentuk, dimana ada
jarak kebertahuan antara berbagai kalangan. Dalam hal ini, masyarakat menjadi tidak
memiliki banyak kebebasan untuk merespon keadaan sebagai akibat dari
keterbatasasan informasi yang dimiliki.
Ketika kemudian mesin cetak mulai beroperasi secara massal, reproduksi tulisan
bertransformasi menjadi sangat efektif sehingga menciptakan industri tersendiri.
Suatu informasi mulai bisa disebarkan lebih luas dan merangkul berbagai kalangan.
Akan tetapi, reproduksi informasi yang hanya bersandar pada suatu faktor produksi
yang privat dan mahal akan cenderung bersifat monopolistik, atau dengan kata lain,
tidak semua orang bisa melakukan reproduksi itu. Produksi informasi pun masih
Informasi pada dasarnya tidak bisa ‘dibuat’, hanya bisa dipersepsikan dan ditransmisi/disalurkan.
Ketika kita melihat mobil di pinggir jalan. Informasi adanya mobil itu sudah inheren ada bersama
obyeknya, untuk kemudian kita persepsikan dan kita olah dalam pikiran kita. Bagaimana informasi
dibuat dalam hal ini adalah ketika apa yang kita persepsikan itu disusun ulang dan disalurkan.
4 Hiperteks merupakan bentuk umum dari ‘teks’ yang telah melibatkan berbagai media. Gambar,
video, rekaman suara, atau virtual reality merupakan bentuk dari hiperteks. Lebih lanjut lihat [2]
5 Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (1400-1468) merupakan seorang inventor Jerman
yang menemukan mesin cetak (printing press). Penemuan Gutenberg menandai revolusi besar era
modern karena memainkan peran penting dalam lahirnya Renaissance.
3
41