cover story
Tolak Lobi
Pabrik Rokok
Go Ahead!
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi lantang meneriakkan itu. Dia yakin
target aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control)
akan disetujui. Itu terjadi sebelum masa jabatan Kabinet Indonesia
Bersatu II berakhir di 2014 ini.
M
eski ditolak oleh
tiga Kementerian,
namun apa pun
itu, merokok
mestilah dilarang.
Itu karena rokok menyebabkan
penyakit-penyakit berbiaya mahal
. Membebani penderitanya secara
ekonomi, yang dalam istilah WHO,
burden of diseases.
Jalan panjang Kementerian
Kesehatan untuk menerapkan FCTC
8
ini sudah dimulai sejak konvensi ini
ditetapkan tahun 2003. Namun
kuatnya lobi pengusaha rokok
membuat kebijakan ini selalu
gagal. Baru Desember tahun lalu
pemerintah mengesahkan Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang
mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
“Paling tidak pemerintah sudah
sepakat kita harus melindungi
rakyat. Tapi kan FCTC nanti juga
harus melalui DPR,” ujar Mboi dalam
temu media di Kantor Kementerian
Kesehatan, Jl HR Rasuna Said,
Jakarta Selatan.
Ia juga menegaskan, salah satu
penyebab gagalnya adopsi konvensi
ini adalah karena lobi yang kuat dari
industri rokok.
Soal lobi industri rokok memang
bukan hal baru. Utusan khusus
Direktur Jenderal WHO Thomas
AgroFarm l Tahun III l Edisi 42 l Januari 2014