albashiroh MAJALAH edisi 53 | Page 15

mpin adalah sebagai penegak hukum agar pelanggaran dapat terhindar dan masyarakat mendapat petunjuk yang benar . Karena beratnya peran yang diemban , seorang pemimpin haruslah seseorang yang berilmu , bertakwa , saleh dan cerdas . Selain itu , seorang pemimpin hendaknya dipilih oleh Ahl Halli wal Aqdi sebagai wakil dari masyarakat . Ahl Halli wal Aqdi adalah mereka yang mempunyai kelebihan dan keutaman sifat diantara masyarakat lainnya .
Beberapa Ulama juga menambahkan sifat-sifat lain yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pemimpin . Imam al-Ghazali contohnya , beliau menekankan pentingnya sifat adil bagi pemimpin . Menurut beliau , pemimpin harus adil dan menjauhkan diri dari tirani dan keberpihakan kepada kaum yang berkepentingan . Tidak hanya itu , keadilan pemimpin haruslah disertai dengan tekad yang tinggi untuk membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat .
Ulama Sebagai Penasehat dan Pengingat Penguasa
Al-kisah , Sulaiman Bin Abdul Malik , sang penguasa bani Umayyah pernah menemui Imam Abu Hazim al Makhzumi ( seorang tokoh tabiin ). Lantas sang penguasa bertanya , “ Wahai Abu Hazim , apa sebab kami membenci kematian ?” Beliau menjawab , “ Karena kalian telah memporak-porandakan kehidupan akhirat dan membangun megah kehidupan dunia . Sehingga berpindah dari tempat yang tertata megah ke tempat yang hancur porak-poranda .” Demikianlah contoh Ulama sejati . Sosok yang menasehati dan mengingatkan para penguasa yang lupa akan kehidupan akhirat .
Banyak sekali percakapan antara Ulama dan penguasa yang terekam oleh sejarah . Seperti Imam Muhammad Bin Ka ’ ab al Quradhi ( seorang tabiin ) yang pernah menasehati Khalifah Umar Bin Abdul Aziz atau Imam Ibnu Sammak yang menasehati Khalifah Harun al Rasyid tentang betapa tidak berharganya harta dunia . Semua kisah ini menunjukkan peran sentral Ulama sebagai pengingat pemimpin agar tidak menyimpang dalam menjalankan kewajiban terhadap rakyatnya . Dan tentunya , peran ini tidak perlu diakui oleh jabatan politik resmi dari Negara . Ulama dan Politik Ada yang berpendapat bahwa politik itu ibarat rumah . Rumah ini dihuni oleh beberapa orang untuk mengurus tiap ruangnya . Nah , para pengurus ini dipilih oleh masyarakat . Tentunya , rakyat ingin agar rumah ini menjadi bersih agar
Foto Istimewa
HADAF 15
membawa kemanfaatan bagi hidup dan menciptakan kedamaian serta keadilan .
Tapi tatkala rumah menjadi kotor , bahkan para pengurus pun berubah menjadi ‘ tikus berdasi ’, saat seperti inilah diperlukan seseorang yang berani masuk dan membersihkan rumah tersebut . Namun pertanyaanya , haruskah Ulama turun tangan untuk masuk lantas membersihkan rumah sekaligus ‘ membabat habis ’ para tikus berdasi ? Contoh Sikap Beberapa Ulama KH . Hasyim Asy ’ ari merupakan contoh Ulama yang tidak terjun ke ranah politik praktis . Meski demikian , beliau dikenal sebagai spiritual leader bagi banyak tokoh di Indonesia . Misalnya Jendral Sudirman dan pemimpin organisasi-organisasi Islam di Indonesia seperti NU , MIAI ( Majlis Islam A ’ la Indonesia ) dan Masyumi . Mereka tak hanya aktif dalam organisasi , namun peran beliau bagi kemerdekaan juga tak bisa dipungkiri . Sebut saja Resolusi Jihad yang berupa tausiyah beliau saat perkumpulan Kyai NU se-Jawa Madura .
Dari sikap beliau menunjukkan bahwa indenpendensi Ulama dan pesantren sangatlah diperlukan . Mereka tidak terjun ke politik praktis , agar tidak terjadi perpecahan antar Ulama dan umat akibat conflict of interest ( konflik berkepentingan ). Mereka memilih untuk mempersiapkan masyarakat yang dapat memahami dan menerapkan sistem politik Islam serta menyiapkan kader-kader politikus yang memegang teguh prinsip politik Islam .
Tapi , ada juga Ulama yang merangkap politikus handal seperti KH . Agus Salim . Beliau merupakan salah satu perumus Pancasila , anggota BPUPKI dan PPKI . Masih banyak lagi figur Ulama nusantara yang juga mahir dalam berpolitik , sebut saja KH . Wahab Hasbullah , anggota kontituante . Lalu ada KH . Wahid Hasyim , salah satu perumus pancasila dan masih banyak figur Ulama kita yang juga merupakan pendiri bangsa bersama negarawan lain . ( Lakalkul )