masyarakat kelak, yakni pemimpin yang
memiliki kapasitas keilmuan paling tinggi
dibandingkan yang lainnya. Jelas sekali
bahwa memutuskan memimpin rakyat
banyak memerlukan kapasitas personal dan
teknis. Sebab itu, secara kalkulatif, pemimpin
yang dikehendaki tentunya diminta untuk
memiliki keunggulan baik konseptual,
administratif hingga implementasinya. Dia
memiliki kapasitas intelektual yang cukup,
memiliki kecakapan dan kecerdasan untuk
mencari jalan keluar dari setiap masalah yang
Foto: @Nuranto
dihadapi masyarakatnya hari ini.
2. Ucapan dan tindakan pemimpin diminta
sepenuhnya benar sesuai dengan aturan
yang ada. Persis dan konsisten. Sudah
selayaknya, ia menjadi teladan kecermatan
dan kelurusan dalam segala pola pikir dan
tindak bagi rakyatnya. Sehingga, ia dengan
mudah bisa menjadi patron, patut dicontoh
al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014
dan diikuti oleh masyarakat luas yang
dipimpinnya. Bagaimana mungkin rakyat
mengikuti perintah pemimpin, jika sang
pemimpin tak memiliki kapasitas bertindak
sesuai aturan yang lurus dan layak menjadi
suri teladan? “Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan
Rasul (Sunnah), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya”. (QS. an-Nisa [4]:59)
3. Seperti imam shalat, pemimpin berada di
barisan paling depan. Komando ada dalam
dirinya. Ini isyarat bahwa pemimpin memiliki
kewenangan penuh dan selalu tampil paling
depan dalam memimpin masyarakatnya
menghadapi tantangan. Berada pada garis
depan perjuangan demi kebaikan dan
kemajuan masyarakat serta berada di garda
depan dalam mengatasi permasalahan yang
beraneka dari rakyat dan bangsanya.
Kewenangan penuh inilah yang akan menjadi
pandu bagi bangsa untuk secara bersama
menyambut perubahan bersama pemimpin
yang amanah dan dapat diandalkan. “Kami
telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada Kami lah mereka
selalu menyembah”, (QS. al-Anbiya [21]:73).
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang makruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar”.
(QS. al-Hajj [22]:41).
4. Posisi wakil, ditunjukkan oleh makmum yang
berada tepat di belakang imam. Orang yang
9