32 RIJALUNA
Foto Istimewa
Ilustrasi pasukan Rasulullah
saat perang uhud
Rasulullah
pun mengizinkannya seraya
mendoakan, “Semoga Allah
memberi kesyahi-
dan bagimu.”
Maka berangkatlah Amr bin Jamuh beser-
ta putra-putranya setelah mengucap salam perpi-
sahan layaknya seorang musafir yang takkan per-
nah kembali. Dalam haru yang berjelanak di ruang
hati.
***
“Aku merindukan surga! Aku merindukan
surga,” ucap Amr bin Jamuh seraya menghunus
pedangnya pada musuh-musuh kala perang berke-
camuk dahsyat. Bersama salah seorang putranya
yang bernama Khallad, ia melindungi Rasulullah
dari serangan musuh hingga keduanya tersungkur
meraih syahid di medan perang. Kematian yang
sangat diimpikan oleh orang-orang yang
berjuang di jalan Allah .
Setelah peperangan berhenti, te-
patnya ketika tanah-tanah digali untuk
para syuhada Uhud, Rasulullah
ber-
diri seraya berkata, “Biarkan saja darah
dan luka mereka, aku yang menjadi saksi
bagi mereka semua. Tidaklah seorang
Muslim yang terluka di jalan Allah Swt,
kecuali pada hari kiamat kelak ia akan
datang dengan darah mengalir seperti
warna Za’faran dan wangi seperti Misik.”
Rasulullah
memerintahkan
agar jasad Amr bin Jamuh dimakamkan
bersama jasad Abdullah bin Amr bin
Haram dalam satu lahat. Karena sema-
sa hidup, mereka berdua merupakan
sahabat sejati yang saling menyayangi.
Menurut riwayat lain, Amr bin Jamuh
dimakamkan bersama putranya, Khallad
bin Amr.
Kekurangan bukanlah sebuah kendala untuk
menggapai yang terbaik. Karena sejatinya, jalan
yang telah digariskan Allah kepada hamba-Nya ber-
beda-beda. Kembali pada diri kita masing-masing.
Mau menapaki dan berusaha sebaik mungkin atau
hanya berpangku tangan meratapi keadaan.
(Afinisme)