NGAJI HADITS 21
Enam Golongan dengan
Jaminan Surga
pernah bersabda:
“Jaminlah enam perkara untukku dari diri kalian, maka aku akan memberi jaminan surga.
Jujurlah jika kalian berbicara, tunaikanlah jika kamu berjanji, laksanakanlah amanah kalian,
jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, tahanlah tangan-tangan kalian (dari
hal-hal yang diharamkan Allah ).”Diriwayatkan oleh Imam Ahmad [5/323].
D
alam hadits tersebut, Rasulullah
telah
memberikan enam kunci surga kepada ma-
nusia. Enam kunci yang jarang sekali orang
mengetahuinya, sehingga barang siapa yang
mengerjakan hal-hal tersebut, maka Rasulullah
yang menjamin surga untuknya.
Kunci yang pertama ialah jujur. Sudah selay-
aknya seorang Muslim jujur dalam perkataannya
sehari-hari. Bahkan, dia harus berkata jujur di se-
tiap keadaan sehingga sifat jujur itu membekas da-
lam dirinya. Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin
Mas’ud, bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Diwajibkan atas kalian untuk berkata jujur.
Karena, kejujuran akan menghantarkan kepada ke-
baikan.Dan kebaikan akan menghantarkan kedalam
surganya Allah
. Dan sesungguhnya seseorang
yangmulia adalah orang yang jujur, sentiasa beru-
saha berkata jujur sehingga ditulis disisi Allah
sebagai orang yang jujur. [HR Bukhari dan Muslim].
Diceritakan pada suatu hari, Syaikh Abdul
Qadir al-Jailani keluar dari Makkah ke Baghdad
untuk menuntut ilmu dan ibunya memberi empat
puluh dinar. Sang ibupun berwasiat kepadanya agar
selalu berkata jujur. Sesampainya beliau sampai
di tanah Hamdan, ada beberapa orang Arab men-
datangi Abdul Qadir kecil. Mereka merampok habis
harta rombongan kafilah.
“Apa yang kau punya wahai anak kecil?”
Salah seorang dari perampok itu menghampiri beli-
au dan bertanya kepadanya.
“Aku membawa empat puluh dinar di bawah
ketiakku”. Syaikh Abdul Qadir kecil menjawab sem-
bari tersenyum pada pemuda itu. Dengan sigap,
pemuda itu membawa Syaikh Abdul Qadir kepada
pemimpin perampok. Maka beliau kembali ditanya
dengan hal yang serupa. Beliaupun menjawabnya
dengan jujur sembari tersenyum. Pemimpin per-
ampok pun dibuat heran olehnya.
“Apa yang membuatmu jujur wahai anak ke-
cil?”
“Ibuku telah mewasiatkan pada diriku untuk
berkata jujur. Dan aku pun takut mengkhianati wasi-
at itu” Abdul Qadir kecil menjawab. Mendengar hal
itu, sang pemimpin perampok itu tergerak hatinya.
Ia menyuruh anak buahnya untuk mengembalikan
semua barang-barang yang telah mereka ambil dari
rombongan tersebut.
“Aku bertaubat kepada Allah
di tangan
anak kecil ini” Dengan keras dan tegas pemimpin
itu menyatakan diri bertaubat.
“Anda adalah pemimpin kami dalam
merampok. Dan hari ini pula Anda adalah pemi-
mpin kami dalam bertaubat.” Anak buah pemi-
mpin itupun melakukan hal yang sama berkat
sifat jujur yang dimiliki oleh si kecilAbdul Qadir al-
Jailani [Al Manhaj al Sawiy, hal.700]
Kunci yang kedua ialah memenuhi janji. Sifat
ini merupakan sifat yang mencerminkan keimanan
Dari sahabat Ubadah ibn Shamit, bahwa Rasulullah