literasi sangat menyangkut dengan manusia, maka jawabannya mungkin tidak akan sesederhana itu. Secara makroskopis tentu banyak faktor yang mempengaruhi, yang mungkin bisa jadi bahan analisis lebih lanjut( tidak dalam tulisan ini tentunya). Untuk kali ini, penulis akan lebih mencoba mendekatinya dari sisi abstrak-holistik.
Jika kita lihat dalam kacamata kosmos, sesungguhnya yang tejadi pada manusia ini bisa dikatakan anomali, paling tidak untuk hukum termodinamika kedua. Hukum itu mengatakan bahwa semesta akan selalu memiliki kecenderungan untuk mengarah pada kompleksitas yang lebih rendah. Hampir seluruh ruang jagad raya ini hanyalah ruang kosong yang gelap. Bintang hanya ada pada beberapa titik, yang dibandingkan dengan ruang kosongnya jelas tak seberapa. Bintang itu sendiri akan menua dan mati, hingga akhirnya kompleksitas pun terus berkurang. Akan tetapi, melihat sistem tata surya, kemudian zoom in ke Bumi. Hukum itu seakan tidak berlaku! Kenyataannya, peradaban manusia merupakan salah satu bukti bagian dari semesta dimana justru kompleksitas semakin meningkat.
Fenomena increasing complexity ini, oleh David Christian, dalam proyeknya The Big History Project 37, dijelaskan dalam 8 tahap treshold dengan Goldilock condition-nya masing-masing, yang secara‘ beruntung’ kita lewati sehingga bisa terus mengaktifkan emergent properties dan menciptakan kompleksitas baru. Kondisi Goldilocks sendiri merupakan kondisi yang just right, tidak lebih, tidak kurang, sehingga memungkinkan munculnya kompleksitas yang lebih tinggi. Contoh dari kondisi Goldilocks 38 adalah jarak Bumi ke matahari. Lebih dekat sedikit, air akan menguap, dan lebih jauh sedikit, air akan membeku. Jarak bumi ke matahari merupakan jarak yang tepat untuk mejaga air dalam fase cairnya dan menghasilkan kehidupan. Sedangkan emergent properties atau sifat kemunculan, merupkan sifat universal yang memungkinkan suatu sistem kompleks untuk memunculkan sifat baru dan unik dalam suatu kondisi tertentu apabila dilihat secara utuh. Salah satu contoh sifat kemunculan ini adalah sel organisme. Setiap komponen dari sel hanyalah zat kimia mati, tetapi dalam satu keutuhan sel, dengan kondisi yang tepat, sistem kompleks zat kimia penyusun sel memunculkan sifat baru yang menjadikan sel itu hidup.
Mengapa tiba-tiba membahas ini? Karena dalam narasi besar semesta, salah satu dari treshold yang kita lalui adalah terciptanya sistem agrikultur yang memungkinkan masyarakat untuk menciptakan peradaban yang lebih kompleks, dan dengannya memunculkan aksara. Aksara sendiri kemudian sangat memungkinkan peningkatan kompleksitas yang terjadi semakin drastis dan cepat. Berkembangnya aksara dan
37 Proyek ini Christian kembangkan sendiri dan disebarluaskan melalui Ted Talks( Lihat [ 9 ]) dan sebuah
kursus tersendiri di Khan Academy.
38 Nama Goldilocks berasal dari nama seorang anak perempuan, tokoh fiksi dalam cerita anak-anak
Goldilocks and the Three Bears( modifikasi dari The Story of the Three Bears karangan Robert Suthey dengan plot yang berbeda). Dalam cerita ini, konsep sesuatu yang“ tepat”, tidak lebih dan tidak kurang, menjadi konsep yang terkenal dalam berbagai disiplin ilmu.
31