membahas konteks pemahaman seorang
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
pemimpin dalam sikap keberagamaan yang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
nyata, ada penelitian menarik mengenai
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
kesehatan yang dilakukan oleh seorang periset
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
yang kemudian diketahui mengagumi hubungan
dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
sikap keberagamaan dan kepemimpinan dalam
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
Islam.
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
Dr. Fidelma O’ Leary, Phd (Neuroscience) dari St.
Edward’s University, Texas AS, telah menjadi
muallaf karena menemukan fakta penting
tentang manfaat sujud bagi kesehatan manusia.
Wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa
ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang
hanya sesekali saja dimasuki darah. Bila tidak
dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat
sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk
agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.
Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik." (QS. An-Nur [24]:55)
itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan
darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu
adalah sujud dalam shalat, dan ini hanya ada
dalam Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi, mereka
yang tidak menunaikan shalat maka otaknya
Untuk itulah dibutuhkan
aktivitas rutin
memasukkan darah ke
syaraf-syaraf itu.
tidak dapat menerima darah cukup untuk
berfungsi secara normal. Walaupun akal mereka
berfungsi secara normal tetapi sebenarnya
mereka berada dalam kondisi hilang
pertimbangan di dalam membuat keputusan
utuh secara normal. Orang mungkin
mengistilahkan hilang ‘akal-sehat’nya. Karena itu
tidak heran jika manusia ini kadang-kadang tidak
segan untuk melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan fitrah kemanusiaan
walaupun akal mereka mengetahui yang akan
dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan
kehendak mereka.
Nah, inilah salah satu hikmah yang semestinya
kita cermati dalam memilih kualitas seseorang
yang pantas menjadi pemimpin. Maka memilih
orang yang akan kita percayai ‘’akal sehatnya’’
dalam mengambil kebijakan, mengatasi soal-soal
yang rumit di masyarakat, seharusnyalah.. Kita
mempertimbangkan sikap keberagamaannya,
khususnya ketaatan-Nya pada perintah Allah
yang didemonstrasikannya secara nyata dalam
kesehariannya. Bila demikian, tentu sudah ada
jaminan, paling tidak – pertimbangan
keputusannya pastilah didasari, minimal, akal
Sungguh indah janji Allah jika kita mau
sehat yang semestinya dijalankan oleh sosok
menjalankan dan taat terhadap ketentuan-Nya,
manusia ‘normal ‘ di jaman kita.
sebagaimana yang termaktub dalam Qur’an
berikut:
al-Islam.my.id | Edisi 3 | Mei 2014, Rajab 1435
[@rendry]
15