58 RESENSI
Judul Penulis Penerbit Tebal Peresensi
: Madza Fii Sya’ ban: As Sayyid Muhammad Alawi al Maliki: Hai’ ah ash-Shofwah al-Malikiyyah: 148 Halaman: Maulana Barizi
“.... Allah telah menjadikan bulan sya’ ban sebagai bagian dari berkah yang terkandung dalam masa dan Allah SWT akan menjanjikan bagi orang orang yang bertaubat di bulan itu dengan suatu ketentraman dan ketenangan. Barang siapa yang membiasakan dirinya rajin beribadah di bulan itu, maka ia akan mendapatkan keberuntungan kelak di bulan ramadhan dengan kebiasaan kebiasaan yang baik....”( Dikutip dari buku ada apa di bulan sya’ ban)
Mengenal Keistimewaan dan Keagungan Sya’ ban
“ Rajab adalah bulan Allah, Sya’ ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.”( HR. HR Ibnu Abi Al Fawaris dalam Al Amali dan Al Ashbahani dalam Al Targhib)
Para Ulama mempunyai kaidah bahwa suatu waktu / masa akan menjadi istimewa sebab adanya peristiwa-peristiwa spesial yang terjadi di waktu tersebut. Jadi, fenomena bersejerah merupakan asal-muasal predikat spesial yang diperoleh sebuah zaman. Sebesar apa kemuliaan peristiwa yang terjadi pada suatu masa, sejauh itu pula predikat mulia yang didapat oleh masa tersebut.
Bulan Sya’ ban adalah bulan yang mulia. Hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Tapi, apa saja yang ada di bulan tersebut sehingga kemuliannya begitu tersohor? Kitab karangan Sayyid Muhammad al Maliki Madza Fi al Sya’ ban akan memuaskan rasa penasaran pembaca akan pertanyaan ini.
Kitab Madza Fi al Sya’ banterdiri dari 79 bab kecil. Tiap bab berkisar antara satu sampai lima halaman. Sebelum memasuki pembahasan utama, beliau menjelaskan tentang asal kata Sya’ ban. Pertama, nama tersebut berasal dari kata sya’ abaana, yang berarti mencuat dan jelas. Lalu, ada yang mengatakan bahwa Sya’ ban berasal dari kata al syi’ bu yang berarti jalan terjal di lereng gunung. Alasan penamaan tersebut adalah karena Sya’ ban merupakan jalan menuju Allah. Pendapat ketiga, asal nama bulan Sya’ ban adalah al syi’ bu yang berarti menutup. Karena di bulan ini, Allah akan merekatkan hati para hamba-Nya yang sedang retak. Di bulan ini, hati yang galau dan gundah akan mendapat siraman ketenangan dan kebahagiaan.
Kejadian pertama yang disebutkan oleh pengarang adalah tahwil al Qiblah. Tahwil al Qiblah adalah perpindahan kiblat. Awalnya, Rasulullah dan kaum muslimin ketika shalat menghadap baitul maqdis di Palestina selama 17 bulan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah berdoa, mengadahkan wajahnya ke langit untuk memohon agar kiblatnya disamakan dengan kiblat kakek beliau, Ibrahim a. s. dan setelah hijrah, doa beliau dikabulkan oleh Allah.
Setiap menyebutkan peristiwa bersejarah, pengarang akan melanjutkan dengan dalil sebagai