Al-Islam Magazine Edisi 4, Juni 2014 | Page 8

kepemimpinan terjadi, antara imam dan makmum. Bila dalam praktik shalat, imam melakukan kesalahan, makmum memiliki hak dan kewajiban sekaligus untuk mengingatkannya. Sebagai contoh dalam gerakan shalat, misalnya terjadi khilaf seorang imam bangkit berdiri saat ia seharusnya duduk tasyahud awal, makmum harus mengingatkannya dengan membaca subhanallah. Ini berlaku bila makmumnya laki-laki. Bila wanita, cukup ia mengingatkan dengan bertepuk sekali yang memungkinkan didengar imam. Dalam hal terjadinya kesalahan lafadz bacaan yang dikeraskan, maka makmum wajib mengoreksinya dengan membacakan bacaan yang benar pada bacaan yang salah tersebut. Sementara itu, bila imam secara mendadak berhadast, misalnya buang angin, maka dia harus mundur sebagai imam lalu segera berwudlu dan kembali ke barisan jamaah untuk menjadi makmum. Adapun kepemimpinan shalat dilanjutkan oleh makmum yang berdiri tepat di belakang imam. Imam pengganti ini bertugas melanjutkan shalat berjamaah hingga tuntas. Shalat berjamaah juga menjadi cermin adanya dialektika imam atau pemimpin dan jamaah shalat atau masyarakat, serta aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam kehidupan bersama untuk menciptakan harmoni. Ketika kita berada pada situasi sulit untuk menentukan pemimpin, beberapa persyaratan dalam memilih pemimpin shalat bisa kita jadikan acuan untuk mampu secara cermat mengukur kapasitas dan kemampuan figur yang pantas kita jadikan pemimpin kelompok, masyarakat ataupun bangsa. Kewajiban Makmum Makmum, sebagai peserta shalat berjamaah sepenuhnya tunduk dan patuh pada aba-aba dan gerakan imam dalam shalat. Dalam mengikuti gerakan imam tersebut makmum harus mengikuti gerakan dan mengikuti/menghayati bacaan imam (selama bacaan dan gerakan benar). Makmum, dalam hal ini tidak dibolehkan memulai gerakan, bergerak bersamaan dengan imam, apalagi mendahului gerakan imam. Kesatupaduan antara imam dan makmum ini menjadi penjaga ketertiban keseluruhan shalat berjamaah. Pelajaran bagi Kita Sungguh indah praktik shalat berjamaah yang telah diajarkan Islam dan telah sampai kepada kita sebagai pelajaran dalam bermasyarakat. 8 Dengan memahami sepenuhnya makna shalat berjamaah sebagai simbolisasi dari kehidupan bermasyarakat yang luas, beberapa hikmah berikut dapat kita petik dari proses dan aturan baku yang sudah dicontohkan Rasul saw. dalam praktik shalat berjamaah. 1. Sebagaimana memilih imam shalat, kita diminta memilih pemimpin yang akan menjadi pengawal kehidupan harmonis al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014