termasuk golongan orang yang shalat tetapi celaka (QS. al-Ma’un [107]:4).
Padahal kita diminta untuk senantiasa merujuk kepada shalat Nabi yang tumaninah. “Shalatlah
kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya’’. (HR. Bukhari dan
Muslim). “Kemudian rukuklah dan tumaninahlah ketika rukuk”. (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan
demikian, orang yang shalat dengan tumaninah sesungguhnya termasuk mereka yang menjaga
shalatnya (dilakukan dengan baik). Dan Allah telah menyampaikan, ‘’Bagi mereka dijanjikan akan
memperoleh kemenangan/keberuntungan’’ (QS. al-Mu’minun [23]:9 dan al-Ma’arij [70]:34).
Sesudah Shalat
Akhir dari shalat adalah mengucapkan salam, ditandai dengan ucapan assalaamu ‘alaikum seraya
menengokkan muka ke kanan dan disusul ke kiri sesudah tasyahud akhir. Usai salam, hendaknya kita
jangan terburu-buru pula, langsung bangkit meninggalkan tempat shalat. Namun cobalah untuk
menghentikan ketergesaan dan berdiam diri sejenak untuk:
1. Bertasbih dan berdo’a. Setelah mengerjakan shalat fardlu merupakan salah satu waktu
terbaik untuk berdo’a. Jika selesai shalat tetapi kita masih tetap duduk, untuk berdzikir dan berdo’a,
maka aktivitas kita itu dianggap “masih shalat”. Coba perhatikan hadits berikut: "Dan malaikat itu
mendo’akan kepada seseorang di antara kalian semua supaya mendapatkan rahmat, selama orang itu
masih ada di dalam tempat shalatnya yang ia shalat di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat
itu mengucapkan: ‘Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (HR. Bukhari). Juga
Qur’an mengisyaratkan, “Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai
shalat”. (QS. Qaf [50]:40).
3. Shalat badiyah (shalat sunat rawatib selesai shalat fardlu) setelah berdo’a. Shalat fardlu yang
disertai shalat badiyah adalah Dzuhur, Maghrib dan Isya.
Insya Allah, ketika shalat ditunaikan dengan sebaik-baiknya (sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah saw.) pengaruh atau dampak positif bagi kita dalam pelaksanaan aktivitas di luar shalat
akan terlihat dan terasakan. Maka tidak mengherankan apabila seseorang yang mampu memelihara
shalatnya semenjak persiapan hingga pelaksanaan dan sesudahnya mampu mencegah orang
tersebut dari berbuat fahsya wal mungkar. Nah untuk itu, kita diharapkan mampu memelihara sikap
konsisten dan terus bersabar dalam menegakkan shalat dengan mempertahankan kualitasnya.
Penutup
Shalat wajib 5 waktu disyariatkan di saat Nabi Muhammad saw. mengalami peristiwa isra’ mi