kepemimpinan terjadi, antara imam dan
makmum. Bila dalam praktik shalat, imam
melakukan kesalahan, makmum memiliki hak
dan kewajiban sekaligus untuk
mengingatkannya. Sebagai contoh dalam
gerakan shalat, misalnya terjadi khilaf seorang
imam bangkit berdiri saat ia seharusnya duduk
tasyahud awal, makmum harus mengingatkannya
dengan membaca subhanallah. Ini berlaku bila
makmumnya laki-laki.
Bila wanita, cukup ia mengingatkan dengan
bertepuk sekali yang memungkinkan didengar
imam. Dalam hal terjadinya kesalahan lafadz
bacaan yang dikeraskan, maka makmum wajib
mengoreksinya dengan membacakan bacaan
yang benar pada bacaan yang salah tersebut.
Sementara itu, bila imam secara mendadak
berhadast, misalnya buang angin, maka dia harus
mundur sebagai imam lalu segera berwudlu dan
kembali ke barisan jamaah untuk menjadi
makmum. Adapun kepemimpinan shalat
dilanjutkan oleh makmum yang berdiri tepat di
belakang imam. Imam pengganti ini bertugas
melanjutkan shalat berjamaah hingga tuntas.
Shalat berjamaah juga menjadi cermin adanya
dialektika imam atau pemimpin dan jamaah
shalat atau masyarakat, serta aturan-aturan yang
harus dipatuhi dalam kehidupan bersama untuk
menciptakan harmoni.
Ketika kita berada pada situasi sulit untuk
menentukan pemimpin, beberapa persyaratan
dalam memilih pemimpin shalat bisa kita jadikan
acuan untuk mampu secara cermat mengukur
kapasitas dan kemampuan figur yang pantas kita
jadikan pemimpin kelompok, masyarakat
ataupun bangsa.
Kewajiban Makmum
Makmum, sebagai peserta shalat berjamaah
sepenuhnya tunduk dan patuh pada aba-aba dan
gerakan imam dalam shalat. Dalam mengikuti
gerakan imam tersebut makmum harus
mengikuti gerakan dan mengikuti/menghayati
bacaan imam (selama bacaan dan gerakan
benar). Makmum, dalam hal ini tidak dibolehkan
memulai gerakan, bergerak bersamaan dengan
imam, apalagi mendahului gerakan imam.
Kesatupaduan antara imam dan makmum ini
menjadi penjaga ketertiban keseluruhan shalat
berjamaah.
Pelajaran bagi Kita
Sungguh indah praktik shalat berjamaah yang
telah diajarkan Islam dan telah sampai kepada
kita sebagai pelajaran dalam bermasyarakat.
8
Dengan memahami sepenuhnya makna shalat
berjamaah sebagai simbolisasi dari kehidupan
bermasyarakat yang luas, beberapa hikmah
berikut dapat kita petik dari proses dan aturan
baku yang sudah dicontohkan Rasul saw. dalam
praktik shalat berjamaah.
1. Sebagaimana memilih imam shalat, kita
diminta memilih pemimpin yang akan
menjadi pengawal kehidupan harmonis
al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014