Al-Islam Magazine Mei 2014 | Page 15

membahas konteks pemahaman seorang "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang pemimpin dalam sikap keberagamaan yang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan nyata, ada penelitian menarik mengenai amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- kesehatan yang dilakukan oleh seorang periset sungguh akan menjadikan mereka berkuasa yang kemudian diketahui mengagumi hubungan dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan sikap keberagamaan dan kepemimpinan dalam orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan Islam. sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka Dr. Fidelma O’ Leary, Phd (Neuroscience) dari St. Edward’s University, Texas AS, telah menjadi muallaf karena menemukan fakta penting tentang manfaat sujud bagi kesehatan manusia. Wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya sesekali saja dimasuki darah. Bila tidak dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nur [24]:55) itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud dalam shalat, dan ini hanya ada dalam Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi, mereka yang tidak menunaikan shalat maka otaknya Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. tidak dapat menerima darah cukup untuk berfungsi secara normal. Walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya mereka berada dalam kondisi hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan utuh secara normal. Orang mungkin mengistilahkan hilang ‘akal-sehat’nya. Karena itu tidak heran jika manusia ini kadang-kadang tidak segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan walaupun akal mereka mengetahui yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka. Nah, inilah salah satu hikmah yang semestinya kita cermati dalam memilih kualitas seseorang yang pantas menjadi pemimpin. Maka memilih orang yang akan kita percayai ‘’akal sehatnya’’ dalam mengambil kebijakan, mengatasi soal-soal yang rumit di masyarakat, seharusnyalah.. Kita mempertimbangkan sikap keberagamaannya, khususnya ketaatan-Nya pada perintah Allah yang didemonstrasikannya secara nyata dalam kesehariannya. Bila demikian, tentu sudah ada jaminan, paling tidak – pertimbangan keputusannya pastilah didasari, minimal, akal Sungguh indah janji Allah jika kita mau sehat yang semestinya dijalankan oleh sosok menjalankan dan taat terhadap ketentuan-Nya, manusia ‘normal ‘ di jaman kita. sebagaimana yang termaktub dalam Qur’an berikut: al-Islam.my.id | Edisi 3 | Mei 2014, Rajab 1435 [@rendry] 15