Asatunews Magazine - edisi 01 Okt. 2013 | Page 14

LapORANKHUSUS FOTO: ISTIMEWA Beranak pinak da­am l waktu yang tak terlampau lama. Nazaruddin itu baru masuk ke Jakarta ta­ un 2006 h dan ketika itu mobilnya ha­ nya minibus yang biasan dipakai un­ uk ang­ utan kota t k zaman dulu. Di­ kemudian a di­ jak masuk ke Partai De­ a mokrat oleh Bert­ a Herawati, h se­ rang notaris yang sudah o masuk Partai Demokrat terlebih dulu dan menjadi pengurus partai. Saham Garuda Terpuruk Karena sama-sama kader baru di Partai Demokrat, Nazaruddin cepat akrab dengan Anas Urbaningrum. “Selain itu, Nazaruddin memang ingin sekali bisa dekat dengan Anas. Karena, ia pernah bilang ke saya, ibunya berpesan agar ia belajar politik kepada Anas Urbaningrum. Ibu Nazaruddin itu mengagumi Anas, sebagai orang muda yang hebat,” papar O. 14 Tak lama masuk Partai Demokrat, Nazaruddin sudah dipercaya menjadi pejabat sementara bendahara umum. “Dalam waktu yang tidak begitu lama setelah memegang jabatan itu, perusahaannya yang biasanya hanya menangani kurang dari sepuluh proyek per tahun kontan kebanjiran proyek. Nazaruddin meraup untung besar. Apalagi, ia sebagai pejabat sementara bendahara umum partai yang sedang berkuasa juga mendapat setoran dari para pimpinan BUMN. Perusahaannya pun terus beranak, menjadi 80 perusahaan, dan punya 7 gedung perkantoran di Jakarta. Bahkan, mobil pribadinya saja ada 60,” kata O. Namun, keberuntungan tidak berpihak kepada Nazaruddin ketika membeli saham perdana Garuda Indonesia. Iming-iming keuntungan yang dijanjikan Munadi Herlambang ternyata jauh panggang dari api. “Bahkan, hanya dalam tempo sehari, harga saham itu jatuh 30 persen. Ketika ditanya, Munadi Herlambang bilang, tunggu dulu saja seminggu. Eh, seminggu kemudian malah tambah merosot harganya. Nazaruddin marah besar. Dia lalu mengontak Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Harry M Supoyo. Nazaruddin ingin uangnya dikembalikan. Nazaruddin bahkan sempat memaki Harry Supoyo,” tutur O. Sumber kami, O, menganggap marah besarnya Nazaruddin yang seperti itu bukanlah hal aneh bagi dia. Karena, Nazaruddin memang orang tempermental dan biasa bertingkah seperti itu. “Dia suka marah dan ngamuk tanpa mengenal tempat. Bahkan, istrinya sendiri pernah ia marahi habis-habisan di depan orang banyak, di ruang rapat salah satu perusahaannya,” ujar O. Walau sudah biasa melihat Nazaruddin seperti itu, O mengaku pernah merasa sangat takut melihat Nazaruddin murka. “Ya, waktu marah edisi 1/th. I | oktober 2013 besar ketika harga saham Garuda Indonesia yang dia beli anjlok,” tutur O. Bisa dimaklumi juga kalau Harry M Supoyo ciut nyalinya melihat kemaharan Nazaruddin, apalagi mengingat posisi Nazaruddin di Partai Demokrat. “Harry Supoyo mencoba menenangkan Nazaruddin. Dia menjanjikan akan mencari cara agar Nazaruddin tidak rugi banyak. Ia pun memberikan saham Bank Mandiri senilai Rp 50 miliar, tanpa Nazaruddin atau perusahaannya mengeluarkan uang seperak pun. Hanya dalam kurang dari tiga minggu, saham Bank Mandiri itu sudah menghasilkan keuntungan Rp 9 miliar. Rencananya, dengan cara seperti itulah uang Nazaruddin yang Rp 300,8 miliar itu dikembalikan. Tapi, rencana itu tak sampai benar-benar terwujud, kasus Nazaruddin sudah muncul ke permukaan dan Nazaruddin kabur ke Singapura,” tutur O. Di Singapura, Nazaruddin tak lupa dengan uangnya yang masih ada di Indonesia. Maka, dia memutar akal agar uangnya yang Rp 300,8 miliar bisa diangkut ke Singapura dengan aman. “Dia pun meminta perusahaan investasi dan manajemen aset Recapital, yang salah satu pendirinya adalah Sandiaga Uno, untuk mengurus pencairan saham Garuda,” kata O. Nazaruddin dan Sandiaga Uno kabarnya memang sohib, walau Sandiaga membantah kenal Nazaruddin. Menurut kabar, perusahaan kon