at-Taubah [9]:54). Dengan demikian, yuk kita
periksa diri kita adakah rasa malas ketika azan
telah memanggil kita untuk shalat? Cermati sikap
kita dengan sering mengatakan, koq sudah azan
dzuhur lagi, ya? Atau wah sudah azan ashar lagi,
nih? Juga kebiasaan kita sering menunda-nunda
shalat hingga melakukan shalat jelang akhir
waktu. Bisa jadi hal di atas merupakan indikasi
adanya sifat kemunafikan dalam diri kita, karena
ada unsur malas memenuhi panggilan shalat.
Naudzubillahi min dzalik.
Sebagusnya, bersegeralah mengambil wudlu
sebelum azan, lalu – bagi laki-laki – usahakan
pergi ke masjid – dengan berbusana terbaik dan
memakai wewangian/parfum). Laksanakan
shalat tahiyatul masjid dan menunggu azan
dikumandangkan serta mengikuti shalat
berjamaah. Selesai azan, hendaknya diikuti
shalat sunat qabliyah (shalat sunat rawatib
sebelum shalat fardlu), yaitu khususnya untuk
shalat dzuhur dan subuh (ada yang berpendapat
juga pada shalat maghrib dan isya).
Sikap di atas menunjukkan kesungguhan diri
dalam memenuhi panggilan shalat. Mengenai hal
ini Ibnu Mas’ud ra., menanyakan kepada
Rasulullah saw., katanya, "Saya bertanya kepada
Rasulullah, "Manakah amalan yang lebih utama?"
Beliau menjawab: "Yaitu shalat tepat pada
waktunya." Saya bertanya lagi, "Kemudian
amalan apakah?" Beliau menjawab, "Berbakti
kepada kedua orang tua." Saya bertanya pula,
"Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "yaitu
berjihad fi-sabilillah." (Muttafaq ‘alaih).
Dan Allah telah menyerukan, “Hai orang-orang
beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli” . (QS.
al-Jumuah [62]:9). Hal ini juga merupakan
petunjuk untuk bersegera dalam melaksanakan
shalat.
3. Bersuci. Badan, busana yang dipakai, dan
tempat yang suci adalah prasyarat shalat. Karena
al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014
itu, kita upayakan untuk melaksanakan wudlu
dengan sempurna, agar memenuhi syarat badan
kita suci dari hadas besar maupun kecil. Secara
umum cara berwudlu, termasuk tayamum (jika
tidak ada air yang memadai), telah dipaparkan
dengan gamblang di dalam Al-Qur’an, surah alMaidah [5]:6. Suci lahiriah dan batiniah
merupakan persiapan yang paling baik sebelum
melaksanakan shalat.
Saat Shalat
Berbagai hal menghalangi orang untuk dapat
mencapai kualitas shalat yang kokoh. Termasuk
kita. Oleh karena itu marilah kita periksa,
bagaimanakah adab kita saat melaksanakan
shalat yang mengandung makna kita berhadapan
langsung dengan Allah Swt. dan memanjatkan
serangkaian do’a. Perhatikan beberapa aspek
penting saat kita shalat berikut ini:
1. Khusyuk. Khusyuk menurut istilah syara’
yang mengandung arti keadaan jiwa yang tenang
dan tawadhu’ (rendah hati). Pengaruh khusyuk
dalam hati ini akan menjadi penghulu anggota
tubuh lainnya untuk bisa bersikap khusuk. Dan
suatu pencapaian dalam shalat ini memang
cukup berat namun hal itu merupakan satu
kondisi yang harus kita dapatkan. Di dalam
Qu’ran Allah berpesan, “Dan mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk”. (QS. al-Baqarah
[2]:45). “Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha.
Dan berdirilah (kalian semua) karena Allah (dalam
shalat) dengan khusyuk ” (QS. al-Baqarah
[2]:238). Serta, ‘’Orang yang khusyuk dalam
shalatnya akan memperoleh kemenangan’’ (QS, al
-Mukminun [23]:2).
2. Tumaninah. Tidak sedikit orang
mengerjakan shalat dengan terburu-buru.
Misalnya, dahinya belum sempat menyentuh
lantai (ketika sujud) sudah bangkit lagi. Orang
yang shalatnya tidak tumaninah termasuk yang
lalai dalam shalat (QS. al-Ma’un [107]:5) sehingga
15