Booklet PHX #26: Post-Literacy | Page 33

kemudian literasi memicu threshold terakhir yang dilalui umat manusia untuk kembali mengakselerasi peningkatan kompleksitasnya, yakni revolusi modern yang dimulai sekitar 200 tahun yang lalu, ketika revolusi industri mulai tumbuh dan otomisasi mesin menapaki kelahirannya. Semua threshold ini memungkinkan kita untuk melampaui, melanggar, dan menembus hukum termodinamika kedua, dan menciptakan peradaban yang kita alami pada detik ini. Tapi, apakah tanpa cost sedikitpun? Tentu tidak. Perhatikan dalam kompleksitas yang kecil tumbuh di bumi ini, di tempat lain semesta kompleksitas tetap akan terus berkurang. Dengan kerumitan kehidupan manusia di Bumi, jagad raya tetap lah hanya berupa ruang kosong. Increasing complexity hanya terjadi secara terpusat, dan bahkan melingkupi ranah yang semakin sempit. Pada masyarakat kelisanan primer dulu, pengetahuan tidak memiliki kesenjangan antar setiap manusia. Semua orang memiliki kemungkinan akses terhadap pengetahuan yang sama. Ketika literasi berkembang, pengetahuan menciptakan kesenjangan antara yang lebih mengetahui dengan yang tidak, apalagi ketika pengetahuan itu semakin kompleks dan detail. Pada zaman sekarang, masyarakat hanya tahu menggunakan internet, smartphone, dan berbagai teknologi lainnya, namun sama sekali buta atas apa yang ada di baliknya. Dengan semakin rumitnya pengetahuan, yang bisa mengetahui semua pengetahuan itu semakin sedikit. Informasi semakin kompleks, namun semakin memusat. Pada akhirnya, general entropy is always increasing! Sedikit mengenai entropi 39 , terdapat sebuah konsep yang dinamakan entropi informasi. Ia mirip dengan entropi kalor, namun dalam ranah yang berbeda. Tentu penggunaan istilah entropi informasi yang digunakan Claude Shannon 40 (1916-2001) dalam teori informasi berbeda dari yang penulis maksud. Di sini penulis hanya mengadopsi istilah mengingat konteksnya akan lebih jelas dengannya. Kalor/energi merupakan unsur ekstrinsik dari sesuatu. Bersama materi, ia menyusun dunia fisik kita ini. Oleh Fritjof Capra, dua hal ini (materi dan energi) digeneralisasi menjadi struktur dan proses, yang secara inheren akan selalu menjadi unsur ekstrinsik segala hal, termasuk organisasi masyarakat. Akan tetapi, ada unsur intrinsik di balik itu yang sering dilupakan para materialis. Segala sesuatu, menyimpan ‘informasi’ di dalamnya, yang apabila dikomparasi dengan aspek ekstrinsik, bisa dianalogikan dengan kalor. Ia, juga, dengan demikian memiliki hukum ‘termodinamika’ juga, yakni bahwa informasi akan selalu tersebar dengan kompleksitas yang menurun. Informasi ini bermacam-macam, bisa berupa konfigurasi elektron yang                                                              Entropi secara sederhana bisa dipahami sebagai tingkat penyebaran energi yang ada dalam suatu sistem tertutup. Penyebaran energi ini mengimplikasikan meningkatnya kekacauan dari sistem tersebut karena semakin energi tersebar, semakin bebas dan tidak beraturan gerak partikelnya. Selain itu, penyebaran energi juga mengimplikasikan menurunnya kompleksitas dari sistem. 40 Inisiator dari teori koding dan kriptografi. Beliau mengembangkan prinsip transmisi informasi dalam komunikasi. 39 32