14 HADAF
S
yeikh Abu Abdillah al Qal’i berkata: “Agama
adalah pondasi dan kekuasaan adalah penja-
ga. ”Apapun yang ada di dunia ini, jika berdiri
tanpa pondasi, maka akan berdiri dengan percu-
ma. Begitu pula jika sesuatu berdiri tanpa penjaga,
maka takkan langgeng adanya. Perkataan ini men-
jelaskan pentingnya keserasian dan sinergi antara
Ulama dan pemerintah/ Umara. Karena, keserasian
tersebut sangat mempengaruhi jalannya perintah
Allah
di muka bumi.
Dalam perjalanan panjang sejarah dunia Is-
lam, kita sering kali menemukan banyak kalangan
Ulama yang notabene adalah pewaris nabi dan
rasul ternyata tampil ke depan memimpin umat.
Bukan hanya dalam bidang keilmuan saja tapi juga
perjuangan politik, sosial, budaya, ekonomi bahkan
militer.
Siapakah Ulama Itu?
Menurut Imam al Ghazali, tidak semua
orang yang berilmu layak disebut Ulama. Karena
–menurut beliau- keulamaan bukan semata-mata
soal pengetahuan atau kepakaran, akan tetapi soal
ketakwaan dan kedekatan kepada Allah . Sosok
Ulama sejati adalah mereka yang tidak hanya dalam
dan luas ilmunya, tetapi juga tinggi rasa takutnya
kepada Allah.
Sederhananya, Ulama adalah insan yang se-
makin bertambah ilmunya semakin tambah pula
rasa takutnya kepada Allah . Al Qur’an menyebut-
kan kata Ulama sebanyak dua kali. Pertama dalam
surat al Syuara’ ayat 197 yang berkaitan dengan
masyarakat Yahudi.
Foto Istimewa
Peran Umara’ Dalam Menegakkan Agama
“Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi
mereka, bahwa para Ulama Bani Israil mengeta-
huinya?”
Menurut Imam al-Qurthubi, yang dimaksud
dengan Ulama di Ayat ini adalah orang-orang ber-
ilmu dari kalangan mereka yang paling tahu dan
paham isi kitab-kitab suci seperti Tsa’labah dan Ab-
dullah bin Salam.
Ulama juga disebutkan di surat al Fatir ayat
28:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama.”
Ayat ini menjelaskan bahwa yang takut ke-
pada Allah hanyalah para Ulama, karena mereka
telah mengenal Allah
dan benar-benar menge-
sakan-Nya. Sa’id bin Jubair menerangkan bahwa
yang dimaksud dengan khasyah dalam ayat ini ada-
lah sesuatu yang senantiasa menghalangi kita dari
perbuatan dosa, maksiat atau durhaka kepada Allah
. Akan tetapi, selain kata Ulama, al Qur’an juga
menyebutan lafadz-lafadz yang bermakna mirip
dengan Ulama seperti
,
, dll.
Jika ada sosok yang berilmu dan berpenge-
tahuan luas, akan tetapi ia mengidap penyakit ro-
hani, maka –menurut istilah imam al-Ghazali- mer-
eka disebut Ulama su’ (Ulama busuk). Ilmu mereka
sia-sia, bahkan membahayakan diri sendiri serta
orang sekitarnya. Di zaman Nabi Musa, peran Ula-
ma su’ ini dimainkan oleh al Samiri.
Peran Umara Dalam Menegakkan Agama
Sebagai agama yang memperhatikan seti-
ap detail sisi kehidupan
manusia, Islam tidak
membiarkan pengikut-
nya berperilaku dan
bernegara tanpa atur-
an yang jelas. Bahkan
sejak dahulu, Islam
sudah
memberikan
panduan dan tuntunan
tata berpolitik. Karena,
politik merupakan ben-
tuk perjuangan untuk
mewujudkan kebaikan
di dunia guna mencapai
kebaikan akhirat kelak.
Imam al-Juwaini
berpendapat
bahwa
peran seorang pemi-