albashiroh MAJALAH edisi 53 | Page 21

NGAJI HADITS 21 Enam Golongan dengan Jaminan Surga pernah bersabda: “Jaminlah enam perkara untukku dari diri kalian, maka aku akan memberi jaminan surga. Jujurlah jika kalian berbicara, tunaikanlah jika kamu berjanji, laksanakanlah amanah kalian, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, tahanlah tangan-tangan kalian (dari hal-hal yang diharamkan Allah ).”Diriwayatkan oleh Imam Ahmad [5/323]. D alam hadits tersebut, Rasulullah telah memberikan enam kunci surga kepada ma- nusia. Enam kunci yang jarang sekali orang mengetahuinya, sehingga barang siapa yang mengerjakan hal-hal tersebut, maka Rasulullah yang menjamin surga untuknya. Kunci yang pertama ialah jujur. Sudah selay- aknya seorang Muslim jujur dalam perkataannya sehari-hari. Bahkan, dia harus berkata jujur di se- tiap keadaan sehingga sifat jujur itu membekas da- lam dirinya. Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Diwajibkan atas kalian untuk berkata jujur. Karena, kejujuran akan menghantarkan kepada ke- baikan.Dan kebaikan akan menghantarkan kedalam surganya Allah . Dan sesungguhnya seseorang yangmulia adalah orang yang jujur, sentiasa beru- saha berkata jujur sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur. [HR Bukhari dan Muslim]. Diceritakan pada suatu hari, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani keluar dari Makkah ke Baghdad untuk menuntut ilmu dan ibunya memberi empat puluh dinar. Sang ibupun berwasiat kepadanya agar selalu berkata jujur. Sesampainya beliau sampai di tanah Hamdan, ada beberapa orang Arab men- datangi Abdul Qadir kecil. Mereka merampok habis harta rombongan kafilah. “Apa yang kau punya wahai anak kecil?” Salah seorang dari perampok itu menghampiri beli- au dan bertanya kepadanya. “Aku membawa empat puluh dinar di bawah ketiakku”. Syaikh Abdul Qadir kecil menjawab sem- bari tersenyum pada pemuda itu. Dengan sigap, pemuda itu membawa Syaikh Abdul Qadir kepada pemimpin perampok. Maka beliau kembali ditanya dengan hal yang serupa. Beliaupun menjawabnya dengan jujur sembari tersenyum. Pemimpin per- ampok pun dibuat heran olehnya. “Apa yang membuatmu jujur wahai anak ke- cil?” “Ibuku telah mewasiatkan pada diriku untuk berkata jujur. Dan aku pun takut mengkhianati wasi- at itu” Abdul Qadir kecil menjawab. Mendengar hal itu, sang pemimpin perampok itu tergerak hatinya. Ia menyuruh anak buahnya untuk mengembalikan semua barang-barang yang telah mereka ambil dari rombongan tersebut. “Aku bertaubat kepada Allah di tangan anak kecil ini” Dengan keras dan tegas pemimpin itu menyatakan diri bertaubat. “Anda adalah pemimpin kami dalam merampok. Dan hari ini pula Anda adalah pemi- mpin kami dalam bertaubat.” Anak buah pemi- mpin itupun melakukan hal yang sama berkat sifat jujur yang dimiliki oleh si kecilAbdul Qadir al- Jailani [Al Manhaj al Sawiy, hal.700] Kunci yang kedua ialah memenuhi janji. Sifat ini merupakan sifat yang mencerminkan keimanan Dari sahabat Ubadah ibn Shamit, bahwa Rasulullah